Asal-usul Sarden Kalengan, Makanan Tentara yang Jadi Andalan Rumah Tangga

7 Desember 2020 16:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sarden kalengan Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sarden kalengan Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Sarden kalengan kini tengah menjadi perbincangan hangat. Hal ini terjadi sejak Menteri Sosial, Juliari Batubara ditetapkan menjadi tersangka atas kasus dugaan suap pengadaan bantuan sosial (bansos) COVID-19 untuk Jabodetabek, dengan dugaan total korupsi mencapai Rp 17 miliar.
ADVERTISEMENT
Berita ini menjadi semakin membuat masyarakat geram setelah banyak warga yang membagikan pengalamannya menerima bansos. Mengutip kumparanBisnis, Yuniati (48), seorang warga Cilebut, Kabupaten Bogor, adalah salah satu penerima bansos yang menyayangkan dengan kualitas sembako yang diterimanya —terutama kualitas ikan sarden.
"Dari sarden kaleng kecil yang dibagikan, pas dituang ke wadah, isi ikannya hanya sesendok makan. Sisanya kuah tapi encer banget kayak air," kata Yuniati kepada kumparan, Minggu (6/12).
Ilustrasi sarden kaleng. Foto: Shutterstock
Sarden kalengan yang berkualitas baik sepatutnya terisi penuh dan utuh. Tak hanya sebagai penghilang lapar, makanan praktis ini juga mengandung omega-3 yang dapat menjaga kesehatan jantung, menurunkan lemak, dan mencegah penyumbatan darah. Namun, sejak kapan sebenarnya sarden hadir sebagai makanan dalam kemasan kaleng?
ADVERTISEMENT
Mengutip buku “The Amazing Story of The Stavanger Sardine Industry” yang diterbitkan Norsk Hermetikkmuseum, produksi sarden kalengan sudah dimulai di Prancis pada tahun 1830. Sarden direbus dalam minyak zaitun, sebelum dikemas dalam kaleng atau wadah kaca, dan dipanaskan kembali dalam panci terbuka. Namun, kisah awal produksi sarden kalengan rupanya berbeda-beda di setiap negara.
Sampai sekarang, beberapa negara bahkan menjual sarden dari jenis ikan kecil berbeda. Produsen sarden di Portugal, Spanyol, dan Prancis menjual pilchards —ikan yang gemuk dan beraroma, biasanya berisi 3-5 untuk satu kaleng. Di pantai timur Amerika, sarden kaleng sebenarnya adalah ikan haring Atlantik Utara. Sedangkan, di Norwegia, sarden adalah Brislings —ikan kecil asli Laut Utara.
ADVERTISEMENT

Penemuan inovasi sarden kalengan di Prancis untuk tentara

Ikan Sarden Foto: Shutter Stock
Mengutip beberapa sumber, teknik pengalengan ditemukan oleh Nicolas Appert pada tahun 1810. Laki-laki ini dianugerahi hadiah 12.000 franc, yang dijanjikan Napoleon kepada siapa pun yang menemukan metode pengawetan makanan.
Nicolas Appert, yang berasal dari Prancis, memulai karier sebagai koki profesional. Lalu, setelah dia pindah ke Paris, dia mulai mendirikan toko kembang gula. Ia memulai eksperimen dengan menyimpan permen dalam gula. Dalam bukunya Pickled, Potted and Canned, Appert mengatakan "bertekad untuk menemukan cara agar makanan berhasil (awet) tanpa merusak rasa atau teksturnya.”
Di tempat lain, tepatnya di Prancis Utara sepanjang pantai Breton, para nelayan biasanya menggoreng sarden, lalu memasukkan dalam toples tanah liat untuk mengawetkannya. Joseph Colin, teman Nicolas Appert, kemudian menggabungkan konsepnya dengan metode konservasi Breton tersebut untuk menciptakan sarden kalengan.
ADVERTISEMENT
Jadi, berkat Appert dan Colin, sarden kaleng dengan cepat menjadi populer di Prancis, khususnya di kalangan tentara yang membutuhkan makanan instan dan tahan lama. Pada tahun 1836, Colin telah memproduksi sekitar 30.000 kaleng setahun dan memiliki 30 pabrik kecil lain. Dengan catatan, setiap kaleng dibuat dengan tangan sebelum menjadi kemasan kokoh. Sarden juga ditempatkan satu per satu ke dalam kaleng dan di tutup solder.
Selama puluhan tahun, sarden-sarden tersebut turut diimpor ke Amerika Utara. Namun, saat perang Franco-Prussia pada tahun 1870 meledak, bisnis impor menjadi terganggu —menciptakan kesempatan bagi pengusaha Amerika. Di AS, Julius Wolff mendirikan Eagle Preserved Fish Company, salah satu usaha sarden kalengan baru.

Amerika Serikat dan industri ikan sarden kalengan

Ilustrasi ikan sarden. Foto: Pixabay
Pada Februari 1876, industri sarden di Amerika Serikat pertama kali dijalankan oleh Julius Wolff —ikan sarden pertama kali dikemas dalam kaleng dan diperjualbelikan. Dalam laman Bridgewater State University, Julius Wolff dan Henry Sellman mulai melakukan eksperimen dengan metode 'Rusia' untuk pengalengan ikan dalam minyak —di bawah arahan perusahaan Eagle Fish di Easport, Maine.
ADVERTISEMENT
Setahun kemudian, mereka berhasil membuka sebuah pabrik pengalengan sarden pertama. Perusahaan tersebut kemudian mengoperasikan 18 anak pabrik dengan bidang yang sama. Dari sana, bisnis sarden kalengan mulai berkembang dan pada awal 1880-an, ada puluhan pabrik pemrosesan yang sama muncul di daerah Maine.

Jatuh bangun komoditas sarden sebagai makanan kalengan

Ikan Sarden Foto: Nguyen Linh
Selain sebagai sumber makanan kalengan bagi jutaan tentara dalam perang dunia, sarden juga menjadi bahan pangan yang diperjualbelikan —menjadikannya sangat populer di wilayah pasifik dan melahirkan banyak industri serupa.
Pada abad ke-20, sarden kalengan telah menjadi sumber penghidupan bagi ribuan orang dan para nelayan. Industri perikanan sarden California menjadi salah satu yang terbesar di negara-negara Barat saat itu. Pada tahun 1936-1937, nelayan dapat menangkap 726.000 ton ikan sarden.
ADVERTISEMENT
Namun, secara tiba-tiba, populasi ikan sarden menurun, dan industri pun runtuh pada awal tahun 1950-an, seperti dikutip dari LA Times. Memperbaiki hal tersebut, pemerintah kemudian memberlakukan pembatasan dan moratorium penangkapan ikan sarden pada tahun 1967 hingga 1986 —sehingga ikan ini dapat kembali diperjualbelikan.
Meskipun tidak sebesar dulu, ikan sarden akhirnya dapat kembali menjadi produk makanan kaleng favorit. Hingga sekarang, produk yang awalnya untuk makanan para tentara ini telah berubah menjadi bahan pangan praktis nan lezat bagi masyarakat dunia.
Reporter: Natashia Loi