Riset: Diet Intermittent Fasting Bisa Bantu Tingkatkan Imun Tubuh

9 April 2020 9:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi waktu diet intermittent fasting . Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi waktu diet intermittent fasting . Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Metode diet intermittent fasting adalah salah satu pola makan populer yang diklaim bisa menurunkan berat badan dengan cepat. Berbeda dengan jenis diet lainnya, intermittent fasting tak membatasi jenis makanan yang harus dikonsumsi, melainkan kapan waktu yang tepat untuk mengonsumsinya.
ADVERTISEMENT
Jadi, kita hanya diperbolehkan untuk makan di waktu tertentu saja, alias puasa.
Ternyata, metode ini tak hanya dianggap efektif untuk membakar lemak tubuh saja, tapi bisa meningkatkan daya tahan tubuh.
Ilustrasi makanan intermittent fasting Foto: dok.shutterstock
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Valter Longo dan koleganya dari University of Southern California pada tahun 2014 menemukan, berpuasa bisa menurunkan jumlah sel darah putih. Sehingga, akan memicu sistem imun memproduksi sel darah putih yang baru.
Sel darah putih ini merupakan komponen penting dalam sistem imun tubuhmu. Nah, ketika kita mulai makan kembali, tunas sel kita akan bekerja maksimal untuk mengisi lagi sel-sel yang didaur ulang.
Gagasan dari penemuan ini adalah bahwa kita harus berpuasa selama beberapa hari untuk mendapatkan manfaat. Pada dasarnya, kita harus sepenuhnya menghabiskan cadangan energi dalam tubuh. Proses ini membutuhkan waktu setidaknya 24 jam, bahkan 48 jam atau lebih.
Ilustrasi puasa Foto: Shutter Stock
Jadi, menurut Longo, kita harus berpuasa non stop selama 2-3 hari untuk bisa mendapatkan manfaatnya.
ADVERTISEMENT
Namun, sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine, pada bulan Januari 2020 menganalisis kembali penelitian yang dilakukan oleh Longo dkk. Dari analisis tersebut, ternyata kita bisa mendapatkan manfaat yang sama hanya dengan membatasi waktu makan.
Dilansir Forbes, konsepnya sama seperti diet intermittent fasting; mengonsumsi makanan hanya dalam 6 jam atau 8 jam. Kita bisa mulai makan pada pukul 12.00, kemudian berhenti makan pada pukul 20.00. Setelahnya, berpuasa sampai waktu makan siang tiba —kurang lebih selama 16 jam.
Pola makan seperti ini bisa memberikan berbagai manfaat, seperti menstabilkan tekanan tekanan darah, detak jantung, kolesterol total, glukosa, dan resistensi insulin.
Ilustrasi tekanan darah Foto: dok.shutterstock
Nah, pada penelitian sebelumnya disebutkan, kalau kita berpuasa selama 2-3 hari nonstop, tubuh kita akan membersihkan sel-sel imun yang sudah tua dan memproduksi baru lagi.
ADVERTISEMENT
Rupanya, penerapan diet intermittent fasting juga bekerja dengan cara yang sama. Selain lebih mudah untuk kita lakukan, manfaat kesehatannya pun lebih banyak.
Bukan hanya menurunkan berat badan, kamu pun bisa tingkatkan daya tahan tubuh supaya tak mudah sakit. Sebuah win-win solution, kan?