Bebas dari Alkohol dan Narkoba, Chef Ini Bangun Restoran untuk Kesehatan Mental

26 Juli 2022 18:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi chef Foto: dok.shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi chef Foto: dok.shutterstock
ADVERTISEMENT
Pernah terpuruk dalam kecanduan alkohol dan narkoba, membuat chef asal Pakistan ini kembali bangkit dan mendirikan restoran bertemakan kesehatan mental. Uniknya, dia juga membuka konseling untuk para pekerja restoran yang menderita gangguan kesehatan mental.
ADVERTISEMENT
Kerasnya dunia kuliner, kerap menimbulkan masalah kesehatan mental bagi para pelakunya. Tidak jarang, banyak kasus bunuh diri yang diakibatkan oleh tekanan dari kerasnya dapur panas industri restoran. Minuman keras dan narkoba pun sering menjadi pelarian bagi para pekerja restoran.
Mengutip Huffpost, studi dari The Substance Abuse and Mental Health Services Administration (SAMHSA) pada tahun 2015, menunjukkan bahwa terdapat tingginya penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang pada pekerja restoran.
Menyadari itu, pada tahun 2019 seorang chef asal Pakistan yaitu Zia Sheikh, membuka restoran After Hours yang menyediakan jasa konseling gratis dan terjangkau untuk pekerja hotel serta restoran. Ternyata pembangunan restoran ini juga berdasarkan kisah pribadinya yang pernah terpuruk dalam lembah kelam alkohol dan narkoba.
ADVERTISEMENT
Chef Zia menceritakan bahwa dia mengalami depresi setelah melalui banyak hal. Dimulai dari dirinya yang harus kehilangan ayahnya di usia 16 tahun. Dia pun juga pernah mencoba untuk bunuh diri di usia 19 tahun.
Chef Zia menyadari ketertarikannya dalam dunia memasak di usia 10 tahun. Namun sayangnya, saat kuliah dirinya banting setir dengan masuk ke jurusan teknik. Seiring berjalannya waktu, ternyata jurusan teknik bukanlah apa yang dia sukai dan membuatnya bahagia. Pada akhirnya, chef ini memutuskan untuk berhenti kuliah dan kembali ke dunia kuliner sebagai gantinya.
Industri restoran terkenal dengan langkah yang cepat dan stress yang tinggi. Hal tersebut menjadikan narkoba atau minuman alkohol menjadi hal yang normal. Setelah 10 tahun berada di dunia ini, chef Zia menyadari bahwa dirinya kecanduan alkohol. Hidupnya sebagai koki berputar pada pulang kerja, mabuk-mabukan, lalu kembali bekerja lagi.
Ilustrasi chef bekerja di dapur profesional. Foto: Shutter Stock
Kemudian di 2015, chef Zia hampir tidak sengaja bunuh diri karena mabuk. Saat itu, dirinya mabuk berat hingga akhirnya pingsan dan kedinginan di luar bar. Tiba-tiba datanglah seseorang yang menolong chef ini dan menyelamatkan hidupnya.
ADVERTISEMENT
Keterpurukan tidak sampai di situ, pada tahun 2016-2018 kondisi mental koki ini semakin memburuk. Dirinya yang terkenal sebagai chef yang baik hati, kemudian menjadi manajer toxic yang suka membentak karyawan dan orang di sekitarnya. Tibalah di 2018, di mana dia harus kehilangan pekerjaannya sebagai chef.
Menyadari hal yang tidak beres dari dirinya, chef Zia akhirnya memutuskan untuk memulai terapi. Selama enam bulan terapi, dirinya menemukan banyak cara untuk membantu orang lain dan dirinya sendiri. Oleh karena itu, dia mendirikan restoran After Hours yang menyajikan konseling bagi para pegawai restoran dan hotel.
Meskipun banyak yang menghujat usaha chef ini karena berurusan dengan kesehatan mental. Nyatanya, semenjak pandemi menyerang banyak orang yang bermasalah dengan mentalnya akibat hilangnya pekerjaan mereka. Lalu di sinilah, chef Zia membantu orang di sekitarnya terutama para pekerja di industri kuliner yang mengalami masalah emosional.
ADVERTISEMENT
Penulis: Monika Febriana