Kalori Tinggi, Dua Minuman Ini Bisa Gagalkan Proses Diet Kamu!

14 Oktober 2020 10:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi diet rendah gula Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi diet rendah gula Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Menurunkan berat badan denga diet bukan hanya soal memperhatikan apa yang kamu makan saja. Ternyata, konsumsi minuman sehari-hari juga berpengaruh dalam kesuksesan diet, lho.
ADVERTISEMENT
Dilansir Eat This, analisis BMC Public Health menemukan 20 persen konsumsi total kalori harian berasal dari minuman. Contohnya, jika kamu mengonsumsi 2.000 kalori per hari, maka 20 persen atau 400 kalori berasal dari asupan minuman.
Hal ini sangat berpengaruh untuk proses diet, karena cara paling sederhana menurunkan berat badan adalah dengan mengurangi jumlah kalori harian. Dengan mengganti pilihan minuman, kamu dapat mempermudah proses menurunkan berat badan tanpa mengubah gaya hidup secara drastis.
Maka itu, cobalah untuk mengurangi jenis minuman seperti kopi dan teh dengan gula, minuman berenergi, susu, jus, atau minuman perisa lain. Eits, ternyata bukan cuma itu, lho faktanya alkohol dan soda lebih perlu untuk kamu hindari karena mengandung dua kali lebih banyak kalori daripada jenis minuman lain.
ADVERTISEMENT

Minuman alkohol dan soda tinggi kalori

Ilustrasi minuman soda mengandung banyak gula Foto: dok.shutterstock
Menurut BMC Public Health, rata-rata orang dewasa Amerika di bawah usia 50 tahun mengonsumsi 140 kalori soda dan 150 kalori dari minuman alkohol setiap hari.
Meninggalkan kedua minuman itu sama dengan mengurangi satu atau dua sumber kalori utama dalam makanan harian. Namun, jika kamu harus memilih untuk meninggalkan salah satu, maka pilihan minuman paling terlarang ketika sedang menurunkan berat badan jatuh kepada soda.
Berbagai studi menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi soda memiliki efek langsung pada penambahan berat badan. Studi International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity bahkan menemukan peningkatan berat badan tetap terjadi meskipun aktivitas fisik meningkat. Artinya, olahraga tidak akan membantu mencegah kenaikan berat badan akibat minuman soda.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, meskipun alkohol mengandung kalori yang tinggi pula, minuman tersebut tidak berkontribusi terhadap penambahan berat badan setinggi ketika mengonsumsi minuman bersoda.
Studi dari jurnal Obesity meneliti kebiasaan konsumsi alkohol pria selama 24 tahun, dan menemukan bahwa bertambahnya berat badan tidak berpengaruh secara klinis. Dari temuan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa konsumsi alkohol ringan hingga sedang, satu atau dua gelas, tetap dapat menjadi bagian dari diet sehat.
Ilustrasi bir Foto: dok.Shutterstock
Studi efek alkohol terhadap perempuan juga dilakukan Archives of Internal Medicine selama 13 tahun. Melacak kebiasaan konsumsi alkohol lebih dari 19.000 perempuan Amerika, penelitian ini menemukan bahwa perempuan yang berada dalam kisaran BMI sehat, konsumsi alkohol ringan hingga sedang dikaitkan dengan penurunan berat badan. Hal ini dikarenakan perempuan cenderung minum alkohol sebagai pengganti kalori lain, bukan tambahan.
ADVERTISEMENT
Meskipun penelitian alkohol tidak berdampak langsung pada penambahan berat badan, kamu tetap harus mempertimbangkan kesehatan dan konsekuensi terkait konsumsi alkohol berlebihan. Pada akhirnya, saat proses menurunkan berat badan, kamu perlu mengurangi kalori harian dari makanan atau minuman, khususnya soda dan alkohol.
Reporter: Natashia Loi