Cara Menjaga Kesehatan Keluarga di Fase Adaptasi Kebiasaan Baru

18 Agustus 2020 9:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menjaga kesehatan keluarga memasuki fase adaptasi kebiasaan baru. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Menjaga kesehatan keluarga memasuki fase adaptasi kebiasaan baru. Foto: Shutterstock
Saat ini, beberapa wilayah di Indonesia sudah memasuki fase adaptasi kebiasaan baru (AKB). Aktivitas di pusat-pusat keramaian seperti pasar, pusat perbelanjaan modern, restoran, hingga objek wisata pun mulai kembali normal dengan tetap menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Meski begitu, sejatinya virus yang menyerang sistem pernafasan ini belum benar-benar hilang. Bahkan dari data yang diterbitkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, hingga saat ini kasus positif COVID-19 masih berada di atas 1.000 jiwa per harinya. Ditambah lagi vaksin virus corona pun diperkirakan baru akan siap digunakan secara massal di awal tahun 2021.
Kondisi ini tentunya membuat kita khawatir, tidak hanya terhadap kesehatan diri sendiri, tetap juga keluarga di rumah, tak terkecuali anak-anak. Untuk itulah, diperlukan adanya kiat tepat menjaga kesehatan keluarga agar tetap sehat dan siap menjalani aktivitas harian di fase adaptasi kebiasaan baru. Lantas, apa saja yang bisa kita lakukan?

1. Membatasi aktivitas langsung dengan banyak orang

Aktivitas di mal saat fase adaptasi kebiasaan baru. Foto: Dok. Istimewa
Sejak diberlakukannya physical distancing, kita dianjurkan untuk di rumah saja dan membatasi aktivitas tidak perlu di pusat-pusat keramaian demi memutus rantai penularan COVID-19. Bukan tanpa alasan, dalam laporan terbaru World Health Organization (WHO), ternyata virus corona juga bisa menular melalui udara dalam bentuk aerosol atau partikel sangat kecil yang dapat melayang di udara.
Hal ini juga didukung dengan studi yang diterbitkan The New England Journal of Medicine, virus SARS-CoV-2 masih bisa melayang di udara selama kurang lebih 3 jam sehingga risiko penularan pun akan meningkat bagi orang-orang yang berada di sekitarnya. Apalagi bila ruangan yang kita tempati terbilang sempit dengan sirkulasi udara yang sangat terbatas.

2. Selalu siap sedia alat pelindung diri di rumah

ayah dan anak memakai masker Foto: Shutterstock
Laporan terbaru mengenai proses penularan COVID-19 melalui udara harus jadi pertimbangan utama kenapa alat pelindung diri seperti masker, hand sanitizer, hingga face shield harus selalu siap sedia di rumah. Dilansir The Scientist, jenis masker yang umum digunakan di saat pandemi ini mampu menurunkan penularan COVID-19 saat kita berada di luar ruangan. Masker N95 mampu meningkatkan perlindungan hingga 96 persen, surgical mask bisa menurunkan risiko penularan sebesar 67 persen, dan masker kain yang terdiri dari beberapa filtrasi—biasanya 3 lapis— bahkan bisa menyaring 90 persen partikel berukuran antara 300 nanometer hingga 6 mikrometer.

3. Sajikan makanan bergizi seimbang di rumah

Sajikan makanan bergizi seimbang di rumah. Foto: Shutterstock
Pencegahan virus corona juga harus dilakukan dari dalam, salah satunya dengan rutin mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Apalagi bagi anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, makanan bernutrisi dibutuhkan untuk mengoptimalkan pertumbuhan hingga tingkatkan daya tahan tubuhnya.
Perbanyak konsumsi makanan tinggi serat dan antioksidan pada sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian dapat meningkatkan kekebalan tubuh sekaligus memperlambat kerusakan sel akibat radikal bebas. Melansir dari Healthline, jurnal dari National Library of Medicine menyebutkan bahwa serat berfungsi sebagai ‘makanan’ bagi bakteri baik di dalam sistem pencernaan dan mencegah patogen berbahaya masuk ke tubuh.

4. Memenuhi kebutuhan vitamin C

Ilustrasi makanan bervitamin C. Foto: Shutterstock
Sudah jadi rahasia umum kalau vitamin C adalah salah satu asupan penting yang dibutuhkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Perlu diketahui bahwa kebutuhan vitamin C berbeda tergantung usia hingga jenis kelamin. Orang dewasa dianjurkan mengonsumsi minimal 75 mg vitamin C bagi perempuan dan 90 mg untuk laki-laki. Sedangkan dari data Office of Dietary Supplements (ODS), anak usia 1-3 tahun dianjurkan untuk mengonsumsi 15 mg vitamin C, dan di usia 4-8 tahun bertambah menjadi 25 mg setiap harinya.
Selain memperhatikan makanan utama yang disantap keluarga agar kebutuhan vitamin hariannya tercukupi, kita juga harus memastikan bahwa camilan yang dikonsumsi bisa dukung aktivitas di fase adaptasi kebiasaan baru, tak terkecuali bagi anak-anak.
Saat ini di masa pandemi dan adaptasi kebiasaan baru, Vitamin C sangat dibutuhkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh agar tetap fit setiap hari. Sumber vitamin C sebenarnya bisa didapatkan dari sayur dan buah-buahan, namun banyak anak-anak yang sulit mengonsumsi dua jenis makanan tersebut dan lebih memilih menyantap camilan, termasuk permen.
Tapi belum ada permen di pasaran yang dapat memenuhi kebutuhan vitamin C dalam satu hari. Jangan khawatir, sebab saat ini ada Super Zuper Lollipop Vit C-100 untuk alternatif camilan berbentuk permen di rumah. Super Zuper Lollipop Vit C-100 merupakan permen pertama di Indonesia dengan kandungan 100 mg vitamin C yang setara dengan satu buah lemon.
Super Zuper Lollipop Vit C-100, permen pertama di Indonesia dengan kandungan 100 mg vitamin C. Foto: Super Zuper Lollipop
Tidak hanya mengandung vitamin C, permen ini juga tersedia dalam varian rasa mangga dan lemon yang punya perpaduan rasa manis-asam yang pas, sehingga bisa dikonsumsi seluruh anggota keluarga dan aman juga untuk anak.
Super Zuper Lollipop Vit C-100 juga dapat dijadikan snack alternatif untuk menemani kegiatan bermain dan belajar selama di rumah. Super Zuper Lollipop Vit C-100 dapat dibeli di toko-toko terdekat atau melalui Unifarm Official Store di sini.
Jadi tidak khawatir kan, menyajikan camilan permen yang aman untuk keluarga di rumah?
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Super Zuper Lollipop Vit C-100