Imbas Virus Corona, Tenant Kuliner di ASAFF 2020 Jual Makanan via Online

14 Maret 2020 18:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ragam Kuliner Tradisional di Festival Danau Sunter Foto: Safira Maharani/ kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ragam Kuliner Tradisional di Festival Danau Sunter Foto: Safira Maharani/ kumparan
ADVERTISEMENT
Acara Asian Agriculture and Food Forum (ASAFF) 2020 yang dijadwalkan berlangsung pada tanggal 12-14 Maret terpaksa ditutup lebih cepat untuk mengantisipasi penyebaran virus corona baru atau COVID-19. Hal ini dilakukan oleh Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) karena mengacu pada Protokol WHO dan Instruksi Gubernur DKI selama pandemi virus corona.
ADVERTISEMENT
ASAFF 2020 seharusnya ditutup pada tanggal 14 Maret 2020 pukul 14.00 WIB, namun maju menjadi pukul 09.00 WIB.
“Keputusan ini merupakan tindak lanjut dan merujuk pada Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020 yang diterbitkan tanggal 13 Maret 2020,” ungkap Ketua Umum HKTI Jenderal (Purn) Dr. Moeldoko seperti dilansir ANTARA.
ASAFF 2020 sejatinya merupakan event berskala internasional yang menjadi forum pertemuan pemangku kepentingan pertanian untuk membahas isu-isu strategis pertanian di kawasan Asia. Selain expo dan acara networking bisnis, terdapat pula festival kuliner yang melibatkan belasan tenant lokal.
Imbasnya, makanan yang sudah disiapkan oleh para peserta belum sempat terjual, dan terbengkalai. Padahal, mereka sudah mempersiapkan ratusan porsi makanan untuk dijual dalam acara ASAFF 2020.
Outlet Oseng Mercon Mbok Menor di ASAFF 2020 Foto: Dok. Istimewa
Salah satu tenant, Oseng Mercon Mbok Menor, misalnya. Mereka sudah mempersiapkan 120 porsi makanan sebelum mendapat pemberitahuan soal penutupan acara dipercepat. Menu makanan yang mereka sajikan pun tergolong tak tahan lama karena semuanya sudah dimasak, sehingga hanya bisa bertahan hingga malam hari.
ADVERTISEMENT
Sisa makanan pun akhirnya dialokasikan untuk dijual secara online. Menurut penuturan dari Anita, sang pemilik tenant, setidaknya ada 50 porsi makanan yang belum terjual.
“Kami juga memiliki outlet offline, tapi kebetulan outlet offline juga sedang sepi sejak diumumkannya penutupan beberapa obyek wisata,” jelasnya saat dihubungi oleh kumparan melalui pesan elektronik.
Tenant lainnya, Uni Minang, juga telah mempersiapkan 150 porsi makanan untuk dijual di pameran. Hanya saja, seluruh makanan tersebut belum sempat diangkut ke lokasi, dan masih berada di restoran.
Outlet Uni Minang di ASAFF 2020 Foto: Dok. Istimewa
“Kami diberitahu panitia tadi pagi sebelum loading makanan ke pameran. Panitia memberikan edaran info (tentang penutupan) jam 08.00 pagi tadi,” ungkap Yayat Nurhidayat.
Lebih lanjut, Yayat menjelaskan, usai informasi penutupan acara diberitahukan kepada seluruh tenant, pihak panitia dari Komunitas Jalan Sutera pun membantu menjual makanan yang masih tersisa melalui broadcast di media sosial.
ADVERTISEMENT
Memang, beberapa jam setelah adanya kabar bahwa pameran ditutup lebih cepat, muncul posting-an di Facebook dan pesan siaran di WhatsApp yang berisi ajakan untuk membeli makanan para tenant. Posting-an tersebut juga menginformasikan mengenai detail lokasi pengiriman makanan, beserta kontak yang bisa dihubungi. Termasuk, cara pemesanan makanan yang bisa dilakukan via medsos dan jasa ojek online.
“Semua koordinasinya baik. Pihak panitia membantu menjualkan makanan kami. Dan, ada juga panitia yang membeli makanan kami,” terang Yayat.
Tiap-tiap tenant pun saling bahu membahu, untuk membantu menjual semua makanan yang belum terjual akibat pembatalan acara ASAFF 2020 di hari terakhir. Sampai saat ini, semua makanan di seluruh tenant kuliner sudah terjual habis.
Untungnya, pihak-pihak yang terkait dalam penyelenggaraan ASAFF 2020 bisa menerima dan memaklumi keputusan tersebut dengan baik. Apalagi, situasi terkait COVID-19 memang harus ditanggapi dengan serius dan bijak.
ADVERTISEMENT
"Buat saya ini antisipasi yang bagus untuk menutup pameran dipercepat. Ini semua berkenaan dengan situasi saat ini," pungkas Yayat.