Dikecam Keras! Festival Daging Anjing di China Masih Diadakan hingga Akhir Juni

25 Juni 2020 14:25 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anjing terlihat di kandang di pasar daging anjing di Yulin, Wilayah Otonomi Guangxi Zhuang, Cina, Senin (22/6). Foto: Humane Society International/Handout via Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Anjing terlihat di kandang di pasar daging anjing di Yulin, Wilayah Otonomi Guangxi Zhuang, Cina, Senin (22/6). Foto: Humane Society International/Handout via Reuters
ADVERTISEMENT
Festival tahunan daging anjing di Yulin, China kembali berlangsung mulai 21-31 Juni 2020. Acara yang berlangsung selama 10 hari tersebut memperdagangkan lebih dari 10.000 daging anjing sebagai perayaan pergantian musim panas.
ADVERTISEMENT
Tak hanya daging anjing, terdapat pula penjualan daging kucing dan hewan liar lainnya dalam festival yang menuai banyak kecaman itu.
Padahal, dikutip dari The New York Times, sejak merebaknya wabah virus corona di Negeri Tirai Bambu pada akhir tahun lalu pemerintahan China telah melarang konsumsi daging anjing dan kucing. Kota-kota di China Selatan seperti Shenzhen dan Zhuhai menjadi daerah pertama yang menerapkan larangan tersebut.
Bulan lalu, Kementerian Pertanian Tiongkok pun mengumumkan bahwa anjing masuk dalam daftar hewan peliharaan, dan bukan merupakan hewan ternak. Begitu juga dengan WHO yang memberikan peringatan keras terkait larangan memperdagangkan daging anjing sebagai bahan santapan; karena berisiko menularkan penyakit rabies dan kolera.
Seorang pria berjalan dengan anjing peliharaannya saat festival daging anjing di Yulin, Wilayah Otonomi Guangxi, Cina. Foto: Tyrone Siu/Reuters
Selama bertahun-tahun aktivis hewan di China juga tengah memperjuangkan dengan melobi pembuatan kebijakan hingga memprotes, serta membujuk pemeritah setempat untuk membuat larangan tegas tentang konsumsi daging anjing dan kucing.
ADVERTISEMENT
"Kami telah menangani masalah ini selama bertahun-tahun, tetapi pemerintah terus mengeluarkan uang," kata Cynthia Zhang, seorang aktivis hewan asal Guangzhou.
Praktik memakan daging anjing di China ini pun menjadi sorotan dunia. Sayangnya, tampak larangan ini diabaikan oleh sejumlah pedagang dan masyarakat negara tersebut. Ini terbukti dengan kembalinya diadakan The Yulin Lychee and Dog Meat Festival pada tahun ini.

Lalu, bagaimana awalnya festival tersebut bisa diadakan?

Festival daging anjing di Yulin, China Foto: Shutter stock
Festival ini berlangsung pertama kali pada tahun 2009 sebagai penanda datangnya musim panas. Mengonsumsi daging anjing sudah menjadi tradisi yang dianggap dapat membawa keberuntungan serta kesehatan. Beberapa orang juga percaya bahwa daging anjing dapat menangkal penyakit tertentu hingga meningkatkan gairah seksual laki-laki.
ADVERTISEMENT
Dilansir Independent, sesuai namanya, festival ini juga menjadi musimnya leci. Terdapat juga pedagang lain yang tak hanya menjual daging hewan liar, namun turut memperdagangkan minuman keras.
Sebelumnya, makan daging anjing dianggap legal di China. Hampir 10-20 juta anjing per tahunnya dibunuh untuk dikonsumsi manusia. Bahkan jika ditelusuri, mengonsumsi daging anjing di China sudah berlangsung setidaknya semenjak 400 tahun yang lalu.
Menurut survei tahun 2017, mengungkapkan memang tidak semua orang di Yulin makan daging anjing setiap hari, meskipun banyak pedagang yang mempromosikannya secara terang-terangan. Sebuah survei nasional tahun 2016 pun menemukan 64 persen warga Tiongkok menginginkan festival Yulin ditutup, dan 69,5 persen tidak pernah makan daging anjing.
Ilustrasi anjing aspin. Foto: Pixabay
Namun di balik kontroversi festival ini seorang aktivis hewan lainnya bernama Zhang Qianqian, memperkirakan festival ini tak akan lagi diadakan di masa depan. Bisa jadi ini diadakan untuk terakhir kalinya.
ADVERTISEMENT
"Dari apa yang kami pahami dari percakapan kami dengan penjual daging, para pemimpin mengatakan bahwa konsumsi daging anjing tidak akan diizinkan di masa depan. Tetapi melarang konsumsi daging anjing akan sulit dan akan memakan waktu," tambahnya.
Memang, selama revolusi kebudayaan China, orang-orang dilarang memelihara anjing sebagai hewan peliharaan. Kini, China mencatat ada 62 juta anjing yang terdaftar sebagai hewan peliharan.
Meskipun begitu, perjuangan para aktivis hewan di China maupun dunia yang mengecam keras praktik makan daging anjing ini tampaknya masih panjang. Terutama dalam melawan budaya makan anjing dan kucing di negara tersebut yang sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.
Hmm, bagaimana menurutmu?
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
ADVERTISEMENT
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.