Alasan Tomat Kerap Jadi Bahan Utama dalam Makanan Khas Italia

9 Mei 2021 16:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tomat kalengan Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tomat kalengan Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Sadar atau tidak, hampir di setiap kuliner khas Italia, tomat menjadi bahan utamanya. Sebut saja, pizza atau pasta. Namun, kira-kira apa, ya alasannya? Bahkan sampai seorang koki di Pompeii yakni Paolo Gragmalia, menobatkan tomat menjadi bahan andalan utama dalam tiap masakan Italia.
ADVERTISEMENT
Tomat bagaikan DNA, sudah mendarah daging bagi warga Italia. Tiap makanan khas yang ditemukan kerap menggunakan saus berwarna merah itu. Disebut-sebut, saus tersebut murni terbuat dari tumbuhan keluarga Solanaceae atau tomat.
Mengutip CNN, sebelum tomat dikenal dan menjadi simbol utama pada makanan khas negeri Sepatu Boot itu, rupanya buah ini pernah dianggap beracun. Hingga pada abad ke-19, barulah keberadaannya diakui, baik dalam dunia dapur dan masak-memasak.
Berdasarkan sejarahnya, tomat bukan buah yang berasal dari negara tersebut. Memang menurut Dr Eva Del Soldato, profesor di Universitas Pennsylvania mengatakan bila sejarah kuliner Italia cukup kompleks. Meski saat ini sudah banyak makanan yang terpengaruh akan cita rasa internasional, tapi masakan Italia sampai saat ini masih autentik dengan rasa lokal.
Ilustrasi Tomat Foto: goffkein.pro
Bagi Dr Eva, di balik popularitas tomat sebagai bahan masakan utama pizza maupun hidangan lainnya. Ada hubungan politik yang sebenarnya tersirat dalam sejarah perkembangan buah tersebut hingga akhirnya sampai ke tanah Eropa.
ADVERTISEMENT
Pertengahan tahun 1500, tomat dibawa ke Eropa oleh warga negara Spanyol yang baru saja balik dari Amerika. Lantaran buah itu dianggap berbahaya, maka agak sulit diterima di tengah masyarakat.
Namun, selang 39 tahun kemudian, Eleanor of Toledo, bangsawan Spanyol datang ke Florence untuk menikah dengan Cosimo I de Medici. Keduanya telah membudidayakan tomat di kebun raya Casimo, di wilayah Pisa.
Walau begitu, tetap saja buah merah tersebut masih tak laku di pasaran. Bagi mereka, tomat adalah makanan buruk untuk dikonsumsi. Karena bagaimanapun, mereka berasumsi bahwa tiap hal yang baru dan asing itu selalu menimbulkan kecurigaan.
Pria Palestina mengemas tomat yang dipasarkan oleh pengusaha Palestina secara online dan dikirimkan kepada pelanggan, di Ramallah di Tepi Barat yang diduduki Israel. Foto: MOHAMAD TOROKMAN/REUTERS
Diego Zancani, profesor di Universitas Oxford pun setuju dengan pendapat beberapa masyarakat tersebut. "Meski buah itu menarik, tapi berpotensi membahayakan tubuh, dan tidak cocok bila dijadikan makanan. Akan tetapi, tomat terutama yang mentah punya manfaat baik pada kulit, mungkin karena adanya efek vitamin C," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, tak selamanya tomat selalu dianggap tak layak sebagai bahan masakan. Buktinya, tahun 1694, juru masak Neapolitan Antonio Latini, memberikan beberapa resep lezat saus tomat.
"Jika tomat dicampur dengan bawang dan beberapa bahan herbal. Maka, akan tercipta saus menarik yang dapat digunakan pada hidangan daging rebus. Hal yang tadinya tak begitu enak, justru jadi lebih menarik," tulisnya dalam buku The Modern Steward.
Tomat Foto: Pixabay
Ada untungnya juga saat popularitas tomat semakin meningkat. Lantaran, buah tersebut rupanya membantu masyarakat kurang mampu atau miskin, terbantu asupan makanan kesehariannya. Bagi mereka, tomat sangat enak, dan bisa diawetkan untuk dijadikan makanan jangka panjang.
Memasuki abad ke-19, masyarakat di Eropa mulai menggunakan saus tomat sebagai saus utama ketika memasak pasta. Tak hanya itu, mereka pun kerap memasukkan kacang-kacangan lainnya untuk menambah rasa pada masakan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu di wilayah Tuscan, keberadaan tomat menjamur di mana-mana. Ada kebiasaan tersendiri yang harus diterapkan oleh orang-orang di sana; yaitu, jangan pernah membuang sisa makanan, bila masih tersisa lebih baik campurkan dengan tomat lalu dimasak. Mereka berpikir bahwa tomat adalah makanan yang sarat akan budaya Italia, jadi tak boleh menyia-nyiakannya.
Pengaruh modernisasi sekarang, membuat tomat masuk sebagai produk global. Bahkan, di saat ini, tomat sudah diolah jadi makanan kaleng. Tahun 1800-an, pengusaha asal Amerika banyak mengolah dan memproduksi tomat, lalu mengekspornya ke pasar Eropa.
Ilustrasi Tomat dan Pasta Foto: Pixabay
Di tengah produksi besar-besaran akan tomat yang dilakukan oleh negara lain. Italia sendiri cukup mengandalkan pada satu jenis produk saja. Kalau bertanya kepada mereka mengenai rekomendasi tomat terbaik, maka pilihannya akan jatuh pada Pomodoro Fiorentino.
ADVERTISEMENT
Tomat olahan itu sangat cocok dipadukan dengan ragam jenis hidangan. Terutama jika sudah menyangkut spaghetti, tak salah bila semua orang sangat menyukai spaghetti al pomodoro yang terkenal enak tak ada tanding.
Beberapa juru masak pun setuju, kalau hidangan satu itu tak pernah absen di setiap restoran. Sekalipun restoran berbintang Michelin, rasanya sayang jika melewatkan spaghetti al pomodoro yang diselimuti racikan tomat segar.
Reporter: Balqis Tsabita Azkiya