Selain Indonesia, Ini 7 Negara Lain yang Konsumsi Daging Anjing dan Kucing

10 Januari 2021 14:52 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kucing dan Anjing Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Kucing dan Anjing Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Tindakan seseorang mengonsumsi daging anjing dan kucing telah memicu banyak perdebatan dan kritik sejak lama. Pasalnya, hewan-hewan ini telah dianggap sebagai teman dan sahabat baik manusia.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, beberapa orang dan organisasi pencinta hewan serta media mengungkapkan praktik yang kejam dalam perdagangan tak lazim itu —anjing atau kucing dimasukkan ke dalam kandang sempit dan dibiarkan begitu saja.
Walau begitu, konsumsi daging anjing dan kucing telah menjadi makanan biasa di berbagai negara, dari dulu mungkin masih hingga sekarang. Entah karena budaya, kebutuhan, atau hal lainnya. Mengutip The Daily Meal, berikut 7 negara di dunia yang masyarakatnya biasa mengonsumsi daging anjing serta kucing.

1. Taiwan

Ilustrasi anjing dijual untuk dimakan. Foto: Heng Sinith/AP Photo
Konsumsi daging anjing atau kucing sangat populer di Taiwan —hingga ada perdagangan ‘bawah tanah’ yang memasok daging hewan liar ke restoran lokal di seluruh negeri itu. Daging anjing atau kucing biasanya ditambahkan dalam hidangan lain yang lebih konvensional untuk menambah rasa. Sebenarnya, pemerintah setempat telah mengeluarkan undang-undang yang melarang praktik tersebut, tetapi hal itu masih terus berlanjut dan sangat populer di kota serta desa kecil di Taiwan.
ADVERTISEMENT

2. Kutub Utara

Ilustrasi kutub utara, Arktik Foto: Dok. US Navy
Secara histori, daging anjing telah digunakan sebagai sumber makanan darurat di beberapa bagian; Siberia, Alaska, Kanada utara, dan Greenland selama berabad-abad. Kondisi cuaca musim dingin yang cukup ekstrem membuat beberapa orang, yang dalam keadaan sulit, mau tidak mau mengonsumsi anjing untuk bertahan hidup.

3. Korea Selatan

Pasar tradisional Seoul, Korea Selatan, Kamis (20/2). Foto: REUTERS / Heo Ran
Budaya konsumsi daging anjing dimulai sejak zaman kuno, yaitu ketika Korea masih merupakan masyarakat agraris. Daging anjing pada masa tersebut juga dianggap sebagai obat-obatan. Daging anjing paling populer saat musim panas karena tradisi. Beberapa orang Korea percaya bahwa makan daging anjing pada hari-hari terhangat dalam setahun, yang dikenal sebagai “Bok Nal” dapat membantu mengatasi hawa panas.
Meski begitu, praktik dan kepercayaan ini sudah ditentang keras oleh kelompok pembela hak hewan —mengingat hewan biasanya disetrum, dipukul, atau digantung sampai mati. Pemerintah Korea juga mengambil langkah dengan melarang restoran-restoran untuk menyajikan makanan ekstrem itu. Pada saat ini, budaya tersebut sudah semakin hilang.
ADVERTISEMENT

4. Meksiko

Ilustrasi anjing untuk dikonsumsi. Foto: Shutter stock
Suku Aztec di wilayah Meksiko merawat dan membesarkan turki dan anjing untuk diambil dagingnya —biasanya untuk perayaan. Selama ratusan tahun, mengonsumsi daging anjing telah menjadi budaya kuliner di daerah tersebut. Bahkan di beberapa bagian negara, praktiknya masih kuat dilakukan, terutama di antara para tunawisma atau warga miskin.

5. China

Anjing yang dibantai dipajang untuk dijual di sebuah kios di dalam pasar daging selama Festival Yulin, China. Foto: REUTERS/Tyrone Siu
Daging kucing dan anjing merupakan salah satu kuliner tradisional yang telah tersaji lama di banyak negara bagian di Asia —dan kamu dapat menemukannya di China. Di kota-kota Tiongkok selatan seperti Guangzhou, anjing disimpan di kandang dan dipasok ke restoran untuk berbagai menu seperti hot pot anjing, sup anjing, dan steak anjing. "Daging anjing baik untuk kesehatan dan metabolisme," kata seorang pemilik restoran lokal kepada CNN. "Di musim panas, ini membantu kamu berkeringat."
ADVERTISEMENT

7. Swiss

Ilustrasi hewan piaraan kucing. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Praktik makan daging anjing atau kucing juga terjadi di kalangan petani di negara Alpen ini. Daging anjing sejenis Rottweiler biasanya dikonsumsi masyarakat pedesaan daerah Appenzell dan St. Gallen.
Selain itu, konsumsinya juga cukup populer di daerah Lembah Rhine. Lemaknya juga kadang-kadang digunakan di Swiss untuk tujuan pengobatan. Meskipun makan daging anjing atau kucing tidak ilegal di Swiss, hewan-hewan tersebut masih harus dibunuh secara ‘manusiawi.’

7. Vietnam

Ilustrasi pasar tradisional di Vietnam Foto: Michael Agustinus/kumparan
Setiap tahun ribuan anjing atau kucing liar diambil dari jalanan kota dan dijual ke restoran lokal atau penjual makanan jalanan. Hal ini karena permintaan akan daging anjing sangat tinggi —sehingga membuka peluang menjadi pusat perdagangan pasar gelap yang sangat menguntungkan.
ADVERTISEMENT
Daging anjing bisa dijual dengan harga sekitar USD 10 (sekitar Rp 140 ribu) per kilogramnya. Kamu akan menemukan sup daging anjing, anjing bakar dengan serai dan jahe, anjing kukus dengan saus terasi, dan sate anjing.
Reporter: Natashia Loi