Menelusuri Kisah Manis Cokelat sebagai Hadiah Valentine

14 Februari 2021 12:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cokelat Valentine Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Cokelat Valentine Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Di zaman sekarang sudah menjadi sesuatu yang lumrah memberikan hadiah cokelat saat Hari Valentine. Tapi tahukah kamu? Ada makna dan kisah yang cukup unik terselip kala dari kebiasaan memberi cokelat sebagai hadiah Valentine.
ADVERTISEMENT
Menurut catatan sejarah, cokelat sudah menjadi lambang keromantisan sejak zaman suku Aztec dan Maya. Ya, kedua suku ini menjadi yang pertama mengolah biji kakao, saat itu sebagai minuman. Sajian ini pun hanya bisa dinikmati oleh para raja, bangsawan, dan sesepuh adat.
Saking bernilai tinggi, cokelat menjadi salah satu alat pembayaran yang sah. Pada waktu itu, biji kakao juga sering digunakan untuk membayar upah para pekerja.
Selain itu, suku Aztec dan Maya juga mengetahui manfaat cokelat sebagai makanan afrodisiak. Cokelat menjadi makanan penambah selera, peningkat gairah, dan dipercaya membuat lawan jenis lebih terbuka terhadap romansa.
Ilustrasi biji cokelat Foto: dok.shutterstock
Tradisi memberikan cokelat sebagai hadiah Valentine pun semakin populer; terutama pada era Victoria (1800-an). Pada era tersebut, mereka kerap memberikan hadiah berupa cokelat dan batu amber untuk menyatakan cinta. Mereka menganggap cokelat memiliki potensi sebagai alat perayu yang mampu membuat hati seseorang luluh; sama dengan tekstur cokelat yang mudah meleleh.
ADVERTISEMENT
Buku-buku etika dan para produsen cokelat pun, seakan memberikan propaganda bahwa pertukaran cokelat antara laki-laki dan perempuan merupakan sebuah deklarasi cinta.
Rasanya yang manis, juga membawa dampak emosional tersendiri bagi seseorang. Terlebih, dalam cokelat terdapat zat kimiawi yang menenangkan otak, meningkatkan energi, serta meningkatkan suasana hati. Karena itulah, ia kerap dikaitkan dengan perasaan jatuh cinta yang juga dinilai manis bak cokelat.

Produsen cokelat giat mempopulerkan sebagai hadiah Valentine

Cokelat Valentine Foto: Shutter Stock
Siapa sangka? Penemuan biji cokelat yang tadinya hanya dikonsumsi oleh kalangan terbatas, kini kian berkembang. Hingga para produsen cokelat dunia mengambil langkah cukup besar dalam mempopulerkan makanan ini sebagai hadiah Valentine.
Salah satu pelopornya adalah Richard Cadbury-- putra kedua dari pendiri pabrik cokelat Cadbury-- pada abad ke-19. Ia menemukan cara membuat cokelat batangan dengan cita rasa nikmat, namun dengan harga yang terjangkau.
ADVERTISEMENT
Mengutip Santa Barbara Chocolate, setelah produksi cokelat semakin meluas, Richard pun mengemas produknya dengan ornamen bernuansa romantis; ada cupid dan mawar. Kemudian, cokelat tersebut laku keras di pasaran.
Bukan itu saja, Cadbury juga berhasil menjadi orang pertama yang menciptakan kotak cokelat berbentuk hati. Mulai dari sini, cokelat pun diburu sebagai hadiah Valentine. Inovasi tersebut, juga diikuti oleh produsen cokelat lain di Amerika Serikat.
Hingga tahun 1923, pembuat cokelat bernama Russel Stover mulai menjual cokelat dalam kotak berbentuk hati, yang seketika laris manis diborong para pencinta cokelat.

Secara psikologis, memberi pasangan camilan bisa menambah harmonis

Ilustrasi Valentine's Day. Foto: Pixabay
Seperti kita ketahui, cokelat mengandung phenylethylamine yang dapat menurunkan hormon cortisol penyebab stres; serta meningkatkan serotonin hormon pemicu rasa senang.
ADVERTISEMENT
Rupanya, bukan hanya kandungan dalam cokelat tersebut yang bisa memperbaiki perasaan. Secara psikologis, memberikan camilan kepada pasangan --seperti memberikan cokelat kala Valentine-- bisa meningkatkan keharmonisan hubungan, lho.
Menurut Saskhya Aulia Prima M. Psi, membawa atau memberikan camilan bisa menjadi tindakan konkret sebagai pengganti ungkapan hati.
"Cara orang mengungkapkan hati memang beda-beda. Jangan cuma saat berprestasi saja baru dipuji, kayaknya cintanya bersyarat banget. Bisa physical touch seperti gandengan, mencium, atau tiba-tiba kasih surprise. Bahasa cinta ini bisa digabung-gabung dengan tambahan tindakan yang konkret, misal membawa makanan atau camilan saat pasangan lagi sibuk bekerja," jelasnya saat menjadi nara sumber di acara konferensi pers "Ungkapan Hati Cadbury," Rabu (27/1).
Saskhya menambahkan, mengungkapkan isi hati ini menjadi penting guna meningkatkan hubungan yang lebih sehat. "Pada dasarnya manusia lahir memiliki kebutuhan untuk dicintai," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Bagai jodoh, cokelat dan Hari Valentine kini tak bisa dipisahkan. Belum lengkap rasanya bila Valentine tak dihiasi dengan manisnya cokelat yang mampu membuat hati siapa pun meleleh.