Diet ala Karnivora, Benarkah Bisa Turunkan Berat Badan?

16 Juni 2019 8:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Charcoal Grilled Australian Angus Tomahawk Steak-Elfuego by Collin’s Foto: Mela Nurhidayati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Charcoal Grilled Australian Angus Tomahawk Steak-Elfuego by Collin’s Foto: Mela Nurhidayati/kumparan
ADVERTISEMENT
Menyantap steak, shabu-shabu, atau ayam panggang memang nikmat. Rasa gurih alami dari daging ditambah rempah-rempah bisa membuat kita ketagihan memakannya. Sayangnya, tak banyak orang yang berani memakannya terlalu sering. Dengan alasan, takut berat badan atau kolesterol naik.
ADVERTISEMENT
Tapi tak demikian bagi pegiat diet karnivora. Diet karnivora berasal dari kepercayaan akan kebiasaan menyantap daging oleh para leluhur. Dalam menjalankan diet ini, memakan daging sapi, ayam, ikan, dan produk hewani lain: hukumnya wajib!
Plating steak Foto: Shutter Stock
Mengutip healthline.com, seorang mantan dokter ortopedi asal Amerika bernama Shawn Baker menjadi pendukung paling terkenal yang berhasil menjalankan diet ini. Menurutnya, diet karnivor terbukti bisa mengobati; depresi, kecemasan, radang sendi, obesitas, diabetes, dan masih banyak lagi.
Namun, sayangnya pada tahun 2017 lisensi medis Baker dicabut oleh Dewan Medis New Mexico. Ini dikarenakan, timbulnya kekhawatiran tentang kompetensinya di dunia kedokteran.
Lantas, sebenarnya bagaimana cara menjalankan diet karnivor?
Sederhana saja, peraturan wajib dalam menjalankan diet ini adalah menghilangkan makanan nabati, dan memakan produk hewani. Makanan yang bisa dimakan; seperti daging sapi, ayam, babi, domba, kalkun, salmon, sarden, ikan putih, mentega, kuah kaldu dan keju.
ADVERTISEMENT
Minuman yang dianjurkan adalah susu dan air putih. Namun, diet karnivora melarangmu untuk meminum teh, kopi, serta produk minuman lainnya yang terbuat dari tanaman.
Willie Brothers Steak & Cheese. Foto: Toshiko/kumparan
Meski terkesan memasukan banyak lemak ke dalam tubuh, nyatanya beberapa penelitian dalam jurnal yang diterbitkan PubMed, menunjukkan bahwa diet tinggi protein dan rendah karbohidrat bisa menurunkan berat badan.
Alasannya, protein dapat membuat rasa kenyang tahan lebih lama. Sehingga, nafsu makan pun bisa ditekan dan menyebabkan kalori dan berat badan berkurang. Dalam The British journal of nutrition tahun 2012, menambahkan jika protein membantu membakar lebih banyak kalori.
Selain melarang kopi dan teh, diet ini juga tidak memperbolehkan kamu memakan makanan manis. Itulah mengapa, diet karnivor dipercaya bisa mengatasi diabetes.
ADVERTISEMENT
Meskipun begitu, jika ingin menjalankan diet ini kamu disarankan agar melakukan konsultasi dulu dengan dokter atau ahli gizi. Karena, dalam jurnal berjudul Dietary protein intake and chronic kidney disease, menyarankan pembatasan asupan protein pada penderita ginjal kronis.
Diet ini juga kurang cocok untuk mereka yang sensitif terhadap kolesterol. Alih-alih berat badan turun, kolesterol tinggi malah bisa menyebabkan penyakit jantung.