Cara Warga Armenia Pertahankan Pembuatan Keju Lokal Sejak 5000 Tahun Lalu
ADVERTISEMENT
Motal Cheese atau keju motal adalah keju putih dari susu kambing, yang berbeda karena ada penambahan herbal di dalamnya. Pembuatan keju yang mirip dengan produksi rumahan Iran ini menggunakan pot tanah liat, ditutup dengan lilin lebah dengan proses pembuatan yang cukup lama, kurang lebih selama 3 bulan. Metode pembuatan keju tradisional ini sudah ada sejak 5.000 tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Namun, dilansir Insider, tradisi pembuatan keju lokal tersebut hampir terancam punah. Sampai akhirnya, Ruslan Torosyan, seorang warga lokal yang tinggal di Chambarak, Armenia bangkit untuk kembali melestarikan cara tersebut.
“Kakek nenek saya merupakan pembuat keju. Dan keju (Motal Cheese) merupakan bagian dari negara ini,” ungkap Ruslan.
Sayangnya, proses pembuatan keju ini cukup sulit dan memakan banyak waktu serta tenaga, membuat kebanyakan orang tidak tertarik untuk membuatnya. Melihat hal tersebut, Ruslan menjadi prihatin ketika mengetahui bahwa keju ini akan punah beberapa tahun mendatang. Maka, ia dan keluarganya memutuskan untuk membuka usaha sembari melestarikan keju ini.
“Kami memutuskan sebagai keluarga, untuk melestarikan keju yang akan punah ini,” ungkap Ruslan.
Pada tahun 2004, Ruslan bertemu dengan beberapa penggembala dan petani yang membuat keju motal di rumah mereka. Tetapi sayangnya, keju-keju tersebut tidak dijual secara komersil. Ruslan dan keluarganya akhirnya berusaha membawa produksi keju motal ke pasaran dan bekerjasama dengan Slow Food Internasional; organisasi yang melestarikan berbagai makanan kuno di dunia.
Tetapi kebijakan Uni Eropa tidak mengizinkan distribusi penjualan produk susu ke beberapa negara lain, sehingga walaupun sudah mahir membuat keju motal, Ruslan dan keluarganya hanya dapat menjual ke pasar lokal.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, tantangan lain untuk melestarikan keju ini datang dari harga jual motal cheese yang lebih tinggi dari keju lain di pasar lokalnya.
Di samping segala tantangan, pembuat keju ini masih terus berusaha melestarikan sebagai warisan kuliner tradisional setempat.
Ruslan bahkan mengadakan beberapa kelas pembuatan keju untuk para turis. Pembuat keju yang memakan waktu 3 bulan, dibuatnya menjadi pelajaran satu setengah jam. Pengunjung dapat belajar cara kuno dari pembuatan keju ini, dari pemilihan susu, lama penyimpan, teknik penyimpanan sampai cara pengemasannya.
Keputusan untuk menjadi pembuat keju bukanlah hal yang mudah, apalagi sembari melestarikan makanan khas yang hampir punah.
“Hal yang menarik dari pekerjaan ini adalah kamu dapat membuat keju dan mendapatkan uang. Ini seperti menggabungkan hobi dengan bisnis. Tetapi kamu harus mencintai pekerjaan ini. Jika tidak, maka kamu tidak akan sanggup menjalankannya,” tutup Ruslan.
ADVERTISEMENT
Reporter: Natashia Loi