Menu Sehat Saat Puasa Ramadan Menurut Para Ahli

5 April 2024 10:35 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi buka puasa bersama keluarga. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi buka puasa bersama keluarga. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tak terasa saat ini umat muslim sudah memasuki minggu terakhir bulan Ramadan. Di saat-saat terakhir puasa ini, semangat dan kekhusyukan dalam menjalankan ibadah puasa pun akan semakin meningkat.
ADVERTISEMENT
Bagi banyak orang, mengatur pola makan yang sehat menjadi kunci untuk menjaga kesehatan dan energi selama berpuasa. Pemilihan jenis makanan yang tepat tidak hanya memastikan kecukupan nutrisi selama puasa, tapi juga dapat meningkatkan semangat ibadah, terutama di hari terakhir Ramadan.
Berikut ini ada beberapa makanan yang sebaiknya dikonsumsi saat puasa dari para ahli seperti dikutip dari Metro UK. Misalnya saja Dr. Ayazullah Safi dari Fakultas Ilmu Kesehatan di Birmingham City University, menurut dia saat berpuasa sebaiknya memilih makanan dengan indeks glikemik rendah sehingga dapat menjaga kadar gula darah tetap stabil sepanjang hari.
"Oats, roti gandum, barley, beras merah, quinoa, berry, apel, dan jeruk yang memiliki indeks glikemik rendah dan tidak meningkatkan gula darah adalah pilihan yang baik untuk dikonsumsi agar Anda tetap beraktivitas sepanjang hari," katanya.
Ilustrasi makanan sehat. Foto: aslysun/Shuttterstock
Dr Safi dan Ms Jackson juga menyarankan untuk menghindari konsumsi kafein selama puasa karena dapat menyebabkan dehidrasi. Selain itu, kata Jackson saat berpuasa, sebaiknya menghindari minuman olahraga yang mengandung elektrolit atau tambahan gula yang tinggi.
ADVERTISEMENT
"Minuman olahraga dengan tambahan elektrolit hanya diperlukan jika Anda kehilangan elektrolit karena keringat berlebih – atau saat Anda merasa tidak enak badan karena diare dan muntah," ujar Jackson.
Olahraga selama bulan Ramadan memang dapat dilakukan, namun olahraga yang intens dan berkepanjangan sebaiknya dihindari. Sebab, selama bulan Ramadan, tubuh mengalami perubahan dalam pola makan dan waktu beraktivitas, sehingga mempengaruhi tingkat energi dan hidrasi.
Menurut Jackson mungkin ada beberapa orang yang memiliki kebiasaan untuk mengonsumsi gorengan saat berbuka puasa. Ia menyarankan sebaiknya untuk mengganti makanan yang digoreng dengan alternatif yang lebih sehat seperti makanan yang dipanggang.
Selain itu, makanan manis seperti donat, es krim, dan kue juga bisa digantikan dengan pilihan yang lebih sehat seperti salad buah dan yoghurt. Ini karena makanan yang digoreng dan makanan manis sering kali tinggi lemak, gula, dan kalori, yang bisa memberikan dampak buruk pada kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan.
ADVERTISEMENT
Biasanya ketika lapar, keinginan untuk mengonsumsi makanan berlemak tinggi memang bisa menjadi lebih kuat. Makanan berlemak tinggi cenderung memberikan rasa kenyang lebih lama, dan ini kerap menjadi pilihan yang menarik saat berbuka puasa. Selain itu, ketika lapar, kita cenderung makan terlalu cepat dan terlalu banyak karena ingin segera merasa kenyang.
Ilustrasi buka puasa bersama keluarga. Foto: Shutterstock
“Banyak klien saya terkejut karena berat badan mereka malah bertambah di bulan Ramadan meskipun mereka sedang berpuasa dan itu karena masalah ini,” ujar Jackson.
Dia juga merekomendasikan piring seimbang yang mengandung tiga komponen utama yaitu protein, karbohidrat kompleks, dan sayuran. Menurutnya, proporsi yang seimbang antara ketiga komponen ini dapat membantu dalam mengontrol asupan makanan serta memastikan tubuh tetap mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan.
ADVERTISEMENT
“Ramadan adalah waktu yang sangat bagus untuk mencoba memperlambat pola makan. Berbicara dengan teman dan keluarga di meja makan jauh lebih baik daripada berbicara di ponsel atau menonton TV di mana Anda sering tidak menyadari bahwa Anda sudah kenyang," jelasnya.
Sahirah Javaid, seorang anggota dari badan amal Muslim Hands, juga berbagi pengalamannya tentang puasa Ramadan yang membawanya pada perubahan positif, baik secara fisik maupun mental. Menurutnya, puasa tidak hanya memberikan energi tambahan, tetapi juga meningkatkan kebahagiaan dalam kehidupannya.
“Saya telah melihat kadar glukosa saya turun dan berat badan saya turun selama periode Ramadan,” bebernya.
Tidak hanya itu, Sahirah juga merasa mampu melakukan aktivitas fisik dengan lebih baik selama puasa. Dia mengatakan, saat puasa dirinya bisa mengerahkan tenaga lebih banyak, seperti berjalan dan berlari, tanpa merasa terbebani oleh makanan.
ADVERTISEMENT
"Hal ini juga mendorong disiplin untuk tidak makan berlebihan dan lebih memperhatikan apa yang dibutuhkan tubuh Anda daripada secara konsisten mengungkapkan apa yang diinginkan tubuh Anda," ungkapnya.