Belajar Menjadi Entrepreneur dari Gary Vaynerchuk
PerbesarNamun tak hanya berbisnis, Gary juga aktif berkarier sebagai penulis. Ia sendiri berhasil menelurkan empat buku bisnis terlaris versi New York Times dan menjadi salah satu pembicara publik yang paling dicari. Belum berhenti sampai di situ, entrepreneur berdarah Amerika-Belarusia ini juga berprofesi sebagai YouTuber dengan pengikut nyaris 3 juta subscribers.
Sosok Gary yang sangat menginspirasi ini membuat Mola TV mengundangnya untuk berbagi pengalamannya di acara Mola Living Live, Jumat (13/3). Dipandu oleh Dino Patti Djalal dan Pandu Sjahrir, Gary secara terbuka berbagi tips untuk para pengusaha.
Harus Tangguh
Di awal percakapannya bersama Dino dan Pandu, Gary bercerita keberhasilan yang ia raih tidak serta-merta didapat dengan mudah. Sejak kecil, keluarganya harus pindah kota setiap tahun. "Di usia aku yang kala itu enam tahun, aku sudah pindah ke enam kota," ungkap Gary.
Sering berpindah-pindah merupakan suatu hal tersulit bagi Gary, sebab ia kerap mengalami mengalami culture shock. Diakui Gary, tantangan terbesar yang ia lalui adalah kesulitan untuk membaur, apalagi ia masih sangat kecil.
Meski begitu, Gary memandang kepindahannya ini menjadi keberkahan baginya. Berbagai kesulitan yang ia hadapi saat itu justru membuatnya menjadi pribadi yang tangguh seperti sekarang.
Jangan Mengeluh
Sebagai imigran yang harus bertahan hidup, sejak kecil, Gary menjual limun di pinggir jalan. Tak di sangka, penjualan limun laris manis dan membuat Gary memiliki penghasilan sendiri. Dari situ, ia menyadari bahwa bakatnya adalah sebagai seorang entrepreneur.
"Saya berjualan limun saat masih berusia tujuh atau delapan tahun. Saat anak lainnya merasa spesial di bidang bernyanyi, olahraga, atau hiburan lainnya, tapi tidak dengan saya. Yang terpikirkan oleh saya adalah hanya tentang bagaimana menghasilkan uang," ungkap Gary.
Bagi Gary, berbisnis adalah passion-nya sejak kecil. Bahkan di saat anak-anak lain bermain saat libur sekolah, ia justru memilih untuk ikut dengan ayahnya ke toko untuk berjualan. Dari situ, Gary belajar tentang bisnis.
“Aku tidak mengeluh bahkan tidak tertarik dengan mereka (yang bermain) karena aku lebih suka membantu ayahku,” kata Gary.
Rajin dan Temukan Inovasi
Kecintaannya terhadap dunia bisnis pun berlanjut hingga Gary duduk di bangku kuliah. Kala itu, Gary sudah menyadari bahwa komputer dan internet punya kekuatan untuk membantu memasarkan produk usaha ayahnya.
Hingga saatnya tiba, pria kelahiran Babruysk ini pun diberi kesempatan untuk mengambil alih bisnis anggur ayahnya. Ia pun langsung meluncurkan penjualan wine secara online melalui situs web yang dibuatnya.
Tak puas dengan pencapaiannya, Gary juga rajin mengirim email berisi informasi diskon spesial mingguan dan berbagi rekomendasi anggur favorit kepada pelanggannya. Lewat strategi pemasaran dan penjualan online ini, Gary mampu mendongkrak pendapatan bisnis anggur peninggalan ayahnya, dari 3 juta dollar AS menjadi 60 juta dollar AS pada 2003 dalam kurun waktu lima tahun.
Memanfaatkan Internet dengan Maksimal
Meski berhasil meningkatkan penjualan bisnis anggurnya, Gary tak menyerah sampai situ saja. Justru sejak saat itu, Gary semakin menekuni digital marketing untuk mengembangkan bisnis. Salah satunya dengan mendirikan kanal Wine Library TV di YouTube pada 2006. Tujuannya agar produknya bisa menjangkau pasar yang lebih luas. Lewat konten-kontennya yang beragam seperti membahas cita rasa berbagai wine, kanal ini sukses mendapat perhatian.
Kesuksesan mengembangkan Wine Library TV di YouTube membuat Gary memberanikan diri untuk mendirikan perusahaan agensi periklanan digital, VaynerMedia, pada 2009. Dalam enam tahun, perusahaan yang berbasis di New York, AS, tersebut tercatat telah membantu lebih dari 1.000 brand ternama dunia dalam memasarkan produk-produknya.
Berkat keberhasilannya tersebut, setahun kemudian, VaynerMedia sudah mengantongi pendapatan 100 juta dollar AS dan mempekerjakan 600 orang.
VaynerMedia juga digandeng Vimeo untuk menghubungkan brand dengan pembuat film dan menciptakan konten-konten digital.
Sembari membangun VaynerMedia, Gary juga mendirikan perusahaan lain, yakni VaynerProductions , Gallery Media Group , The Sasha Group, Tracer, VaynerSpeakers, VaynerTalent dan VaynerCommerce. Perusahaan-perusahaan tersebut bersama VaynerMedia berada di bawah naungan perusahaan induk VaynerX.
Sabar dan Nikmati Prosesnya
Di akhir acara Mola Living Live, Gary tak lupa memberikan motivasi kepada para pengusaha muda yang tengah berjuang, terutama di tengah kondisi COVID-19 yang berimbas terhadap dunia bisnis.
Gary mengatakan untuk tetap bersabar dalam berbisnis sebab tidak ada proses yang instan. “Tidak sabar adalah kelemahan terbesarmu. Kamu ingin semuanya serba cepat karena kamu mau menunjukkan pada semua orang kalau kau sukses.
Kalau kamu melakukannya untuk diri sendiri, di dalam dirimu sendiri dalam diam itu akan membuatmu rendah hati yang akan membawamu pada kesuksesan nanti,” tutup Gary.
Untuk menyaksikan selengkapnya mengenai pengalaman dan pesan hidup dari Gary, kamu bisa menyaksikannya di Mola Living Live. Program ini merupakan bincang-bincang interaktif yang digagas Mola TV dan menghadirkan tokoh kenamaan dunia untuk berbagi pengalaman hidup.
Adapun tokoh dunia inspiratif yang pernah diundang Mola TV, yakni Mike Tyson, Sharon Stone, Luc Besson, Darren Aronofsky, Spike Lee, Robert De Niro, Francis F Coppola, John Travolta, dan Oliver Stone.
Mola Living Live juga memberikan kesempatan kepada penonton untuk berinteraksi secara langsung dengan bintang tamu melalui fitur tanya jawab yang disediakan. Seluruh tayangan program Mola Living Live bisa disaksikan melalui aplikasi Mola TV yang tersedia di App Store dan Play Store, atau melalui situs resmi Mola TV dengan klik di sini.
