Makan Sedikit atau Tidur Cukup, Mana yang Menurunkan Berat Badan?

8 Desember 2019 10:56 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi memilih makan atau tidur Foto: dok.shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi memilih makan atau tidur Foto: dok.shutterstock
ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu berpikir, bahwa kekurangan tidur yang selama ini kamu alami berpengaruh terhadap kenaikan berat badanmu?
ADVERTISEMENT
Tubuh memerlukan energi untuk tetap bisa beraktivitas, dan setidaknya terjaga seharian. Untuk itu tubuh memerlukan nutrisinya; seperti karbohidrat, vitamin, mineral, protein, serat, dan lainnya.
Pilihan makanan yang memacu energi pun ada banyak jenisnya. Enggak heran, kalau saat ini banyak orang yang memilih menjalankan diet sehat. Dengan tujuan agar tubuh tetap berenergi, dan tentunya menjaga berat badan.
Tapi, apakah dengan memilih makanan sehat saja sudah cukup untuk menurunkan berat badan? Jawabannya, tentu belum cukup.
ilustrasi mengonsumsi makanan yang sehat Foto: Shutterstock
Penelitian National Health Service (NHS) menunjukkan adanya hubungan antara kurang tidur dengan berat badan. Para peneliti dari Kaiser Permanente Center for Health Research di Portland, Amerika Serikat tersebut merekrut 472 orang dewasa kategori gemuk, untuk ikut serta dalam program penurunan berat badan secara intensif selama enam bulan.
ADVERTISEMENT
Program ini bertujuan; mengurangi asupan makanan 500 kalori sehari, mengurangi asupan tinggi lemak, olahraga setiap hari (180 menit seminggu), mencatat makanan yang dimakan, menetapkan tujuan berat badan, serta mengikuti sesi kelompok dari penasihat nutrisi.
Hasilnya, 60 persen dari total peserta berhasil menurunkan berat badan sebanyak 6,3 kilogram. Dengan catatan tambahan, mereka telah rata-rata menghabiskan waktu olahraga 195,1 menit per minggu, tingkat stres menurun, dan tidur cukup (6-8 jam).
Ilustrasi makan saat mengatuk Foto: dok.shutterstock
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa, orang yang tidur antara enam dan delapan jam semalam, memiliki peluang lebih besar untuk mencapai tujuan penurunan berat badannya. Tingkat stres mereka juga rendah, yang semakin memacu keberhasilan penurunan berat badan.
"Jika Anda kurang tidur, kami tahu Anda berpotensi lebih rentan secara emosional, sehingga Anda lebih cenderung membuat pilihan makanan secara impulsif," kata ahli diabetes klinis Profesor Eleanor Scott dari University of Leeds, seperti dikutip dari BBC.
ADVERTISEMENT
Scott mencontohkan, seorang ibu yang berjaga semalaman karena baru saja punya bayi, biasanya cenderung memilih makanan kaya karbohidrat agar tetap bertenaga. Energi instan dari makanan ini memang membantu kita untuk tetap bisa terjaga, namun bersifat sementara. Akan menjadi bumerang, ketika kita memakannya terus menerus. Alih-alih badan tetap berenergi, malahan berat badan melonjak perlahan.
Ia juga menambahkan, ketika kita kekurangan tidur, kerja hormon leptin yang memegang peran utama dalam mengendalikan rasa lapar pun menurun.
Leptin bertugas dalam memberi signal bahwa kita telah kenyang. Tetap ketika performanya menurun, kita akan cenderung merasa lapar terus menerus, dan menelan lebih banyak makanan.
Kalau kamu ingin menurunkan berat badan, enggak ada salahnya untuk makan lebih sehat, olahraga, dan tentunya tidak tidur terlalu malam.
ADVERTISEMENT