Sahur Bersama di Pusat Jakarta

2 Juni 2019 17:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sayur asam Ampera 2 Tak Foto: Mela Nurhidayati Syamsiyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sayur asam Ampera 2 Tak Foto: Mela Nurhidayati Syamsiyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Ramadhan kali ini terasa lengkap. Mencoba puasa tiga hari sudah, dan ikutan bukber pun sudah. Namun, bagaimana dengan mencoba sahur bersama?
ADVERTISEMENT
Kami pun memutuskan untuk sahur bersama. Sebenarnya cukup bikin berpikir panjang, mengingat ada beberapa kejahatan yang terjadi saat sahur.
Daerah yang kami pilih adalah sekitar pusat Jakarta. Mengingat banyak tempat makan yang buka selama 24 jam di daerah ini. Apa saja?
Tempat pertama: Ampera 2 Tak
Makanan di Ampera 2 Tak Foto: Toshiko/kumparan
Tepat jam 23.00 kami mulai jalan dari penginapan. Tidak jauh, ada Ampera 2 Tak yang buka 24 jam. Tempat makan masakan Sunda ini awalnya sepi.
“Ini kita lagi mulai siapin untuk sahur, mbak. Keluarin makanannya satu-satu,” ungkap salah satu pramusaji.
Kedatangan kami tepat waktu. Lauk yang tersaji masih segar dan baru. Sambalnya pun segar. Agak bingung karena ternyata masih banyak yang asyik makan lalapan plus sambal pedas ini di jam 23.00.
Aneka lauk di Ampera 2 Tak Foto: Toshiko/kumparan
“Bisa ya, makan sambal jam segini. Enggak perih di perut?” tanya saya.
ADVERTISEMENT
“Bisa, dong. Nasi putihnya masih panas, biar enak perutnya pakai sayur asem. Enak nih,” ungkap Fira yang kebetulan belum makan malam.
“Nanti judul artikelnya ‘Ampera 2 Tak, Kacida Raosna’, pasti banyak yang baca!” celetuk Mela yang kebetulan fasih berbahasa Sunda.
Tempat kedua: Lucky Cat & Kitchen
Cake dan Iced Mocha Lucky Cat Coffee & Kitchen. Foto: Toshiko/kumparan
Dari Ampera 2 Tak, kami mampir ke Lucky Cat & Kitchen. Tempat ini sudah tidak asing di pecinta kuliner malam. Sampai sekitar jam 01.00, ternyata kafe yang buka 24 jam ini masih ramai.
Rata-rata mereka datang untuk mengerjakan tugas atau skripsi. Sibuk buka laptop sambil ngemil kue. Minum kopi buat yang ingin terjaga sampai pagi.
Kentang goreng di Lucky Cat Coffee & Kitchen. Foto: Toshiko/kumparan
Karena perut kami sudah terisi, beberapa memesan kopi. Camilannya cake dan kentang goreng. Hingga kami selesai mengobrol, sekitar jam 02.30, Lucky Cat & Kitchen masih ramai.
ADVERTISEMENT
Tempat ketiga: Warteg Gang Mangga
“Ini mau makan warteg jam segini mbak?” tanya pengemudi mobil online yang mengantar kami.
“Iya, sekalian sahur,” ungkap Dea.
Ketika kami bertanya soal apakah banyak yang minta diantar ke tempat makan jelang sahur, ia justru bilang jarang. “Malah lebih sering mengantar yang selesai party, mbak,” ungkapnya diikuti gelak tawa kami semua.
Di luar dugaan Warteg Gang Mangga begitu ramai. Yang datang pun beragam; ada yang pakai baju tidur, ada yang dengan setelan jas, dan ada pula yang pakai dress. Menurut salah satu pramusaji, jam 03.30 biasanya makin ramai.
Warteg Gang Mangga Foto: Mela Nurhidayati Syamsiyah/kumparan
Sedari dulu Warteg Gang Mangga sudah jadi pemadam kelaparan di tengah malam. Kata mereka, ada dua shift yang menjalankan tempat ini. Saat kami datang, lauk pun masih hangat. Memang mereka sedang mempersiapkan untuk sahur.
ADVERTISEMENT
Meski masih kenyang, semuanya makan. “Musti dipaksa, soalnya sahur, kan,” kata Tyas. Sementara saya sudah tidak kuat makan, dan memilih untuk mencoba sekoteng di dekat situ.
Rupanya penjual sekoteng itu sudah beberapa tahun terakhir berjualan di samping Warteg Gang Mangga. Ia mulai berjualan di samping warteg sekitar jam 24.00. Sebelumnya berkeliling dulu.
Rasanya sudah lama tidak dapat sekoteng. Isinya ada roti kecil, pacar cina, kacang hijau, dan kacang tanah. Pakai kuah jahe dan kental manis, sungguh hangat dan sedap. Kapan terakhir kali kamu makan sekoteng?
Sekoteng. Foto: Toshiko/kumparan
Setelahnya, kami pun kembali ke hotel. Di perjalanan pulang, sempat menemui gerombolan motor yang katanya sedang Sahur On The Road.
Kendati demikian, kami tidak bisa bilang kalau yang kami lakukan adalah SOTR. Sebab, kami tidak membagikan makanan untuk sahur. Esensi utama Sahur on The Road adalah momen berbagi sahur kepada mereka yang membutuhkan.
ADVERTISEMENT
Lebih tepatnya kegiatan kami hari itu adalah wisata kuliner malam, berburu makanan sahur, atau sekadar sahur bersama. Semoga rekomendasi kuliner ini bisa bermanfaat untuk teman-teman yang butuh tempat makan 24 jam.
Sesampainya di hotel, langsung ganti baju, sikat gigi, dan tidur. Semangkuk sekoteng bikin perut nyaman. Rasa kenyangnya pun jadi pas dan nikmat untuk kemudian beristirahat.