news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Apa Itu Sustainable Food?

6 Juli 2018 17:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sustainable food (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Sustainable food (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Konsep mengenai pangan berkelanjutan atau sustainable food kini tengah marak dan sedang ramai digalakkan. Dan mungkin, banyak yang bertanya-tanya, apa sebenarnya sustainable food itu?
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman Martha Stewart, sustainable food merupakan produksi bahan pangan, serat, atau produk hewani serta nabati lain yang diolah dengan teknik khusus untuk menjaga lingkungan, kesehatan masyarakat, kesehatan, dan kesejahteraan hewan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga agar nantinya bahan pangan tersebut tetap tersedia dan melimpah bagi generasi mendatang.
Apa saja contohnya? Banyak sekali. Pada dasarnya sustainable food tidak fokus terhadap jenis makanannya, namun lebih kepada bagaimana makanan tersebut dihasilkan dan diolah. Kentang, misalnya. Penanaman kentang yang dilakukan secara organik dan ramah lingkungan, lalu diolah dengan teknik memasak yang sebisa mungkin memanfaatkan seluruh bagiannya--bahkan kulitnya, hingga tak tak menyisakan limbah.
Sustainable food (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Sustainable food (Foto: Thinkstock)
Sebenarnya, konsep pangan berkelanjutan ini cukup luas, karena tak hanya menyangkut makanan yang ramah lingkungan saja, namun juga nilai gizi dan bagaimana pengolahan dari limbah makanan agar tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
ADVERTISEMENT
Lebih dari itu, konsep sustainable food juga mampu mensejahterakan petani lokal. Bagaimana bisa? Sustainable food sangat menjaga lingkungan, salah satunya adalah dengan mengurangi polusi dari pengiriman barang. Otomatis, bahan makanan yang digunakan menggunakan produk lokal.
Selain kualitasnya lebih terpercaya, produk lokal juga tidak membutuhkan jarak pengiriman yang jauh, sehingga meminimalisir polusi yang dihasilkan saat distribusi barang. Dan, para petani lokal ini tentu ikut merasakan dampak positif dari penjualan hasil kebun mereka.
Sustainable food (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Sustainable food (Foto: Thinkstock)
Nah, ternyata, dampak dari sustainable food ini sangat besar, lho. Di luar berbagai manfaat yang telah disebutkan sebelumnya, produksi sustainable food ternyata juga memberikan andil yang cukup besar bagi negara berkembang.
Ya, meski perawatan dan penanaman organik dalam konsep mungkin memakan biaya yang tak sedikit, namun dapat meningkatkan perekonomian negara. Kualitas dari produk makanan yang dihasilkan jelas lebih baik, dan berujung pada peningkatan harga jual. Dilansir The Ecologist , peningkatan kualitas pertanian ini secara tak langsung akan berdampak pada perekonomian negara berkembang, mengingat sebagian besar negara berkembang bergantung pada hasil pertanian mereka.
Sustainable food (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Sustainable food (Foto: Thinkstock)
Yang terpenting, sustainability food mampu menjamin ketahanan pangan suatu negara dalam jangka panjang. Tentu sudah jadi rahasia umum bila negara berkembang kerap kali mengalami kesulitan dalam menyediakan pangan yang cukup bagi penduduknya.
ADVERTISEMENT
Studi dari American Chemical Society’s dalam jurnal Environmental Science & Technology bahkan mengungkapkan, hasil pertanian dengan metode sustainability agriculture--sistim pertanian organik untuk menghasilkan sustainable food--meningkat hingga 80 persen.
Terciptanya ketahanan pangan ini akan merembet ke hal baik lainnya, seperti peningkatan kesejahteraan penduduk, hingga manfaat-manfaat lainnya.
Hmm, pepatah 'urusan lancar kalau perut kenyang' sepertinya memang terbukti, ya.