Kata Ahli, Daging Giling hingga Dada Ayam Non Organik Mudah Terkena Bakteri

4 Juni 2021 16:27 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Daging giling Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Daging giling Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Selama ini, daging giling hingga ayam dinilai sebagai salah satu sumber protein baik untuk tubuh. Terlebih, daging hewani tersebut juga memiliki vitamin, mineral, serta nutrisi yang membantu menambah energi. Namun, ada satu hal yang perlu diperhatikan sebelum hendak mengonsumsinya.
ADVERTISEMENT
Meski menyimpan banyak kebutuhan baik bagi tubuh manusia, nyatanya, kini para ahli menyarankan mengganti daging hewani dengan daging organik. Hal ini disebabkan bakteri pada daging hewani membawa risiko penyakit berbahaya.
Sebuah studi penelitian mengenai bakteri dalam daging ini diterbitkan oleh Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health. Para peneliti menemukan organisme resisten yang terkandung pada beberapa daging non-organik. Jika mereka terus tumbuh, maka besar kemungkinan akan timbul gejala serius yang tak diinginkan.
"Organisme semacam ini resisten terhadap obat-obatan. Jadi, kuman ini tumbuh namun berisiko menyebabkan infeksi di tubuh. Infeksinya sulit diobati maupun ditangani, bahkan hanya dengan antibiotik sekalipun," ujar Gabriel K. Innes, VMD, PhD, dikutip dari Eat This.
(Ki-ka) Ilustrasi daging babi, ayam, dan sapi Foto: dok.Shutterstock
Oleh karenanya, bila seseorang sudah terinfeksi, sulit bagi mereka untuk pulih. Butuh perawatan yang lama dan biaya ekstra dalam menanganinya. Kemungkinan paling buruknya, bakteri tersebut dapat merenggut nyawa penderitanya.
ADVERTISEMENT
Dalam Jurnal Environmental Health Perspectives, tengah melihat hasil uji kontaminasi bakteri pada empat jenis daging. Mulai dari dada ayam, daging babi, daging giling, hingga kalkun.
Proses penelitian dilakukan selama 5 tahun, menguji 40.000 sampel daging. Mereka mengamati mulai dari daging diproduksi, dikemas, dan diolah. Ini supaya peneliti dapat paham hubungan antara kontaminasi bakteri dengan daging.
Lalu, apa yang mereka temukan? Sekitar 4 persen dari daging non-organik ini terkontaminasi patogen. Salah satu bakteri pada makanan serupa dengan E. coli dan Salmonella. Sedangkan, peneliti ikut mengamati proses produksi pada daging organik. Hasilnya ditemukan bahwa daging diproses secara konvensional, sehingga terhindar dari kontaminasi nan buruk.
com-Ilustrasi daging Foto: pixabay
Bukan saja perihal tahapan produksinya. Untuk menghindari daging agar tak mudah dihinggapi oleh bakteri, sebenarnya dapat dilihat pula dari cara beternak, merawat hewan. Biasanya, beberapa peternak mengikuti prosedur perawatan organik. Hal ini jelas berpengaruh pada kualitas daging nantinya. Mereka akan dipisahkan dari daging hewani lainnya, kemudian diolah secara eksklusif.
ADVERTISEMENT
Oleh karenanya, peneliti pun setuju kalau daging berbahan dasar organik menjadi pilihan terbaik. Selain itu, Innes menambahkan bahwa pemeliharaan kesehatan hewan ternak tak kalah penting.
"Bagaimana kita memelihara dan merawat hewan jadi penting. Karena itu, bukan saja untuk kebaikan dan kesehatan hewannya, tapi juga pengaruhnya terhadap kesehatan tubuh kita," tutup Innes.
Reporter: Balqis Tsabita Azkiya