Riset: Banyak Makan Daging Bisa Menimbulkan Gangguan Pernapasan pada Anak

4 Januari 2021 9:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak makan daging Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak makan daging Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Selama ini kita mungkin hanya mengetahui terlalu banyak makan daging berpotensi dalam mengembangkan penyakit terkait kardiovaskular. Tetapi, tak hanya itu, lho, pola makan banyak daging dalam sebuah penelitian kini menyatakan berpotensi membahayakan kesehatan anak-anak. Lebih tepatnya para peneliti menemukan hubungan antara diet tinggi daging dan gejala asma pada masa anak-anak, seperti dikutip dari Eat This.
ADVERTISEMENT
Penelitian ini, diterbitkan dalam jurnal medis BMJ, menggunakan data dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional dan melihat kesehatan serta pola makan 4.388 anak dari tahun 2003-2006. Alhasil, para peneliti menemukan bahwa makan daging (selain seafood) dalam jumlah tinggi dikaitkan dengan masalah pernapasan pada anak-anak.
Secara khusus, mereka yang mengonsumsi banyak daging lebih mungkin mengalami gangguan mengi —suara bernada tinggi yang muncul saat saat tidur— yang membutuhkan obat.
Ilustrasi Membalikan Steak Foto: Thinkstock
“Studi kami didasarkan pada penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa diet mungkin berperan dalam kesehatan saluran napas dan gejala yang berhubungan dengan asma," jelas Sonali Bose, MD, penulis studi tersebut dan asisten profesor dari Icahn School of Medicine. "Hasilnya menunjukkan adanya hubungan antara komponen yang ditemukan dalam (daging) yang dimasak dengan gangguan mengi pada anak-anak."
ADVERTISEMENT
Komponen yang dimaksud adalah advanced glycation end-products (AGEs). Menurut Pusat Nasional untuk Informasi Bioteknologi AS (NCBI), AGEs adalah racun berbahaya yang berasal dari memasak makanan pada suhu tinggi.
Bose juga mengungkapkan kalau hubungan antara AGEs dalam makanan dan kesulitan bernapas di masa anak-anak, dapat membantu menjelaskan mekanisme pengaruh daging terhadap kesehatan saluran pernapasan.
Alergi pada saluran pernapasan ditandai dengan peningkatan kepekaan saluran napas terhadap rangsangan luar. Foto: Shutterstock
Uniknya, pola makan sehat sehari-hari dapat dipatahkan dengan kehadiran makanan AGEs. "Tidak peduli seberapa bergizi makanan anak, kehadiran AGEs dalam makanan tetap bisa menimbulkan risiko bagi mereka,” ungkap Bose.
Untuk mengurangi AGEs makanan pada daging yang kamu olah, NCBI merekomendasikan untuk memasak dengan panas lembab, menggunakan waktu memasak yang lebih singkat, memasak pada suhu lebih rendah, dan menggunakan bahan asam; seperti jus lemon atau cuka.
ADVERTISEMENT
Beberapa tips tersebut mungkin dapat membantu mengurangi AGEs dalam makanan kamu atau keluarga —lebih baik lagi kalau kamu berencana mengurangi konsumsi daging harian. Berbeda dengan situasi sebelumnya, COVID-19 kini membuat asma terlihat lebih berbahaya. Jadi, sebaiknya ubah pola hidup dan diet sehari-hari untuk menjaga kesehatanmu dan keluarga.
Reporter: Natashia Loi