Perbedaan Bahan Makanan Berlabel Natural dan Organik, Mana Lebih Sehat?

15 Februari 2021 12:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Sayur dan buah organik lebih baik bagi kesehatan karena kandungan residu pestisidanya sedikit atau tidak ada sama sekali. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Sayur dan buah organik lebih baik bagi kesehatan karena kandungan residu pestisidanya sedikit atau tidak ada sama sekali. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Meningkatnya pengetahuan akan kebutuhan makanan sehat, membuat beberapa orang lebih selektif terhadap memilih asupan mereka untuk sehari-hari. Sekarang, kita dapat dengan mudah menemukan pilihan makan berlabel “natural” atau “organik” di supermarket terdekat.
ADVERTISEMENT
Namun, apa perbedaan bahan makanan biasa dengan yang berlabel natural atau organik —serta hubungannya dengan manfaat kesehatan?
Mengutip beberapa sumber, kata "natural" dan "organik" sebenarnya bukan istilah yang dapat disandingkan. Secara umum, kata "natural" yang berarti “alami” pada label makanan memiliki arti bahwa sebuah produk tidak mengandung pewarna, perasa, atau pengawet buatan. Sedangkan, kata "organik" mengacu pada cara petani dalam menanam serta mengolah produk pertanian; seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, produk susu, hingga produk daging.
Jadi, secara sederhana, keduanya merupakan konsep yang berbeda; yang satu isi produk dan yang lain berupa cara pengolahan. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) dan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) juga tidak memiliki definisi formal atau aturan tentang produk “natural" —berbeda dengan aturan ketat yang mereka lakukan untuk mencantumkan label "organik".
ADVERTISEMENT

Jadi, apa itu praktik pertanian organik?

com-Arla, ilustrasi makanan dan minuman organik Foto: Shutterstock
Secara garis besar, praktik pertanian organik dirancang untuk memenuhi beberapa tujuan; meningkatkan kualitas tanah dan air, mengurangi polusi, menyediakan habitat ternak yang aman dan sehat, hingga meningkatkan siklus keberlanjutan di sebuah pertanian —memproduksi bahan makanan sambil menjaga lingkungan.
Para petani atau peternak tidak boleh menggunakan beberapa hal, seperti pupuk sintesis, pestisida, rekayasa genetika, hingga penggunaan hormon pertumbuhan untuk ternak. Mereka didorong untuk menggunakan pupuk hijau dari kotoran ternak atau kompos, penggunaan perangkap serangga, serta penggunaan pestisida alami atau sintetis yang memiliki sertifikasi organik USDA. Produk daging organik juga didapat dari hewan yang diternakkan dalam lingkungan sehat, diberikan makan organik, serta di vaksin.
Meski begitu, kamu tetap perlu memperhatikan label “organik” yang beredar di pasaran. Menurut USDA, ada beberapa jenis label berbeda dengan proses pengolahan dan campuran bahan yang tidak sama. Kamu bisa menemukan label “100 persen organik”, “organik” (95%), “dibuat dengan bahan organik” (70%), dan “bahan organik” (kurang dari 70%).
ADVERTISEMENT

Lantas, apa makanan organik lebih aman atau bergizi?

com-Sayur, buah, dan biji-bijian organik mengandung lebih banyak antioksidan dan karenanya memiliki rasa yang lebih lezat. Foto: Shutterstock
Beberapa penelitian menunjukkan adanya beragam manfaat kesehatan potensial saat mengonsumsi makanan organik, bila dibandingkan dengan produk yang ditanam secara konvensional. Namun, masih perlu penelitian jelas mengenai perbedaan manfaat kesehatan secara keseluruhan dari kedua produk ini.
Sebuah penelitian dari Stanford Medicine yang dipublikasikan dalam jurnal Annals of Internal Medicine tahun 2012 menemukan, makanan organik tidak memiliki keunggulan nutrisi dibandingkan produk non-organik.
Sementara, penelitian lain menunjukkan peningkatan kecil pada beberapa nutrisi dalam produk organik; contohnya senyawa flavonoid yang memiliki sifat antioksidan. Penggunaan rumput dan alfalfa untuk ternak, umumnya juga menghasilkan kadar asam lemak omega-3 yang lebih tinggi sehingga lebih menyehatkan jantung.
Selain itu, kadar logam kadmium atau bahan kimia beracun ini juga terkandung lebih sedikit, bila dibandingkan dengan tanaman yang ditanam secara konvensional. Belum lagi, bahaya residu pestisida dan bakteri yang dapat dihindari saat mengonsumsi makanan organik.
ADVERTISEMENT
Meski, penelitian terkait manfaat makanan organik masih bertentangan satu sama lain, setidaknya kamu sudah tahu keunggulan maupun kelemahan bahan tersebut. Dengan begitu, kamu bisa mempertimbangkan mana yang baik untuk tubuh.
Reporter: Natashia Loi