Selain Diabetes, Konsumsi Gula Berlebih Bisa Bikin Gejala Penyakit Ini Memburuk

8 Oktober 2020 9:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi usus besar. Foto: Elionas2/Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi usus besar. Foto: Elionas2/Pixabay
ADVERTISEMENT
Diabetes sangat erat kaitannya dengan tingkat konsumsi gula yang berlebihan. Namun, sebuah penelitian baru menemukan bahwa konsumsi gula berlebihan juga dapat menyebabkan gejala penyakit radang usus (IBD), seperti kolitis ulseratif dan penyakit crohn menjadi lebih buruk.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya dari konsumsi permen, kue, dan hidangan penutup yang tinggi gula. Dilansir Eat This, beberapa makanan pilihan yang terlihat sehat, seperti yoghurt rendah lemak, selai kacang, dan camilan sarapan, ternyata mengandung fruktosa dalam jumlah besar. Penambahan sirup fruktosa ke dalam diet sehari-hari telah menyebabkan lonjakan konsumsi gula secara tidak sadar meningkat.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), jumlah diagnosis kasus yang berkaitan dengan kesehatan usus ini meningkat, dari 2 juta pada 1999 menjadi 3 juta pada 2015. Hal ini mendorong ilmuwan di Cornell University dan University of North Carolina untuk melihat hubungan antara konsumsi fruktosa dan kasus IBD.
Ilustrasi kopi dan gula Foto: Shutter Stock
Dalam studi tahun 2020 yang diterbitkan jurnal Cellular and Molecular Gastroenterology and Hepatology, para peneliti memberi tikus makanan dengan fruktosa tinggi untuk melihat efeknya pada gejala IBD. Hasilnya, peneliti menyimpulkan bahwa konsumsi fruktosa berlebihan memiliki efek penyakit kolitis, yang artinya meningkatkan gejala IBD.
ADVERTISEMENT
"Temuan kami memberikan bukti hubungan langsung antara makanan fruktosa dan IBD. Penelitian ini juga mendukung konsep dengan konsumsi fruktosa yang tinggi dapat memperburuk gejala orang dengan penyakit IBD," ungkap David Montrose, penulis utama studi.
"Penelitian ini penting karena berpotensi memberikan panduan tentang pilihan diet untuk pasien IBD," tambahnya.
Ilustrasi Sakit Perut. Foto: Getty Images
Konsumsi fruktosa dapat memperburuk diare dan kram pada pasien IBD. Selain itu, menurut Mayo Clinic, hal tersebut juga dapat menyebabkan darah di tinja, kelelahan, demam, dan lain-lain. Sementara penyebab IBD masih belum diketahui, studi baru ini menegaskan bahwa gula memengaruhi komposisi, distribusi, dan fungsi metabolisme mikroba enterik dalam usus.
Maka itu, kamu perlu memperhatikan asupan gula harian. Menurut American Heart Association, laki-laki sebaiknya mengonsumsi kurang dari 9 sendok teh atau 36 gram gula per hari. Sedangkan, perempuan sebaiknya hanya mengonsumsi 6 sendok teh, atau sekitar 25 gram. Bila masih ragu, sebaiknya rutin periksakan tingkat gula darah ke dokter, dan konsultasikan juga soal jumlah asupan yang tepat untuk tubuhmu.
ADVERTISEMENT
Reporter: Natashia Loi