Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Minum Susu Bisa Meningkatkan Kolesterol pada Penderita Jantung? Ini Kata Ahli
28 Mei 2021 9:03 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Laiknya kopi, susu menjadi minuman wajib kala sarapan. Selain itu, minuman bersumber dari produk sapi ini juga kerap dijadikan bahan utama masakan atau kue. Rasanya, tak lengkap bila tidak menyertakan susu di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Meski sudah menjadi bagian dari konsumsi keseharian, nyatanya, banyak orang menghindari susu karena kebutuhan atau penyakit tertentu. Sebut saja, penderita kolesterol. Mereka sering menganggap susu sebagai minuman yang pantang dikonsumsi.
Tetapi, mengutip Eat This, studi baru yang diterbitkan oleh University of Reading justru mematahkan anggapan tersebut. Dalam penelitian berjudul International Journal of Obesity, Mei 2021, meninjau pengaruh dan dampak yang ditimbulkan susu, terhadap seribu lebih orang dewasa.
Hasilnya menyatakan bila orang dewasa yang punya variasi genetik spesifik, memiliki kadar kolesterol lebih rendah saat menenggak segelas susu.
"Mereka memang punya BMI tinggi, lemak tubuh, namun kolesterol baik dan jahatnya justru lebih rendah," ungkap Vimal Karani, Ph.D., ketua peneliti studi dan profesor nutrigenik & nutrigenomik, University of Reading.
ADVERTISEMENT
Selain itu, para penderita variasi genetik tersebut memiliki risiko penyakit jantung koroner yang juga rendah. Sehingga, menurut Karani, konsumsi susu tidak serta-merta langsung membuat mereka terkena penyakit kardiovaskular.
Kini, salah satu cara pencegahan agar penderita kardiovaskular, kolesterol, maupun variasi genetik agar tak kambuh usai minum segelas susu; adalah dengan mengganti susu yang rendah atau bebas lemak.
Rupanya, hal ini berbanding terbalik dengan apa yang ditemukan oleh penelitian di tahun 2019. Advances in Nutrition menyatakan, produk susu berlemak atau full-cream serta susu fermentasi semacam yoghurt, lebih banyak memberi efek perlindungan pada kelainan jantung juga diabetes tipe 2.
Untuk saat ini, tampaknya penelitian dari universitas tersebut, dapat menemukan relasi yang terjalin antara konsumsi susu dengan peningkatan BMI. Susu berlemak ini juga disebut mampu membantu proses penurunan berat badan.
ADVERTISEMENT
Tapi, tak semua penelitian punya hasil yang sama. Sementara itu, tahun 2016, Journal of Clinical Nutrition justru menemukan hasil penelitian yang cukup berbanding terbalik. Mereka mengatakan kalau produk susu berlemak, cenderung cepat menaikkan berat badan pada 18 ribu perempuan yang dijadikan subjek penelitian.
Sehingga para peneliti pun menyimpulkan, minum susu tak lantas langsung membawa pengaruh kenaikan berat badan apalagi penyakit kardiovaskular pada orang tertentu. Namun, bisa jadi, hal ini berbanding terbalik. Maka dari itu, mereka tetap menyarankan kamu untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu ke ahli kesehatan profesional. Terlebih buat kamu yang memiliki kebutuhan khusus.
Reporter: Balqis Tsabita Azkiya