news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Bawa Muffin McD di Koper, Wisatawan Ini Bayar Rp 29 Juta Saat Tiba di Australia

3 Agustus 2022 16:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Australia Murray Watt. Foto: Instagram/@murraypwatt
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Australia Murray Watt. Foto: Instagram/@murraypwatt
ADVERTISEMENT
Membawa makanan di tas mungkin sudah biasa, tapi gara-gara membawa McD McMuffin di kopernya seorang wisatawan yang baru tiba di Australia harus mengalami pengalaman kurang menyenangkan. Dirinya diminta membayar denda sebesar 2.000 dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp 29 juta.
ADVERTISEMENT
Sudah sewajibnya ketika kamu berkunjung ke luar negeri untuk mematuhi segala peraturan yang berlaku. Bahkan setibanya di bandara yang kamu kunjungi akan ada beberapa peraturan guna menjaga keamanan negara tersebut.
Mengutip Channel News Asia, pengalaman tidak menyenangkan dirasakan oleh seorang turis yang datang dari Bali dan melakukan perjalanan ke Australia. Dirinya kedapatan menyelundupkan salah satu menu McD yakni McMuffin di dalam kopernya.
Hal tersebut diungkap oleh Zinta, seekor anjing pendeteksi biosekuriti. Anjing ini mengendus bau daging dan telur saat memeriksa koper wisatawan yang baru tiba di Bandara Internasional Darwin itu (1/8). “Ini akan menjadi makanan Maccas termahal yang pernah dimiliki penumpang ini,” ujar Murray Watt selaku Menteri Pertanian Australia.
Ilustrasi Menu McDonald's McMuffin Foto: Shutterstock
Buntut dari membawa makanan cepat saji tersebut membuat turis itu harus membayar denda sebesar 2.000 dolar Amerika atau setara dengan Rp 29 juta. Namun bila dia tidak bersedia membayar denda, pilihan lainnya dia harus melakukan penerbangan kembali ke Bali.
ADVERTISEMENT
Australia memang memiliki undang-undang biosekuriti yang ketat untuk melindungi pertanian negara tersebut. Hal itu dilakukan supaya pertanian di negara tersebut terbebas dari hama dan virus penyakit impor.
Ilustrasi daging sapi burger. Foto: Shutter Stock
Terlebih, sedang maraknya wabah penyakit mulut dan kuku yang juga terjadi di Indonesia. Semua daging yang diimpor harus melalui berbagai macam pemeriksaan guna menghindari kemungkinan menyebarnya wabah ini di Australia.
Memang penyakit ini tidak menimbulkan risiko bagi manusia. Namun, penyakit mulut dan kuku (PMK) ini sangat berisiko untuk hewan ternak. Terlebih Australia terkenal sebagai salah satu pengekspor daging sapi terbesar. Sehingga negara ini merasa perlu menjaga dengan baik agar peternakan mereka bebas dari penyakit berbahaya tersebut.
Penulis: Monika Febriana