Starbucks Ungkap Minuman Dingin Favorit Gen Z Sumbang Keuntungan hingga 75%

7 Agustus 2022 10:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah pengunjung saat minum kopi di starbucks. Foto: REUTERS/Thomas Peter
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pengunjung saat minum kopi di starbucks. Foto: REUTERS/Thomas Peter
ADVERTISEMENT
Starbucks dikenal sebagai salah satu brand kopi terbesar di dunia. Sebagai raksasa yang memiliki banyak konsumen di seluruh dunia, Starbucks mengungkapkan bahwa Gen Z lebih menyukai minuman dingin daripada kopi biasa. Bahkan minuman favorit mereka ini menyumbang keuntungan hingga 75 persen bagi merek kopi asal Amerika Serikat itu.
ADVERTISEMENT
Tidak dipungkiri lagi bahwa Starbucks menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat dunia. Menikmati secangkir kopi dari kedai ini sebelum memulai maupun saat beraktivitas memang menjadi rutinitas terutama bagi masyarakat perkotaan.
Saat berkunjung, menu utama baik yang ditawarkan maupun dicari adalah kopi dari berbagai macam varian khas. Namun, sepertinya kopi bukanlah menjadi menu pilihan bagi Gen Z.
Mengutip New York Times, berbeda dengan restoran lain yang mulai melihat penurunan pendapatan. Starbucks melaporkan pelanggannya, terutama Generasi Z, tidak menunjukkan tanda-tanda pengurangan dalam mengonsumsi minuman mereka.
Ilustrasi minuman dingin Starbucks. Foto: dok.Starbucks Indonesia
Howard Schultz selaku kepala eksekutif Starbucks mengungkapkan bahwa minuman dingin atau yang biasa disebut cold beverages, menyumbangkan keuntungan terbesar bagi brand ini. Sebanyak 75 persen penjualan kuartal terakhir disumbangkan oleh penjualan minuman dingin. Bahkan penjualan minuman ini menyumbang pendapatan hingga 8,2 miliar dolar atau setara dengan Rp 122 triliun.
ADVERTISEMENT
Cold beverages merupakan minuman favorit Gen Z karena konsumen anak muda ini bisa menyesuaikan sendiri cita rasa mereka dan kemudian mempostingnya ke media sosial. Tren tersebutlah yang menjadi alasan generasi Z menyukai minuman dingin tersebut.
“Kami berada di tahap awal dengan minuman dingin dengan pengubah dan kustomisasi, dan itu memberi kami keunggulan kompetitif,” kata Howard. Dia juga memperkirakan profitabilitas berkelanjutan dari karyawan yang menikmati kopi di pagi maupun saat pulang kerja.
Minuman dingin Starbucks Foto: Instagram/@starbucks
Meskipun demikian, bukan berarti perusahaan kopi ini tidak terkena dampak inflasi. Adanya kenaikan biaya komoditas dan upah yang tinggi serta berbagai penutupan akibat pandemi COVID-19 mengurangi pendapatan kedai kopi ini.
Pendapatan operasional pun menurun hingga 13 persen pada kuartal April-Juni menjadi 1,3 miliar dolar atau setara dengan Rp 19 triliun, dari 1,5 miliar dolar atau setara Rp 22 triliun. Ke depannya mereka berjanji akan terus melakukan berbagai usaha dan inovasi guna meningkatkan kepuasan pelanggan.
ADVERTISEMENT
Penulis: Monika Febriana