Sempat Dijarah, Begini Kisah Pemilik Ragusa Bangun Bisnis Es Krim Keluarga

13 Juni 2023 9:06 WIB
ยท
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hj Sias Mawarni Saputra, pemilik es krim Ragusa. Foto: Azalia Amadea/Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Hj Sias Mawarni Saputra, pemilik es krim Ragusa. Foto: Azalia Amadea/Kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa yang tak kenal es krim Ragusa? Salah satu kuliner legendaris di Jakarta yang kini usianya sudah 90 tahun.
ADVERTISEMENT
Usianya tersebut menandakan bahwa bisnis es krim keluarga ini sudah menjalani lika-liku panjang perjuangan untuk bisa tetap eksis hingga sekarang.
Lika-liku itu enggak melulu mulus. Hj Sias Mawarni Saputra mengisahkan kepada kumparanFOOD bagaimana dirinya berjuang untuk mempertahankan bisnis keluarga satu-satunya ini.
"Jadi awalnya ada orang Italia ke Jakarta mau belajar taylor (menjahit) jas. Dia membuatkan jas buat presiden Soekarno. Kemudian orang Italia itu bertemu dengan mertua saya, mereka punya toko jahit di Bandung, dan kebetulan di sebelahnya ada peternakan sapi perah. Susunya banyak dan dikasihkan ke mereka yang akhirnya merek buatkan es krim," terang perempuan yang akrab disapa Sias itu, saat kumparan temui di hotel The Dharmawangsa, Jumat (9/6).
Lebih lanjut, oma Sias yang sudah sepuh itu, sambil didampingi cucunya Virginia Indri, mengatakan bahwa awal mula sekali es krim itu dijual menggunakan gerobak. Lokasi penjualan kala itu di Pasar Gambir yang dulunya berlokasi di Monas.
Sejarah es krim Ragusa di Jakarta. Foto: Azalia Amadea/Kumparan
"Pertama kali sekali jualan di Jakarta cuma buka stand saja. Buka di acara Pasar Gambir itu yang hanya ada setahun sekali selama sebulan," timpal Virginia atau yang akrab disapa Gina.
ADVERTISEMENT
Barulah, keluarga orang Italia itu membuka sendiri toko es krimnya di Jalan Veteran No.1 pada 1947. Lokasi ini adalah tempat di mana toko es krim Ragusa sekarang berdiri.
Nama Ragusa sendiri diambil dari marga keluarga Italia founder toko es krim ini. Kemudian, sang penemu es krim tersebut kembali ke negaranya dan Sias berserta suaminya yang saat ini sudah berusia 90 tahun menjadi pemilik utama dari Ragusa.
Sias dan Suaminya memiliki tiga orang anak. Kini, Gina sang cucuk dari anak pertamanya, membantu Sias menjalankan operasional harian di toko es krim. Begitu juga dengan anak ketiga Sias yang masih sampai sekarang membantu di toko.
Ragusa juga menjadi sumber penghidupan bagi keluarga besar Sias. Sehingga mereka sangat bergantung pada bisnis kuliner ini.
ADVERTISEMENT
Dalam membangun bisnis ini, Sias dan suaminya juga menekankan nilai-nilai sosial penting kepada anak-anak mereka, yakni mereka harus selalu kompak, disiplin dan berperilaku baik kepada semua karyawan serta tamu agar bisnis ini bisa lancar.
"Karena ini kan satu-satunya bisnis keluarga supaya kita bisa makan-minum, nih. Bisa hidup. Jadi pastinya dari dulu keluarga kita diajarin untuk selalu kompak, saling bantu, saling menghormati, saling berbagi. Jadi, mau enggak mau kayak kata Oma aku, juga 'kamu baik sama orang pasti nanti baik untuk toko juga jadi ramai," tutur Gina.

Beberapa Cabang Es Krim Ragusa Kena Jarah di Zaman Krismon

Es Krim Ragusa Foto: Munady
Siapa sangka, di zaman kejayaannya, Ragusa pernah memiliki beberapa cabang. Mulai dari di Plaza Indonesia, Pasaraya, Duta Merlin, PRJ, sampai di Puncak, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, masa kabut krisis moneter pada 1998, turut melibas habis cabang Ragusa. Hingga sebelum pandemi, tersisa cabang di Duta Merlin dan PRJ yang kemudian ikut tutup karena krisis pandemi.
Saat ini, satu-satunya cabang Ragusa yang bertahan dari dahulu hingga sekarang hanyalah yang berada di Jalan Veteran 1 tersebut.
"Ini, deh satu-satunya yang kita pertahanin untuk seterusnya, semoga," harap Gina.

Es Krim Ragusa Berbeda dengan Gelato ala Italia

Es krim varian nougat khas Ragusa. Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Dari segi produk, Sias juga mempertahankan resep es krim yang sama dari dahulu hingga sekarang. Ia menyebut es krim buatannya adalah, authentic Italian traditional ice cream.
Mengeklaim produknya sebagai es krim sehat dan tanpa pengawet. Es krim Ragusa juga diproduksi setiap hari di toko sehingga kesegarannya terjaga.
ADVERTISEMENT
Bahkan Sias masih mempertahankan penggunaan mesin pembuat es krim yang sama dari zaman dahulu. Alat es krim ini bahkan sudah tidak ada yang memproduksi lagi karena sistem pembuatannya masih tergolong tradisional.
"Bahan inti susu, gula pasir, tanpa bahan pengawet akhirnya makan itu kamu sehat. Ini buktinya (oma Sias) umur 80 juga masih bisa lari-lari naik tangga, saya juga hobi menari," guyon Sias.
Ya, Sias kini sudah berusia 80 tahun, namun fisiknya masih kuat. Bahkan selain menjalankan bisnis Ragusa, dia juga sambil berkuliah S3 di Universitas Indonesia, mengambil jurusan Sejarah Dunia.
Dia juga seorang pengajar. Sias juga masih mengontrol sendiri ke toko setiap hari, pagi dan malam.
Es Krim Ragusa Foto: Munady
Sias juga selalu berpegang pada moto hidupnya untuk terus menjadi orang baik. Dia menganggap karyawannya seperti anak sendiri. Dia mengaku bukan hanya loyal kepada bisnisnya, namun juga kepada seluruh orang yang membantunya. Karyawan hingga tamunya.
ADVERTISEMENT
"Saya dianggap mamanya sama karyawan saya, karena saya anggap mereka itu keluarga saya. Pada enggak mau berhenti, walaupun mereka sudah tua-tua, tapi mereka tetap mau kerja karena sudah biasa kerja. Saya juga sering kalau ada apa apa saya sering bagi-bagi ke mereka juga," ungkap Sias.
Sebagai penerus, Gina pun mirip seperti omanya yang berlaku tak muluk-muluk. Harapannya terhadap Ragusa pun enggak neko-neko.