IKEA Luncurkan Swedish Meatballs Vegan, Menu Bakso dengan Bahan Nabati
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Yup, dilansir Food and Wine, IKEA sudah merencanakan kehadiran alternatif bakso nabati ini sejak Mei lalu. Ritel perabot rumah tangga asal Swedia itu bersiap meluncurkan swedish meatballs vegan ini pada 3 Agustus mendatang.
Alexander Magnusson, koki dan pemimpin proyek di IKEA food mengungkapkan, bakso tanpa daging itu akan dibuat oleh campuran kacang polong kuning, gandum, kentang, bawang, dan apel.
"Dalam fase pengembangan bakso nabati, tujuan utama kami adalah menciptakan kembali rasa dan tekstur seperti daging, hanya saja menggunakan bahan nabati. Kami telah mencoba dan menguji bahan dan metode yang berbeda dan kami sangat senang dengan hasil akhirnya," kata Magnusson.
IKEA US mengatakan nantinya bakso nabati ini akan disajikan sama persis dengan menu swedish meatballs pada umumnya; dengan mashed potato, selai lingonberry, sayuran, dan saus krim.
ADVERTISEMENT
Rencananya menu ini akan dijual dengan harga 6 dolar Amerika Serikat (Rp 89 ribu) untuk porsi orang dewasa, 3 dolar Amerika Serikat (Rp 45 ribu) untuk porsi anak-anak, dan 1,25 dolar Amerika Serikat (Rp 18 ribu) per satu butir.
IKEA menjelaskan menu ini akan cocok untuk para pelanggan yang menjalankan pola makan flexitarian, vegetarian, dan vegan. Selain itu, swedish meatballs juga akan dijual dalam bentuk makanan beku yang bisa menjadi menu siap saji di rumah.
IKEA berhasil menjual satu miliar butir bakso per tahunnya
Sementara itu, Sharla Halvorson health & sustainability manager IKEA Food mengatakan bakso ini bukan hanya soal rasanya, tapi juga bisa menjadi makanan yang ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Halvorson juga membeberkan bahwa setiap tahunnya IKEA mampu menjual hingga satu miliar butir swedish meatballs.
"Di Ikea, kami menjual lebih dari satu miliar bakso setiap tahun. Untuk mengurangi jejak iklim bisnis makanan IKEA, kita perlu mengurangi jumlah bakso tradisional yang kita jual. Dengan bakso berbasis tanaman ini, kami sekarang dapat menawarkan menu alternatif yang lebih berkelanjutan, tanpa mengorbankan pengalaman bersantap bakso ala IKEA yang sangat disukai oleh banyak orang,” tutupnya.