Mikael Jasin Bawa Misi Berkelanjutan untuk Kopi Indonesia Saat WBC 2021

21 November 2021 16:09 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mikael Jasin. Foto: Instagram/@mikaeljasin
zoom-in-whitePerbesar
Mikael Jasin. Foto: Instagram/@mikaeljasin
ADVERTISEMENT
Bak makanan sehari-hari, industri kopi sudah mewarnai kehidupan Mikael Jasin bahkan sejak 9 tahun yang lalu. Ia pernah membawa nama Indonesia masuk dalam peringkat 4 besar di World Barista Championship (WBC) 2019.
ADVERTISEMENT
Perjalanan panjangnya dalam mengikuti kompetisi kopi dunia sudah dilakoni sejak 2015. Ia juga baru saja selesai kembali mengikuti World Barista Championship tahun ini di Milan, Italia.
Bukan sekadar mencari eksistensi, laki-laki yang juga akrab disapa Miki itu membawa misi besar dan berkelanjutan bagi industri kopi Indonesia di mata dunia. Kendati tahun ini langkahnya hanya sampai semi final, tepatnya berada di peringkat 7 besar.
"Saya bukan finalis lagi... hahaha! (Tahun ini) we just missed out on the finals. Kalau pengalamannya, sebenarnya lumayan ok, setelah dua tahun off kompetisinya, terus kemarin berkompetisi lagi, senang ketemu teman-teman lama, walaupun saling berkompetisi, tapi semuanya berteman, jadi, ya it was nice to meet them again. Secara pribadi dan team, overall yang kita mau sampaikan mengenai misi kita sudah tersampaikan, jadi all in all walaupun enggak masuk final, sudah cukup membanggakan. Puas sih mungkin tidak, tapi sudah cukup membanggakan," kisahnya kepada kumparanFOOD, Minggu (21/11).
ADVERTISEMENT
Meski tak bisa mendulang prestasi yang sama, Mikael mengatakan akan tetap melakukan apa yang sudah ia lakukan namun dengan perencanaan yang lebih besar. Ia juga telah menyadari sejak lama bahwa kopi Indonesia punya potensi besar untuk eksis seperti kopi-kopi negara lain di dunia.
"Kalau potensi selalu ada dari dulu. Jadi, sebenarnya yang kita kurang itu bukanlah potensi, melainkan orangnya yang membuat dari potensi menjadi kenyataannya itulah. Jadi plannya, ya kita akan terus melakukan apa yang kita sudah lakukan namun dalam skala yang lebih besar, kopinya dibuat lebih enak, agar perubahan yang kita sudah dapatkan tidak hanya berhenti di sini, namun bisa lebih besar dan juga lebih berkelanjutan," ujarnya.

Menyuguhkan tiga kreasi kopi Flores, Manggarai di WBC 2021

Mikael Jasin. Foto: Instagram/@mikaeljasin
Sejalan dengan misinya tersebut, dalam persiapan menuju WBC 2021 maka ia memilih membawa kopi Flores, Manggarai. Laki-laki yang pernah berada di posisi dua besar dalam Australian Coffee in Good Spirits itu menuturkan ada alasan tersendiri mengapa ia memilih kopi asal tanah Flores tersebut.
ADVERTISEMENT
"Karena kopi ini yang secara apa yang kita mau sampaikan, secara topik itu yang paling menggambarkan alasan mengapa kita mau bertanding, dan alasan kenapa kita mau melakukan project yang ada di So So Good. Konsepnya adalah agen perubahan, nah kebetulan di Manggarai ini kopinya paling enak, namun tidak hanya enak, tapi juga karena kita dapat membawa perubahan ke komunitas di sana," jelasnya.
Ya, Mikael dan timnya telah melakukan kerja sama dengan 741 kepala keluarga. Sehingga kopi yang ia gunakan bukan hanya dipersiapkan untuk kompetisi saja, melainkan juga guna membantu keberlangsungan hidup para petani kopi setempat.
Kemudian, biji kopi Flores, Manggarai tersebut ia olah menjadi tiga sajian untuk WBC 2021. Ada signature beverage: senja Manggarai (Uwu); milk beverage: kamala Manggarai, dan espresso beverage: kamala Manggarai (Gulang).
Mikael Jasin. Foto: Instagram/@mikaeljasin
Untuk bisa menghasilkan kreasi kopi tersebut, Mikael membutuhkan waktu persiapan dari akhir tahun 2019. "Jadi kita buat kopi di kebun, kita proses, setelah itu di tahun kedua kita bikin, jadi secara persiapan, itu sudah dari tahun ke tahun. Kalau dirasa cocok, kebetulan panen itu bulan Juni, dan baru bisa dicoba di bulan Agustus. Kebetulan yang kita pilih semuanya dari Flores, dari Manggarai," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Meski ini menjadi kali pertama kembalinya Mikael mengikuti kompetisi kopi dunia setelah vakum akibat pandemi COVID-19 selama dua tahun, ia mengaku tak ada perbedaan yang signifikan. Hanya saja, ia perlu mengikuti kompetisi dengan protokol kesehatan yang ketat.
Mikael Jasin. Foto: Instagram/@mikaeljasin
Saat ditanya soal lawan, ia mengatakan tak memiliki lawan yang berat meski bersaing dengan 37 barista kopi dari negara lain.
"Hmm... Sebenarnya enggak, sih, maksudnya kalau kompetisi kopi walaupun “lawan” nya ada 37 yang lain, tapi sebenarnya kita majunya itu sendiri-sendiri. Jadi, selalu akhirnya lawannya, ya lawan diri sendiri, kopinya; sejago apa kita buatnya, presentasi, sebagus apa kita bisa menyampaikannya," ucapnya.
Di kompetisi kali ini ia juga mengaku mendapat banyak pelajaran baru yang didapat dari feedback para juri. "Namun yang terpenting adalah feedback yang didapatkan untuk kopinya. Jadi, juri-jurinya yang berita tahu nilai kopinya sudah sampai di mana, nih dan itu yang akan kita aplikasikan ke tahun-tahun berikutnya. Sangat penting, sih pembelajaran tersebut. Kalau untuk pengalaman, mungkin berasa banyak support dari teman-teman di Tanah Air. Apa pun hasilnya," pungkas Mikael.
ADVERTISEMENT