Arzeti Bilbina Minta Pemerintah Tak Hanya Fokus Vaksin, tapi Juga Pasien Corona
Konten ini diproduksi oleh kumparan

ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, perempuan berusia 47 tahun tersebut juga meminta pemerintah untuk tak membebankan biaya obat-obatan dan vitamin bagi mereka yang menjalani isolasi mandiri. Jika perlu, pemerintah juga menggratiskan pajak bagi obat-obatan COVID-19. Menurutnya, pajak obat yang tinggi berpengaruh pada mahalnya harga obat.
"Menkes harus tanggap dan sigap. Sosialisasi dan edukasi harus dilakukan secara masif. Jangan hanya 3 M dan 3 T saja. Pemerintah perlu melakukan sosialisasi apa saja yang harus dilakukan masyarakat saat isolasi mandiri," kata Arzeti Bilbina berdasarkan keterangan tertulis yang diterima kumparan, Kamis (14/1).

"Misalnya, cara yang benar dan tepat bagaimana pasien COVID-19 harus bersosialisasi dengan tetangga sekitar. Yang terpenting, penuhi segala kebutuhan mereka. Gratiskan vitamin dan obat-obatan yang dibutuhkan," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Legislator dari Dapil Jatim I ini menjelaskan bahwa jumlah pasien positif COVID-19 di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Setidaknya, ada sekitar 858.043 jiwa terkonfirmasi positif COVID-19 dengan jumlah kematian yang sangat tinggi, mencapai 24.951 jiwa.
Kurva tersebut terus naik setiap harinya, dan belum ada indikasi penurunan. Pemerintah harus menjadikan ini sebagai perhatian. Selain itu, perlu pula adanya strategi dan kebijakan untuk menangani pandemi COVID-19 ini.

Saat ini, sudah banyak rumah sakit rujukan COVID-19 yang sudah penuh. Padahal, jumlah orang terkonfirmasi positif COVID-19 terus meningkat.
Meskipun vaksin COVID-19 Sinovac sudah tiba di Indonesia dan sedang dalam proses vaksinasi ke seluruh masyarakat, Arzeti meminta pemerintah untuk tidak lengah dengan kondisi ini. Pemain film Tenggelamnya Kapal Van der Wijck ini tetap meminta pemerintah untuk memperhatikan pasien yang sudah positif COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Meskipun pemerintah saat ini sedang memulai vaksinasi serempak, jangan sampai lengah sedikit pun. Situasi sekarang sedang genting. Pemerintah harus sigap dan tanggap. Jangan hanya fokus pada vaksinasi tetapi penanganan pasien dilupakan," pungkas Arzeti Bilbina.