Diet Flexitarian Bisa Cegah Penyakit Tak Menular, Termasuk Diabetes dan Jantung

8 Desember 2020 15:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vegetarian Foto: dok.shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vegetarian Foto: dok.shutterstock
ADVERTISEMENT
Diet flexitarian merupakan salah satu jenis pola makan vegetarian. Bisa dikatakan, merupakan tingkatan pertama atau terendah dalam golongan vegetarian.
ADVERTISEMENT
Menurut ahli gizi Dr. Rita Ramayulis DCN, M.Kes saat mengisi acara webinar "Flexitarian: Sustaining the Healthy Habits with Real Food" yang diadakan Re.Juve, Kamis (3/12), flexitarian memiliki kepanjangan arti yakni fleksibel dalam bervegetarian.
"Diet flexitarian ini pada dasarnya mirip dengan pola gizi seimbang yang dicanangkan Kemenkes. Harus makan beraneka ragam, mengutamakan pangan nabati; seperti buah, sayuran, kacang-kacangan dan turunan olahannya," jelasnya.

Buah dan sayuran jadi sumber nutrisi utama flexitarian bisa mencegah diabetes hingga jantung

Ahli gizi Dr. Rita Ramayulis DCN, M.Kes dalam webinar "Flexitarian: Sustaining the Healthy Habits with Real Food" Foto: Dok. Istimewa
Lantaran memfokuskan sumber nutrisi, salah satunya dari buah dan sayuran, Doktor Rita mengungkapkan kalau jenis diet ini sangat baik untuk membantu mencegah risiko penyakit tidak menular. Seperti kita ketahui, penyakit tidak menular biasanya terjadi akibat gaya hidup yang tak seimbang. Beberapa yang termasuk dalam penyakit tidak menular adalah diabetes, kolesterol tinggi, hingga jantung.
ADVERTISEMENT
"National Center for Biotechnology Information juga mengungkapkan bahwa salah satu manfaat flexitarian adalah berkurangnya risiko berbagai penyakit degeneratif seperti penyakit jantung hingga 32 persen, turunnya berat badan secara stabil dan konsisten, serta bertahannya kemampuan memori,” ujarnya.
Doktor Rita juga mencontohkan, misalnya penyakit jantung, terjadi karena gaya hidup yang berantakan. Penyakit ini tergolong permanen dan belum ada obat yang bisa menyembuhkan. Satu-satunya jalan untuk mencegah penyakit ini adalah dengan menjaga gaya hidup.
Rita yang juga merupakan konsultan gizi di Rumah Sakit Royal Progress Sunter ini menerangkan lebih lanjut, gaya hidup dengan sering mengonsumsi makanan kekinian --kebanyakan mengandung tinggi gula, garam, lemak, dan kolesterol-- sebaiknya mulai dikurangi. Sajian tersebut juga rendah serat, vitamin, dan mineral yang justru banyak terdapat dalam buah dan sayuran.
com-Ilustrasi seseorang terkena serangan jantung. Foto: Shutterstock
Gaya hidup dengan mengonsumsi makanan kekinian tidak sehat itu, selain berisiko meningkatkan penyakit jantung, juga berkaitan dengan kolagen dan bisa menghalangi vitamin C terserap ke sel. Padahal, tambahnya, vitamin C menghalangi radikal bebas agar tak masuk ke sel.
ADVERTISEMENT
Sementara, apabila kita juga sering meminum atau mengonsumsi makanan manis, maka kadar gula ikut meningkat. Pada saat itu, insulin pun naik yang bisa menyebabkan peradangan akut. Bila sudah begini, bukan hanya risiko diabetes yang membayangi tubuh, melainkan juga pelemahan sistem imun.
Begitu pula, bila kamu berlebihan dalam mengonsumsi makanan berminyak, dapat meningkatkan total lemak jenuh dalam tubuh. Bila jumlah lemak jenuh tinggi dapat pula memancing peradangan akut tersebut, atau istilahnya chronic inflammation.
aneka makanan enak dengan rasa manis Foto: Shutter Stock
Lemak jenuh juga bisa meningkatkan total kolesterol jahat dalam tubuh. Yang mana, bila menjalankan diet flexitarian hal ini dapat dicegah. Sebab serat dalam buah dan sayur membantu mendistribusikan kolesterol langsung ke usus untuk dibuang --dan bukan berbalik ke hati.
ADVERTISEMENT
Serat dalam sumber makanan diet ini, menurut Doktor Rita, juga mampu membuat mikrobiota di usus tetap hidup sehat. Dengan begitu, 80 persen antibodi yang dihasilkan di usus kita oleh mikrobiota sehat dapat terjaga dengan baik.
Uniknya, peningkatan asupan serat juga berkaitan dengan kontrol nafsu makan. Doktor Rita turut menerangkan bahwa makanan tinggi serat sangat berpotensi membuat volume lambung penuh sehingga mencegah lapar. Hal ini yang biasanya menjadi tujuan banyak orang menjalankan diet, bukan?
Makanan sehat untuk tingkatkan daya tahan tubuh Foto: Shutterstock
"Buah dan sayur mengoptimalkan reaksi metabolisme, yang sekaligus pula dalam optimalisasi fungsi organ tubuh. Dalam buah dan sayur juga mengandung zat fitokimia; berperan sebagai antioksidan hebat yang sedang diteliti terus karena bermanfaat menurunkan risiko penyakit tidak menular," jelas Doktor Rita.
ADVERTISEMENT
Dengan itu, menjalankan diet flexitarian yang berfokus pada sumber asupan buah dan sayur, sangat baik untuk mencegah segudang kemungkinan risiko terpapar penyakit tidak menular tadi.
Selain buah dan sayuran, diet ini juga mengutamakan asupan makanan dari sumber kacang-kacangan, gandum, susu, keju, gandum, biji-bijian, dan serealia utuh.
Bagaimana, kamu tertarik menjalankan diet flexitarian ini?