Ini Alasan Kenapa Cokelat Identik dengan Hari Valentine

14 Februari 2019 13:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cokelat dan bunga di Hari Valentine. Foto: Dok. Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Cokelat dan bunga di Hari Valentine. Foto: Dok. Freepik
ADVERTISEMENT
Memberi cokelat sebagai hadiah untuk orang terkasih seperti sudah melekat dan jadi salah satu tradisi yang dilakukan saat Hari Valentine. Kepopuleran cokelat sebagai ikon Hari Kasih Sayang pun makin meningkat berkat strategi marketing yang dilakukan oleh para produsen cokelat, mengajak para pembeli untuk mengungkapkan rasa sayangnya lewat kudapan manis-- say it with chocolate, begitu kira-kira slogannya.
ADVERTISEMENT
Tak mengherankan, toko-toko dan supermarket dipenuhi oleh produk-produk cokelat dengan berbagai merek saat bulan Februari tiba. Cokelat-cokelat yang dijual saat Valentine pun dikemas dengan desain yang sangat cantik (bahkan biasanya dilengkapi pita dan setangkai bunga mawar plastik untuk menambah kesan romantis), sebagai edisi khusus Valentine.
Kira-kira, apa sih yang membuat cokelat bisa sebegitu identiknya dengan Hari Valentine?
Cokelat Valentine Foto: Shutter Stock
Konon, bangsa Aztek telah mengkonsumsi cokelat sebagai makanan afrodisiak-- penambah selera dan peningkat gairah, dan dipercaya membuat lawan jenis lebih terbuka terhadap romansa.
Tradisi ini pun dilakukan oleh para bangsawan Eropa di era Victoria (tahun 1800'an) yang memberikan hadiah berupa cokelat dan batu amber untuk menyatakan cinta terhadap pasangan mereka. Mereka tahu potensi cokelat sebagai alat perayu dan jalan termudah untuk mengambil hati seseorang kala itu.
ADVERTISEMENT
Buku-buku etika dan para produsen cokelat pun seakan memberikan propaganda bahwa pertukaran cokelat antara laki-laki dan perempuan merupakan sebuah deklarasi cinta.
Dilansir Independent, memberi hadiah sekotak cokelat kepada perempuan merupakan suatu cara untuk mengungkapkan afeksi, dan secara tak langsung menunjukkan selera dan kepekaannya dalam memilih desain kotaknya.
Ilustrasi cokelat sebagai kado Valentine. Foto: Thinkstock
Karena sering diasosiasikan dengan hubungan romantis dan seksual, sebuah buku etika zaman Victoria memperingatkan para perempuan yang masih lajang untuk tidak menerima cokelat dari mereka yang sudah punya pasangan-- atau bahkan menikah. Selain itu, perempuan yang memberikan cokelat pada laki-laki juga dianggap sebagai suatu hal yang tabu.
Meski demikian, sebuah penelitian dalam jurnal Sexual Medicine yang dikutip dari NY Times justru menunjukkan bahwa komponen pada cokelat tak terlalu memberikan efek terhadap gairah seksual. Kalaupun ada, kandungan afrodisiak tersebut hanya berpengaruh secara psikologis, bukan fisiologis.
ADVERTISEMENT
Cokelat memang lebih memberikan dampak lebih besar terhadap psikiologis dan emosional seseorang. Hal ini mungkin dikarenakan cokelat mengeluarkan zat kimiawi yang menenangkan otak, meningkatkan energi, serta meningkatkan suasana hati. Karena itulah, ia kerap dikaitkan dengan perasaan jatuh cinta.
Cokelat Foto: Thinkstock Photos
Kepopuleran cokelat sebagai hadiah Valentine ini juga tak lepas dari strategi marketing yang pertama kali dikemukakan oleh Richard Cadbury-- putra kedua dari pendiri pabrik cokelat Cadbury-- pada abad ke 19. Ia menemukan bagaimana cara membuat cokelat batangan dengan cita rasa nikmat, namun dengan harga yang ekonomis.
Dilansir Santa Barbara Chocolate, setelah produksi cokelat murah tersebut berhasil dilakukan, Richard pun mengemasnya menggunakan kotak-kotak cantik, dilengkapi dengan ornamen cupid dan bunga mawar. Produk tersebut pun laris manis, dan menjadi simbol romansa.
ADVERTISEMENT
Bukan itu saja, Cadbury juga berhasil menjadi orang pertama yang menciptakan kotak cokelat berbentuk hati, yang sesudahnya mengubah tradisi Hari Valentine bagi para pasangan di generasi setelahnya.
Cokelat Valentine Foto: Shutter Stock
Langkah dari Cadbury tersebut diikuti oleh produsen-produsen cokelat lainnya di Amerika, yang mulai berlomba-lomba membentuk citra cokelat sebagai makanan romantis. Pada tahun 1923, pembuat cokelat bernama Russel Stover mulai menjual cokelat yang dikemas dalam kotak berbentuk hati, yang seketika laris manis diborong para pecinta cokelat.
Kini, momen Hari Valentine seakan tak bisa lepas dari peran cokelat itu sendiri, yang telah menjadi sebuah ungkapan rasa sayang lewat cita rasa nikmat yang bisa membuat hati meleleh.