Royal Silk Road, Chinese Food Halal Terinspirasi dari Muslim di China

25 Januari 2020 16:08 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Noodle bee (Rp 78 ribu). Foto: Toshiko/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Noodle bee (Rp 78 ribu). Foto: Toshiko/kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu belakangan ini, Royal Silk Road jadi perbincangan di kalangan foodies. Bagaimana tidak, tempat makan ini mengusung tema Chinese food halal. kumparan pun mampir ke sana untuk mencobanya.
ADVERTISEMENT
Ketika datang, kami disambut dengan begitu ramah. Suasana tempat makannya memang sangat mirip dengan restoran Chinese food pada umumnya. Ada banyak kaca dengan dominan warna putih dan emas.
Suasana di Royal Silk Road. Foto: Toshiko/kumparan
Suasana di Royal Silk Road. Foto: Toshiko/kumparan
Berbeda dengan Chinese food non halal, Royal Silk Road mengandalkan daging sapi dan kambing sebagai protein utamanya.
Owner kami asalnya dari China, namun di daerah yang kebanyakan muslim. Di sana daging yang banyak dipakai adalah kambing, domba dan sapi,” ungkap Layyinatus Syifa, pramusaji Royal Silk Road kepada kumparan (23/1).
Syifa menjelaskan bahwa pemilik resto halal ini berasal dari Gansu. Meski tidak sebesar di Xinjiang, populasi kelompok Muslim di Gansu ini cukup signifikan, Hampir mirip dengan daerah seperti di Ningxia dan Qinghai.
Selama kurang lebih tujuh bulan buka, restoran Chinese food halal ini masih cukup berjuang menghadapi pasar Indonesia. Syifa mengakui bahwa justru yang lebih banyak datang adalah yang keturunan China.
ADVERTISEMENT
“Customer Indonesia justru kurang mengenal. Yang ke sini banyakan orang Chinese; yang Muslim dan non Muslim,” jelasnya.
Kami pun mencoba beberapa sajian yang direkomendasikan. Tentu ekspektasi saya lumayan tinggi, mengingat Chinese food merupakan salah satu comfort food keluarga saya.
Aneka chinese food halal di Royal Silk Road. Foto: Toshiko/kumparan
Makanan pertama yang kami pesan adalah noodle bee (Rp 78 ribu). Penyajiannya menggunakan piring melamin putih; mi dan pelengkapnya dipisah.
Saya pun langsung menuangkan tumisan yang berisi sawi putih, daging sapi, jamur, dan irisan paprika itu. Sebenarnya tumisan ini nampak agak berminyak.
Noodle bee (Rp 78 ribu). Foto: Toshiko/kumparan
Ketika mengaduknya, saya menyadari bahwa minya begitu panjang. Mirip seperti mi hokkian; tebal pula. Teksturnya sungguh kenyal dan mantap. Bikin kenyang, mungkin bisa untuk berdua.
Lalu saya juga memesan dumpling (Rp 30 ribu). Datangnya dengan sambal minyak khas Chinese food. Sedikit saya merasa ada rasa seperti arak; agak kecut. Namun, setelah dipastikan, mereka tidak menggunakannya.
Dumpling Foto: Toshiko/kumparan
“Semua bahan dan makanan kami di sini sudah lolos sertifikasi Halal,” kata Syifa.
ADVERTISEMENT
Untuk aneka sayur, saya mencoba bok choi tumis mereka. Lagi-lagi, sayur ini sedikit terlalu berminyak. Demikian juga dengan fried shrimp and chicken wings (Rp 68 ribu) mereka. Hidangan ini mirip bumbu cabai garam.
Bok choi. Foto: Toshiko/kumparan
Fried shrimp and chicken wings. Foto: Toshiko/kumparan
Untungnya, saya memesan lemon tea hangat (Rp 55 ribu). Datangnya di tempat teh yang terbuat dari kaca. Ada lilin di bawahnya supaya teh ini tetap hangat hingga di penghujung makan saya.
Lemon tea Foto: Toshiko/kumparan
Secara keseluruhan, rasa gurih begitu mendominasi sajian di Royal Silk Road. Rasanya juga lebih kaya rempah, sementara rasa bawang putihnya agak tenggelam.
Selain menu di atas, Syifa juga merekomendasikan sapi qingshui, iga kambing jiaoyan, buntut sdapi pedas, serta royal barbekyu. Bisa jadi pilihan untuk kamu yang ingin makan keluarga di sana. Porsinya sangat besar!
ADVERTISEMENT
Jadi, buat kamu yang ingin mencicipi bagaimana Chinese food halal yang benar-benar autentik khas Tiongkok, silakan mampir ke tempat makan enak ini.
Royal Silk Road
Alamat: Jl. Casablanca Raya, Tebet, Jakarta Selatan
Jam buka: Setiap hari (10.00-22.00)