FDA Imbau Restoran hingga Produsen Makanan AS untuk Kurangi Penggunaan Garam

21 Oktober 2021 8:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi garam Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi garam Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Makanan khas Amerika Serikat terkenal akan sajian cepat saji yang tinggi garam dan lemak. Oleh karena itu, Food and Drug Administration (FDA) kini merekomendasikan seluruh tempat makan untuk mulai mengurangi porsi garam dalam pasokan makanan.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan data kematian Amerika Serikat selama setahun terakhir, penyebab utama kematian di sana adalah penyakit jantung. Meskipun ada banyak faktor yang dapat memengaruhi risiko seseorang, pola makan terutama asupan natrium dan lemak jenuh memiliki dampak besar pada kesehatan jantung.
Mengutip Food and Wine, dalam survei yang dilakukan National Health and Nutrition Examination Survey, diperkirakan hampir 90 persen orang dewasa AS mengonsumsi lebih banyak garam daripada yang disarankan; yaitu sebesar 2.300 miligram per hari.
Seperti kita ketahui, bahwa mengonsumsi garam secara berlebihan tentu akan berdampak pada tubuh. Seperti sering sakit kepala, peningkatan risiko demensia, dan kemungkinan batu ginjal.
Ilustrasi Pemeriksaan Tekanan Darah Foto: Shutterstock
Padahal banyak alternatif untuk mengurangi asupan garam dan jauh lebih sehat. Seperti menggunakan rempah-rempah, namun tampaknya masih banyak orang yang susah meninggalkan kebiasaan mengonsumsi garam. Oleh karenanya, mengurangi asupan garam lebih mudah diucapkan daripada dilakukan.
ADVERTISEMENT
Melihat kebiasaan dan dampak negatif dari garam, pada Rabu (13/10) FDA pun merilis rekomendasi baru bagi produsen makanan untuk mengurangi natrium yang digunakan dalam makanan olahan; dan makanan siap saji sebesar 12 persen selama dua setengah tahun ke depan.
Meski begitu, target tersebut bersifat sukarela untuk diikuti oleh produsen makanan, dan FDA menyarankan untuk mengurangi porsi garam secara bertahap selama rentang 18 bulan. Memang rasanya tidak mungkin untuk mengurangi asupan garam, terlebih makanan orang dari Negeri Paman Sam itu berasal dari makanan olahan, ataupun makanan restoran yang mengandung lebih dari 70 persen natrium.
Ilustrasi makanan cepat saji Foto: Pixabay
Namun, perubahan ini akan memiliki manfaat yang besar nantinya. Dari pengurangan porsi kecil garam itu bisa bermanfaat bagi kesehatan; seperti penurunan risiko hipertensi, stroke, penyakit jantung, penyakit ginjal, dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Rupanya target mengurangi porsi garam ini juga telah berhasil dilakukan negara lain. Menurut Journal of Human Hypertension menjelaskan bahwa, pada awal tahun 2000-an Inggris pernah melembagakan pengurangan natrium sukarela untuk mengurangi kandungan garam dalam pasokan makanan.
Selama periode tujuh tahun, telah terjadi pengurangan asupan garam pada seseorang sebanyak 15 persen. Hasilnya, pengurangan natrium membawa manfaat, yaitu mampu membuat penurunan tekanan darah rata-rata, serta lebih sedikit keluhan stroke dan risiko serangan jantung yang lebih rendah.
Reporter: Destihara Suci Milenia