Social Distancing Sejak Lama, Italia Punya Tradisi Jualan Wine Lewat Jendela

9 Oktober 2020 12:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi berjualan wine lewat jendela Foto: Dok.Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berjualan wine lewat jendela Foto: Dok.Shutterstock
ADVERTISEMENT
Wine windows atau jendela anggur tengah menjadi inovasi unik berjualan minuman, yang kembali populer di Italia selama pandemi. Dengan ukuran jendela hanya sebesar gelas atau botol minuman, cara berjualan yang mirip dengan konsep takeaway ini kembali populer melihat keadaan pandemi Covid-19.
ADVERTISEMENT
Jendela anggur sebenarnya sudah menjadi tradisi sejak lama di Negara Pizza itu. Tepatnya dibangun pada pertengahan tahun 1500-an, saat Cosimo de Medici menjadi Grand Duke Tuscany. Dilansir Insider, presiden The Wine Window Association, Matteo Faglia, mengungkapkan kalau jendela anggur mulai dibangun pada tahun 1532, dan terus bertahan sampai awal abad ke-19.
“Orang-orang dapat mengetuk jendela kayu dan mengisi botol mereka langsung dari keluarga Antinori, Frescobaldi, dan Ricasoli, yang sampai sekarang masih memproduksi beberapa anggur Italia yang paling terkenal,” ungkap Matteo.
Ilustrasi berjualan wine lewat jendela di Italia Foto: Dok.Shutterstock
Uniknya, tradisi ini tidak tersebar ke seluruh wilayah Italia, melainkan hanya dapat ditemukan di kota-kota Florence dan Tuscan; seperti Lucca, Pistoia, Montepulciano, dan masih banyak lagi.
Sebelum kembali populer, metode berjualan minuman alkohol ini pernah menjadi bagian normal dari kehidupan sehari-hari di wilayah tersebut. Lebih dari 150 jendela tersebar dan menghiasi arsitektur sekitar kota tua Florence.
ADVERTISEMENT
Bentuk arsitektur ini juga digunakan masyarakat Italia melewati berbagai masa, dari wabah penyakit hingga pandemi lain di Eropa. Dalam catatan resmi wabah tahun 1630-1633, Relazione del Contagio, pustakawan Grand Ducal Francesco Rondinelli menulis bahwa "jendela anggur, sangat berguna untuk menjual, tidak hanya anggur, juga makanan lain, tanpa menyentuh penjualnya."
Namun sayangnya, akibat perubahan undang-undang penjualan anggur serta kerusakan jendela akibat banjir Florence tahun 1966, tradisi berjualan lewat jendela ini semakin lama mulai menghilang.

Tradisi jendela anggur di Italia sekarang

Setelah pandemi Covid-19 menyebar, kota Florence mulai menemukan manfaat kembali dari arsitektur unik dalam bangunannya. Pengusaha restoran dan pemilik bar mendapat inspirasi untuk menjaga bisnis mereka, dari desain yang ramah pandemi atau cocok untuk menjaga jarak ini.
ADVERTISEMENT
Menurut asosiasi Wine Window di Florence, banyak jendela anggur berusia ratusan tahun yang kembali buka. Bahkan beberapa baru didirikan, di sekitar kota tersebut.
Kedai es krim Vivoli Gelateria juga ikut berjualan gelato dan kopi lewat jendela kecil tersebut. Dulunya jendela anggur dalam bangunan Vivoli hanya menjual kelebihan anggur langsung ke warga Florence, tetapi sekarang gelateria Vivoli langsung menyajikan es krim lewat jendela yang sama.
Tempat makan lain, Osteria delle Brache, di sekitar Piazza Peruzzi juga menyajikan turis dan pengunjung pengalaman yang sama. Pengunjung dapat menikmati minuman yang disajikan dari jendela wine di restoran tersebut.
Dekat sungai di Santo Spirito, restoran dan bar anggur, Babae, juga menyediakan minumannya melalui jendela, setiap pukul 7 sampai 8 malam waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Kreativitas bisnis ini bukan yang pertama kali berlaku di Italia. Pada tahun 1630 ketika wabah Italia melanda Florence, para sejarawan mencatat bahwa penjual anggur memahami pentingnya isolasi diri dan menghentikan penyebaran.
Penjual anggur bahkan tidak mengambil uang pembayaran dengan tangan, tetapi mengoper palet logam melalui jendela dan membersihkannya dulu dengan cuka. Kesadaran serta inovasi ini juga bisa menjadi contoh bagi seluruh dunia dalam menghadapi pandemi Covid-19 bersama.
Reporter: Natashia Loi