Manfaat sampai Tips Sehat Mengonsumsi Daging Kambing Menurut Ahli Gizi

31 Juli 2020 12:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gulai Kambing, masakan tradisional Jawa. Foto: Ariyani Tedjo
zoom-in-whitePerbesar
Gulai Kambing, masakan tradisional Jawa. Foto: Ariyani Tedjo
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menikmati gulai, sate, hingga tongseng daging kambing yang gurih, empuk, dan kaya rempah memang meningkatkan selera makan. Apalagi di momen Idul Adha seperti sekarang ini, stok daging kambing di rumah pun kerap melimpah, membuat kita pengin menyantapnya terus.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, beberapa orang kurang menyukai daging kambing lantaran bau prengus, alot, hingga bisa meningkatkan kolesterol. Padahal, menurut dokter spesialis konsultasi gizi klinik, dr. Jovita Amelia, Sp.GK, enggak melulu daging kambing memiliki efek samping buruk untuk kesehatan kita.
"Daging kambing sebagai sumber protein hewani yang baik dapat dikonsumsi sesuai kebutuhan protein harian. Hanya, jika memang ada kecenderungan profil lipid yang buruk, maka disarankan memilih bagian (daging) yang tanpa lemak. Selain itu, memang daging merah merupakan salah satu faktor risiko beberapa jenis kanker," ungkap dokter yang praktik di RS Pelni itu saat dihubungi kumparan.
Menu kambing zaitun saudi Foto: Safira Maharani/ kumparan
Dokter Jovita menambahkan, sejatinya di dalam daging kambing terdapat nutrisi yang dibutuhkan tubuh; seperti protein, lemak, aneka mineral, vitamin seperti sodium, kalium, zat besi, magnesium, zinc dan vitamin B12.
ADVERTISEMENT

Manfaat makan daging kambing

Kandungan nutrisi tersebut rupanya juga membawa manfaat bagi tubuh kita. Menurut studi yang dipublikasikan dalam US National Library of Medicine National Institutes of Health, asupan protein yang tidak memadai bisa mempercepat dan memperburuk pengecilan otot. Nah, kekayaan protein dalam daging kambing dapat mencegah hal tersebut.
Selain itu, daging kambing juga bisa mengurangi rasa lelah kita usai bekerja maupun berkegiatan penuh seharian. Jurnal Appl Physiol pun telah membuktikannya. Dalam penelitian tersebut mengungkapkan, kandungan beta-alanine pada daging kambing dapat meningkatkan kadar carnosine, sehingga mengurangi rasa lelah dan meningkatkan kinerja saat berolahraga.
Ilustrasi daging kambing Foto: Dok. Thinkstock
Jadi, sejatinya makan daging kambing itu enggak dilarang, asal ingat jangan berlebihan; baik saat momen Idul Adha seperti ini maupun sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Supaya menikmati sate atau gulai kambing enggak bikin kamu was-was, dr. Jovita menyarankan untuk menyeimbangkan sajian tersebut dengan sumber nutrisi lain. Dengan begitu, makan daging kambing 2-3 kali dalam seminggu tak akan jadi masalah.
Selain itu, perhatikan juga cara mengolah daging kambing. Menurut dr. Jovita, daging kambing tak memerlukan tambahan garam, karena di dalamnya telah terkandung sodium; sekitar 80 mg sodium per 100 gr. Sodium tersebutlah yang membuat daging kambing gurih secara alami. Dengan tak menambahkan garam lagi, bisa menghindarkan kamu dari tekanan darah tinggi.
Sementara, lanjut dr.Jovita, jika ada kecenderungan kolesterol, maka batasi pengolahan dengan campuran santan maupun menggoreng. Sebab, daging kambing mengandung beragam jenis lemak, salah satunya saturated fat, yang kalau dikonsumsi berlebih bisa mengganggu profil lipid atau yang orang awam kenal kolesterol tinggi.
ADVERTISEMENT
Terlebih, memanggang daging kambing terlalu lama apalagi sampai gosong, memunculkan karsinogen yang dapat merusak sel hingga DNA sehingga berisiko terkena penyakit kronis seperti kanker.
Jadi, alangkah baiknya kamu memanggang sate atau daging kambing dengan tingkat kematangan yang pas agar tak menimbulkan penyakit. Atau, supaya lebih sehat sajikanlah menjadi sup daging kambing dengan tambahan sayuran. Nikmat juga, kan?
***
Agar Daging Kurban Tahan Lama. Foto: Kiagoos Aulianshah/kumparan