Foto: Melihat Produksi Keju Lasi di Kaki Gunung Marapi Sumatera Barat

23 Februari 2021 9:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara Lassy Dairy Farm yang berada di kaki Gunung Marapi, Nagari Lasi, Kecamatan Candung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Foto: Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara Lassy Dairy Farm yang berada di kaki Gunung Marapi, Nagari Lasi, Kecamatan Candung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Foto: Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Angin berembus pelan saat pagi tiba di Nagari Lasi, Kecamatan Candung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat yang berada di ketinggian sekitar 1.100 meter di atas permukaan laut (mdpl).
ADVERTISEMENT
Di peternakan "Lassy Dairy Farm," lenguhan sapi menandakan matahari sudah terbit di ujung bukit. Pekerja kemudian mulai membersihkan sapi-sapi itu untuk diperah susunya sebagai bahan utama keju.
Suhatril (39), pemilik "Lassy Dairy Farm," sudah membuka usaha sapi perah sejak tahun 2015, sepulangnya ia merantau dan menyelesaikan kuliahnya.
Sapi-sapi perah yang dimiliki Lassy Dairy Farm. Foto: Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO
Pekerja memerah susu sapi secara manual untuk diolah menjadi keju mozarella. Foto: Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO
Pekerja menyaring susu sapi yang baru saja diperah. Foto: Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO
Ia merasa terpanggil untuk kembali ke kampung halaman di kaki Gunung Marapi dan mengembangkan potensi yang ada di daerah tersebut dengan membuka usaha di bidang pertanian dan peternakan.
Karena budaya minum susu di masyarakat setempat masih rendah, maka pada permulaan usahanya, Suhatril kesulitan memasarkan susu. Lalu ia pun mencoba mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
Setelah melakukan riset, ia memutuskan untuk membuat produk keju mozzarella, keju ala Italia yang dikenal dengan teksturnya yang mudah meleleh.
Pekerja menghangatkan susu sapi yang diperah pada hari sebelumnya, untuk diolah menjadi keju mozarella. Foto: Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO
Pekerja memasukan olahan susu sapi yang padat, untuk dijadikan keju mozarella. Foto: Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO
Pekerja mengecek tekstur keju mozarella yang hampir jadi. Foto: Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO
Menurutnya, keju mozzarella memperbaiki karakter susu segar yang dari segi umur sangat pendek. Penyimpanan susu juga susah karena volumenya besar dan distribusi pun sulit karena benda cair. Sementara itu keju mozzarella, umurnya lebih panjang, pengiriman lebih mudah, dan distribusi bisa lebih jauh karena fasenya berupa padatan.
ADVERTISEMENT
Tahun 2018, Suhatril mulai memperkenalkan sekaligus memasarkan keju mozzarella yang diberi nama "Keju Lasi" itu ke Sumbar, Riau, dan Jambi. Selain peternakan dan pembuatan keju, "Lassy Dairy Farm" juga dibuka sebagai destinasi wisata edukasi bagi siswa PAUD dan SD di sekitar kawasan tersebut.
Namun, masa pandemi COVID-19 membuat penjualan susu, keju, dan kunjungan turun drastis. Karena itu, Suhatril kini membuka tempat usahanya itu tidak hanya bagi siswa saja, tetapi juga sebagai wahana edukasi bagi keluarga sekaligus kafe untuk menikmati hidangan berbagai macam olahan keju.
Pekerja mengurangi kadar air yang masih terdapat di keju mozarella yang baru saja diolah. Foto: Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO
Keju mozarella dipotong sesuai ukuran sebelum dikemas. Foto: Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO
Keju Lasi, diklaim sebagai keju pertama di pulau Sumatera yang memiliki karakteristik khas, karena tidak menggunakan pengawet, pewarna, perasa, dan emulsifier.
Pihaknya berkomitmen memberikan produk keju yang sehat bagi masyarakat, karena diproduksi di kampung dan diklaim lebih segar, sebab bahan baku langsung dari peternakan sendiri, dan prosesnya bisa dilihat langsung oleh para pengunjung.
ADVERTISEMENT
Produk Keju Lasi dijual mulai harga Rp30 ribu per potong atau Rp130 ribu per kilogram. "Lassy Dairy Farm" juga mengembangkan produksi aneka makanan yang menggunakan keju mozzarella yang memiliki ciri khas meleleh saat dinikmati.
ADVERTISEMENT
***
Foto dan Teks: Iggoy el Fitra
Editor : Andika Wahyu