Alih-alih Dimakan, Tiram Malah Jadi Alat Bantu Menangkap Pencuri di Prancis

9 Januari 2022 11:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tiram mentah dan segar yang masih tertutup Foto: Dok.Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tiram mentah dan segar yang masih tertutup Foto: Dok.Shutterstock
ADVERTISEMENT
Tiram adalah salah satu hidangan laut yang memiliki banyak penggemar. Terlebih, mengolah tiram tergolong mudah, bahkan dimakan mentah saja sudah enak. Salah satu negara yang menjadikan tiram mentah sebagai makanan khasnya, adalah Prancis. Namun, alih-alih menyajikannya sebagai makanan lezat, tiram justru menjadi alat bantu untuk menangkap pencuri.
ADVERTISEMENT
Mengutip Food and Wine, beberapa tahun lalu diketahui seorang pencuri telah mengincar tempat budidaya tiram milik Christophe Guinot. Pencuri pun berhasil mencuri lebih dari 6.000 pon tiram yang Guinot pelihara di Port-Leucate, pantai Mediterania Prancis.
Alih-alih memberi tahu polisi, memasang sistem keamanan baru, atau menanamkan pelacak berteknologi tinggi di cangkang tiram, Guinot justru memutuskan untuk mencoba solusi unik. Ia mencoba dengan menulis beberapa catatan dan menempelkannya dalam cangkang tiram kosong.
Pada kertas itu, ia menuliskan bahwa siapa pun yang menemukan secarik kertas itu akan memenangkan hadiah menarik. Ya, Guinot seolah-olah membuat undian palsu untuk bisa menjangkau para pencuri. Tak ketinggalan, Guinot memberikan nomor teleponnya dalam kertas itu, agar seseorang yang menemukannya bisa langsung menelepon.
Ilustrasi tiram Foto: pixabay.com
Menurutnya, cara ini cukup menghalangi niat para pencuri untuk melakukan aksinya. Ia juga menambahkan, kasus pencurian tiram hampir tidak ada lagi setelah ia mulai memasukkan kertas itu ke dalam cangkang kosong pada tahun 2016.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, bila ada seseorang yang menelepon, mereka akan ditanya mengenai di mana mereka membeli tiram berhadiah tersebut. Jika mereka membeli tiram di vendor yang tidak didistribusikan oleh Guinot, maka orang tersebut akan diberi tahu bahwa mereka telah membeli tiram curian; dan diminta untuk segera memberi tahu polisi untuk mencoba melacak pencurinya.
Cara yang dilakukan Guinot rupanya terbukti ampuh. Beberapa petani tiram lainnya pun telah mengadopsi ide tersebut. Diketahui, pencurian tiram di wilayah Languedoc telah menurun drastis dalam tiga tahun terakhir. Meskipun undian palsu itu tampaknya berhasil untuk Guinot, petani tiram lainnya pernah mencoba solusi yang juga melibatkan teknologi untuk menghentikan pencuri tiram.
Ilustrasi Pencuri. Foto: Pixabay
Misalnya, pada tahun 2014, keluarga Gillardeau menginvestasikan lebih dari EUR 4 juta atau setara dengan Rp 65 miliar untuk membeli laser. Sehingga dapat mengukir cangkang tiram dengan laser dalam upaya untuk mencegah pemalsuan.
ADVERTISEMENT
Penggunaan kertas untuk hadiah palsu adalah inovasi Guinot yang bertujuan untuk menangkap pencuri. Guinot juga memiliki inovasi lain terkait dengan produksi seafood-nya itu. Lebih dari satu dekade lalu, ia mulai membudidayakan tiram berbentuk hati yang bisa dibeli restoran untuk disajikan di Hari Valentine.
Ia mendapat ide menarik itu setelah istrinya memberinya tiram berbentuk hati yang ia temukan. Dari situlah ia memutuskan untuk menemukan cara untuk berbagi cinta lewat tiramnya. Proses pembentukan cangkang pun dibuat sedemikian rupa dan begitu dirahasiakan.
"Saya menjualnya dengan harga yang sama dengan yang lain meskipun mereka bekerja tiga kali lebih banyak. Saya tidak melakukannya demi uang. Ini kelanjutan dari romansa yang indah. Saya suka berpikir bahwa orang yang memesannya memiliki emosi yang sama seperti yang saya rasakan ketika istri saya memberi saya tiram berbentuk hati itu,” tutup Guinot.
ADVERTISEMENT
Reporter: Destihara Suci Milenia