Indonesia Duduki Posisi ke-70 dari 107 Negara yang Alami Kelaparan Tersembunyi

25 Januari 2021 16:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kekurangan gizi Foto: Dok.Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kekurangan gizi Foto: Dok.Shutterstock
ADVERTISEMENT
Tampaknya Indonesia perlu memerangi masalah kekurangan gizi yang masih terjadi di beberapa daerah. Pasalnya, dalam laporan Global Hunger Index, Indonesia menduduki posisi ke-70 dari 107 negara yang mengalami 'hidden hunger' atau kelaparan tersembunyi.
ADVERTISEMENT
Menurut Prof. Dr. Ir. Dodik Briawan, MCN selaku Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia IPB mengatakan peringkat tersebut menunjukkan hasil yang belum baik. Terlebih kasus hidden hunger berbeda dengan kelaparan biasa, tak ada ciri-ciri yang secara kasat mata bisa kita lihat.
"Hidden hunger atau kelaparan tersembunyi terjadi tidak kentara. Ini terjadi karena kekurangan zat gizi mikro, berupa vitamin dan mineral, berbeda dengan kelaparan biasa. Kalau kelaparan biasanya memiliki ciri-ciri perut buncit, badan kurus, dan lainnya, hidden hunger ini tak terlihat," terangnya saat mengisi acara konferensi pers virtual "Lezatnya Royco baru dengan Garam Beriodium" pada Senin (25/1).
Ilustrasi makanan yang mengandung nutrisi makro dan mikro. Foto: Shutterstock
Lebih lanjut, Prof. Dodik mengungkapkan 14,19 persen balita sampai 20 persen ibu hamil di Indonesia masih mengalami defisiensi iodium. Yang mana, iodium merupakan salah satu nutrisi penting untuk memerangi kasus kekurangan gizi tersebut.
ADVERTISEMENT
Kasus kelaparan tersembunyi secara global sudah pernah ditemukan sejak 1990, sayangnya menurut Prof. Dodik, kasus ini kurang mendapat perhatian. Padahal, kelaparan tersembunyi bisa menimbulkan dampak anak mudah sakit, prestasi menurun, dan daya menerima pelajaran yang lambat.
"45 persen ibu-ibu (di Indonesia) belum bisa mempraktikkan pola makan beragam (gizi seimbang). Yang mana menurut Kementerian Ekonomi kekurangan gizi ini juga berdampak pada PDB," tambahnya.

Penerapan gizi seimbang penting untuk memerangi hidden hunger

Sepiring Sajian Penuh Gizi Foto: Anggoro Fajar Purnomo/kumparan
Menurut dr Diana F. Suganda selaku spesialis gizi klinik yang turut mengisi acara tersebut, mengungkapkan guna mencegah hidden hunger penting untuk kita menerapkan isi piringku yang ada dalam Pedoman Gizi Seimbang Kementerian Kesehatan.
Bahkan, penerapan gizi seimbang ini perlu dilakukan dari mulai ibu mengandung hingga anak lahir dan berkembang. Terlebih di 1.000 hari pertama kehidupan seorang anak hingga usia 5 tahun ke atas, adalah waktu penting untuk memenuhi kebutuhan gizinya secara tepat
ADVERTISEMENT
"Tipsnya, orang tuanya dulu harus tau tentang kebiasaan makan sehat. Dalam isi piringku itu kita membagi menjadi tiga bagian; 1/3 karbohidrat, 1/3 lagi sayur-sayuran hijau atau sebaiknya berwarna-warni, dan 1/3 lagi lauknya yang berasal dari protein hewani serta nabati. Makan sehat itu enggak harus mahal, lho banyak bahan makanan lokal yang bagus," kata dr Diana.
Konferensi pers virtual "Lezatnya Royco baru dengan Garam Beriodium" Senin (25/1). Foto: Dok.Royco
Sebagai tips tambahan, dia juga menerangkan, dalam pemasakannya kita boleh menambahkan gula dan garam sebagai penyedap. Namun dengan batasan maksimal harian, 4 sendok teh untuk gula dan 1 sendok teh garam.
"Salah satu penyebab hidden hunger itu terjadi karena kekurangan iodium. Namun, iodium bukan hanya berasal dari garam melainkan juga dari makanan laut; seperti ikan, udang, kerang, dan lagi telur serta susu," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Sehingga dr Diana mengharapkan, bila penerapan gizi seimbang ini sudah dijalankan oleh 2 juta lebih keluarga di Indonesia dengan baik, kasus kelaparan tersembunyi bisa tertangani. Dengan begitu, di peringatan Hari Gizi Nasional tahun depan kita pun sudah bisa menyaksikan peringkat Indonesia menjadi lebih baik lagi dalam Global Hunger Index, bukan?