Enzy Storia Sempat Ingin Mengakhiri Hidup, Adik Jadi Penyelamatnya

20 Oktober 2021 17:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Enzy Storia Foto: Instagram @enzystoria
zoom-in-whitePerbesar
Enzy Storia Foto: Instagram @enzystoria
ADVERTISEMENT
Artis Enzy Storia sempat ingin mengakhiri hidupnya. Enzy berpikir demikian ketika dirinya masih berumur 9 tahun.
ADVERTISEMENT
Enzy Storia lahir dari orang tua yang berbeda warga negara. Ibunya berdarah Aceh, sementara ayahnya merupakan orang Polandia. Selain itu, orang tuanya juga berbeda agama.
Enzy Storia mengatakan orang tuanya akhirnya berpisah. Artis yang kini berusia 29 tahun itu menduga perpisahan tersebut terjadi karena masalah agama. Enzy kala itu masih berusia 6 tahun. Sejak saat itu, ia tidak pernah bertemu dengan ayah kandungnya.

Adik Jadi Penyelamat Hidup Enzy Storia

Enzy Storia. Foto: kumparan
Ibunya menikah lagi ketika Enzy duduk di bangku kelas 5 SD. Dari pernikahan itu, ibunya dikaruniai seorang anak yang merupakan adik tiri Enzy. Kehadiran adiknya menjadi penyelamat hidup Enzy karena ia merasa memiliki seorang teman.
“Aku merasa beruntung punya adik. Adik aku kayak penyelamat hidup aku. Dengan adanya dia, aku jadi punya harapan. Pas enggak ada dia, aku kayak, ‘Sudah aku mati saja, buat apa aku di dunia. Aku kayak, ‘Kenapa aku dilahirin kalau kayak gini keadaannya?’ Itu umur 9 tahun,” kata Enzy seperti dikutip dari kanal YouTube Daniel Mananta Network.
ADVERTISEMENT

Cerita Enzy Storia Mengalami Perundungan

Enzy Storia promo single perdana, Bila Aku Jatuh Cinta. Foto: Trinity Optima Production
Enzy menceritakan pengalaman pilu ketika ibu dan ayah kandungnya berpisah. Kondisi perekonomian keluarganya tidak begitu baik. Mereka pernah tinggal di rumah petakan. Enzy sempat merasa malu dengan kondisinya.
Selain itu, Enzy mengalami perundungan yang dilakukan oleh orang-orang di lingkungan tempat tinggalnya. “Dikatain, ‘Ih, bule kampung.’ Aku dilihatin, dikatain. Mereka enggak salah juga ngatain karena aku beda, bule banget, jadi (mereka berpikir), ‘Kok ada orang bule di sini?’” tuturnya.
Enzy mengatakan banyak omongan jahat yang diarahkan kepada dirinya. Salah satunya ketika ia harus naik angkutan umum saat sekolah. “Kayak, ‘Ih, kok bule naik angkot?’ Omongan jahat-jahat banget,” ucapnya.

Menerima Kondisi

Ketika mengalami perundungan, Enzy mengaku tidak mendapatkan support system dari ibunya. Sebab, ibundanya juga memiliki permasalahan sendiri. “Aku dulu benar-benar stres banget. Sudah enggak ada ayah, kok, sosok mama enggak bisa aku dapatin,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Enzy akhirnya bisa melewati masa-masa sulitnya. Dia merasa kehidupannya harus berubah setelah lulus SMA. Enzy saat itu juga mendapat dukungan dari sahabat-sahabatnya.
“Aku enggak malu lagi tinggal di rumah petakan. Mulai semua dari nol. Aku bisa hidup saja masih syukur,” kata Enzy.