Beberapa Resto di AS Anjurkan Non Tunai karena Virus Corona, Perlukah?

13 Maret 2020 14:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi struk membeli kopi di kafe bandara Foto: Unsplash/Carli Jeen
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi struk membeli kopi di kafe bandara Foto: Unsplash/Carli Jeen
ADVERTISEMENT
Wabah virus corona yang merebak di Indonesia, harusnya bikin kita lebih waspada. WHO telah resmi menetapkan wabah virus corona SARS-CoV-2 menjadi pandemi. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu (11/3).
ADVERTISEMENT
Pada hari itu, virus corona telah menginfeksi 121.564 orang di seluruh dunia, yang 4.373 orang di antaranya meninggal dunia dan 66.239 orang dinyatakan sembuh.
Salah satu cara mencegah penularan virus ini adalah dengan mengurangi kontak langsung. Belajar dari kasus corona pertama di Indonesia yang diidap oleh seorang WNI yang sempat kontak dengan seorang WN Jepang di sebuah kegiatan sosial pada 14 Februari 2020.
WN Jepang tersebut diketahui menetap di Malaysia dan divonis positif corona pada 28 Februari 2020 dan menjadi pasien kasus ke-24.
Tak heran kalau restoran dan tempat makan mulai ketar-ketir; mereka mencari cara agar meminimalisir potensi penularan pandemi COVID-19.
Di Amerika, beberapa resto mendorong para pelanggan untuk membayar dengan kartu kredit, debit, atau app pembayaran. Sebagian lainya mengeluarkan kebijakan untuk tidak membayar tunai agar membatasi pertukaran virus dan bakteri selama transaksi.
ADVERTISEMENT
The Purple House di Maine misalnya, mereka mendorong pengunjungnya untuk menggunakan pembayaran tanpa kontak. "Kami juga akan meminta kamu mempertimbangkan untuk membayar dengan kartu kredit atau Mobilepay untuk menghindari penanganan uang tunai sebagai sarana perlindungan bagi komunitas kami," tulisnya.
Di samping itu, The Purple House juga tidak menggunakan peralatan makan yang bisa dipakai berulang kali.
Churn Ubran Creamery di San Fransisco juga menuliskan bahwa mereka mendorong pengunjung untuk menggunakan pembayaran tanpa kontak, "menerima uang memberikan risiko terhadap staf dan pengunjung lainnya."

China lakukan sterilisasi terhadap uang kertas

Sebelumnya, dikutip dari CNN, People’s Bank China sebagai regulator perbankan Negeri Tirai Bambu pada Sabtu (15/2).
Dalam pernyataan resminya, setiap bank di China diperintahkan untuk mensterilkan seluruh uang tunai dengan sinar ultraviolet dan suhu tinggi, kemudian menyimpannya selama 7-14 hari sebelum diedarkan kepada nasabah. Aturan tersebut sebagai upaya mengendalikan penyebaran virus corona.
Petugas kepolisian menggunakan masker dan alat pelindung memeriksa kendaraan mobil antisipasi penyelundupan hewan liar di pintu tol Wuhan, Hubei, China. Foto: REUTERS / David Stanway
Aturan ini juga berlaku untuk uang yang sudah terlanjur beredar di masyarakat. Misal, uang yang berasal dari area dengan risiko terinfeksi tinggi, seperti rumah sakit dan pasar basah, akan diperlakukan secara khusus dan dikirim kembali ke bank sentral, alih-alih disirkulasi ulang.
ADVERTISEMENT
Bank sentral cabang Guangzhou bahkan akan langsung menghancurkan uang yang dinilai berpotensi tercemar virus, tanpa sterilisasi terlebih dahulu.

Apa kata studi?

Ilustrasi suasana kafe. Foto: Niken Nurani/kumparan
Sebenarnya, belum ada bukti virus corona penyebab penyakit COVID-19 menular dari benda ke manusia. Namun, bukan berarti virus tidak bisa hidup saat menempel pada benda mati.
Virus corona dilaporkan dapat bertahan hidup pada benda mati hanya untuk sementara saja. Riset peneliti di Leibniz University Hanover menyebut, beberapa virus corona dapat hidup di sebuah ruangan dengan suhu tertentu selama sembilan hari. Tetapi, rata-rata ia hanya mampu hidup antara empat hingga lima hari saja.
Penelitian tersebut juga mengungkap, virus berhasil bertahan di sejumlah benda mati, seperti baja, alumunium, kertas, kayu, plastik, lateks, dan kaca. Profesor Günter Kampf dari Institute of Hygiene and Environmental Medicine di Rumah Sakit University of Greifswald menuturkan, suhu rendah dan kelembapan udara semakin meningkatkan usia virus.
ADVERTISEMENT

Jadi, apa yang harus kita lakukan?

com-Ilustrasi uang tunai Foto: Shutterstock
Ada banyak berita simpang siur terkait uang kertas sebagai alat penularan virus corona. Misalnya saja saat Telegraph, pada 2/3, mengatakan bahwa WHO memberikan rekomendasi untuk melakukan pembayaran tanpa kontak.
Dalam artikel tersebut ditulis bahwa uang kertas mungkin menyebarikan virus corona baru.
Namun, WHO menampik laporan Telegraph itu. Dalam sebuah berita di MarketWatch, juru bicara WHO mengungkap bahwa mereka tak pernah mengeluarkan peringatan tentang hal tersebut.
"Kami ditanya apakah kami pikir uang kertas dapat mengirimkan COVID-19 dan kami mengatakan kamu harus mencuci tangan setelah memegang uang, terutama jika memegang atau makan makanan," katanya.
Jadi, lebih baik kamu mulai waspada terhadap apa pun yang kamu pegang. Sebaiknya bila melakukan pembayaran dengan uang kertas atau mengambil uang kembalian, cucilah tangan terlebih dahulu. Mari lawan virus corona dengan jaga kebersihan.
ADVERTISEMENT