Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Berbisnis Kuliner Saat Pandemi ala Chef Degan dan Ella Bustami Pejuang Kanker
18 November 2020 12:54 WIB
ADVERTISEMENT
Sejak delapan bulan pandemi berlangsung, bisnis kuliner online menjadi salah satu usaha yang laris peminat. Menjadi alternatif untuk meningkatkan pendapatan di tengah masa sulit. Apalagi, untuk menjalankan bisnis kuliner online sejatinya kita tak memerlukan modal besar. Promosi melalui media sosial juga bisa dilakukan secara gratis. Wajar kalau cara berusaha satu ini menjadi tren baru saat pandemi.
ADVERTISEMENT
Bahkan mereka yang telah berbisnis kuliner offline kini ikut ambil jalur di dunia online. Seperti celebrity chef Degan Septoadji, yang juga memiliki usaha @nasibagoes. Saat mengisi webinar Unstoppable Life, Unstoppable Passion yang digelar oleh FWD bersama kumparan, laki-laki berusia 53 tahun itu mengaku turut melakukan perubahan ke jalur online sebagai sebuah antisipasi cepat untuk bisnisnya di tengah pandemi.
"Saya sendiri juga harus mengubah, tadinya jual makan di restoran, saya harus berubah online. Platformnya sudah ada, e-commerce yang support bisnis kuliner juga ada untuk memudahkan kita jualan lebih banyak. Kita juga bisa jualan di chat grup," katanya.
Hampir mirip dengan Chef Degan, Ella Bustami pemilik usaha @Ella.klappertaart juga memantapkan diri untuk berbisnis kuliner online. Bahkan, ia yang mengaku sebagai pribadi pendiam merasa lebih nyaman menjalankan usaha daring ini sejak awal.
ADVERTISEMENT
“Sejak awal saya menetapkan maunya online karena saya memang orangnya introvert, pendiam. Dengan online saya bisa mengeksplor diri, bahkan sekarang hanya online saja. Mungkin, nanti pengin punya kafe dan toko kue,” ujarnya.
Sebagai pelaku bisnis kuliner online , keduanya mengaku pernah mengalami masa sulit saat berjuang membesarkan usaha tersebut. Misalnya Ella, adalah perempuan berusia 48 tahun, seorang single parent yang juga merupakan cancer survivor. Ella pernah mengalami masa kelam saat dirinya diagnosa kanker, setelah sempat menjalankan operasi pengangkatan kista di indung telurnya berkali-kali.
Ella yang saat itu masih bekerja di sebuah perusahaan swasta, merasa terpuruk lantaran ia masih pengin memiliki keturunan. Kecemasan berlebihan akibat penyakitnya tersebut juga membuat Ella perlu menjalankan terapi ke psikiater.
ADVERTISEMENT
Di tengah kesulitannya Ella pun memahami bahwa masalah yang ia alami semua berasal dari hati. "Dua tahun itu saya menstabilkan diri. Dan berpikir, apa pun masalahnya, itu semua berasal dari hati, makanya untuk semua cancer survivor harus semangat dan positif thinking," ucapnya.
Selain Ella, rupanya ibu dari Chef Degan juga merupakan pejuang kanker kulit. Sebagai seorang anak, Chef Degan harus menyemangati sang ibu meski dalam jarak jauh; lantaran ibunya berada di Jerman. Berkomunikasi melalui video call menjadi caranya menyemangati sang ibu, meski dirinya ikut terpuruk.
Di tengah kesulitan tersebut, keduanya menyadari perlu bangkit dan menjalankan hidup kembali. Perlahan semangat itu pun dirasakan lagi oleh Chef Degan maupun Ella. Semangat yang menyertai keduanya membawa Chef Degan serta Ella bisa bangkit dan bahkan kini mampu berkarya di dapur rumah masing-masing.
ADVERTISEMENT
Berani memulai bisnis dan jangan takut jatuh meski di tengah pandemi
Menurut Chef Degan, berbisnis kuliner online di tengah pandemi selain bisa membangkitkan ekonomi, juga membuat seseorang mampu belajar tentang hal-hal baru. Mulai dari menciptakan masakan yang enak, marketing tepat, dan memupuk keberanian.
“Banyak sekali orang-orang yang sekarang mungkin tadinya cuma bikin kue untuk keluarga dan teman, lalu kini jadi jualan. Bahkan karena sedang tren, bagi sebagian orang berbisnis kuliner malah bikin sukses. Sekaligus bisa mengisi aktivitas di rumah,” tuturnya.
Untuk itu, sebagai pelaku usaha kuliner online keduanya pun membagikan tips sesuai dengan pengalaman masing-masing. Mulai dari Chef Degan yang menekankan pentingnya kesehatan mental dalam menjalankan usaha. Menurutnya, seorang pebisnis tak boleh takut akan kritik. Sepatutnya, pebisnis kuliner online baru harus menerima kritik dan saran. Melalui kritik dan saran tersebut, lanjutnya, coba untuk memperbaiki produk hingga sesuai dengan pasar.
ADVERTISEMENT
Bukan cuma itu, chef yang menjadi juri dalam ajang memasak di salah satu stasiun televisi swasta itu menyarankan untuk memperhatikan pula tampilan makanan, serta bungkus produk. Pastikan keduanya menarik.
Tak kalah penting, adalah service kepada customer. “Dan juga yang sangat penting adalah service yang kita berikan. Misalnya, kita bisa kasih service kejutan seperti tiba-tiba mengantarkan langsung makanan ke pelanggan,” tambahnya.
Menambahkan Chef Degan, sesuai pengalamannya, Ella mengingatkan untuk jangan terburu-buru melakukan promosi besar-besaran. Seperti dirinya yang diawal menjalankan bisnis hanya bermodalkan promosi dari mulut ke mulut. Perlahan, Ella membuka peluang dengan menjadi sponsor di seminar wirausaha yang ia ikuti.
“Waktu memulai usaha saya banyak ikut seminar marketing. Saya promo di acara seminar itu dengan menyediakan snack di acara tersebut.Saya saat itu enggak mikirin, yang penting orang mengenal produk saya dulu. Jadi, saya saat itu sebagai peserta seminar sekaligus sponsor, sekali seminar ada 50 peserta. Menurut saya itu lebih efektif daripada iklan,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Ella yang mengaku menikmati proses dalam mengembangkan usahanya tersebut juga melihat, bahwa menjalankan bisnis kuliner, kuncinya seorang pelaku harus sabar, semangat, konsisten, dan tekun. Untuk meningkatkan semangatnya, Ella kerap mengingat orang tersayang, yakni anaknya yang kini duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.
Memfasilitasi semangat para pebisnis kuliner, terutama mereka yang memiliki kebutuhan khusus seperti Ella, FWD turut menyemangati dengan memberikan perlindungan lebih. Melalui FWD Cancer Protection, Maika Randini Chief Marketing Officer FWD Life turut menjelaskan dalam acara tersebut, bahwa produknya bertujuan membantu meringankan perjuangan para penderita kanker yang masih memiliki semangat tinggi.
Sebab, menurutnya, mengidap penyakit mematikan seperti kanker membutuhkan perjuangan sangat ekstra. Salah satunya yang kerap membebani adalah biaya pengobatan. Namun, dengan jenis asuransi baru dari FWD ini pasien bisa mendapatkan berupa 100 persen uang pertanggungan. Bahkan sejak didiagnosa awal.
ADVERTISEMENT
"Ini perlindungannya bisa langsung dibeli secara online, mudah beneran, tujuan kita ingin mengubah pandangan masyarakat tentang asuransi. Kita juga merasakan bagaimana struggle-nya (pada penderita kanker). Kita enggak tahu seberapa butuh kita akan asuransi sampai, amit-amit, kita mendapatkannya. Terlebih produk kita simpel, jadi ketika kita tahu atau orang tersayang mereka dapat penyakit itu, saat itu yang kita bisa langsung taking care that issue dengan cepat," terang perempuan yang akrab disapa Kiki itu.
Dengan begitu, diharapkan para cancer survivor bisa tetap semangat melanjutkan pengobatan. Setelah sembuh, mereka pun bisa melakukan kembali kegiatan positif sesuai passion masing-masing. Sebab, Unstoppable Life, Unstoppable Passion!