news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Gus Miftah Cerita tentang Didi Kempot: Tak Patok Tarif untuk Tampil di Pesantren

5 Mei 2020 18:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyanyi campursari Didi Kempot menghibur para penonton saat konser. Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
zoom-in-whitePerbesar
Penyanyi campursari Didi Kempot menghibur para penonton saat konser. Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
ADVERTISEMENT
Kepergian Didi Kempot meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan para penggemarnya. Kesedihan juga dirasakan oleh sahabatnya, Gus Miftah.
ADVERTISEMENT
Di mata Gus Miftah, Didi merupakan sosok yang amat rendah hati. menurutnya, sifat pemilik julukan The Godfather of the Broken Heart itu tak berubah meski kemudian namanya melejit dan dielu-elukan banyak kalangan.
Penampilan Didi kempot di Konangan Concert, Live Space SCBD, Jakarta, Jumat (20/9/2019). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
“Orangnya sangat sederhana. Beliau, kan, dulu mantan pengamen yang biasa tidur di pinggir jalan. Walaupun kemudian Allah angkat derajatnya, ya, beliau enggak berubah, tetap rendah hati dengan siapapun, masih berkawan. Nomor ponsel pun enggak ganti. Saya telepon kapan pun juga enggak berubah dan kami, kan, sering canda-candaan sama beliau,” ucap Gus Miftah ketika dihubungi kumparan, Sabtu (5/5).
Gus Miftah mengaku cukup terkejut kala mendengar meninggalnya Didi Kempot. Sebab, baru dua bulan lalu mereka tampil dalam satu panggung yang sama.
ADVERTISEMENT
Saat itu mereka mengisi acara pernikahan salah seorang rekan. Dalam kesempatan itu, Didi Kempot menyampaikan keinginannya untuk kembali mengunjungi pondok pesantren Gus Miftah.
Gus Miftah. Foto: Charles Brouwson/kumparan
“Waktu itu kami bikin slogan 'Sobat Ambyar vs Santri Ambyar' dan dia janji mau ke pondok saya lagi. Pertemuan terakhir, beliau cuma berbisik, ‘Gus, saya mau ke pondok lagi, ya. Terima kasih didoain terus sama Gus,’” kenang Gus Miftah.
Ya, menurut Gus Miftah, Didi Kempot memang sering tampil di pondok pesantrennya. Dalam setiap penampilannya di sana, pelantun lagi Pamer Bojo itu enggan mematok tarif.
“Enggak (mematok tarif). Mungkin, di luar, iya. Tapi, kalau di pondok, terakhir saya bilang, ‘Kamu (tarifnya) mahal, saya enggak kuat bayar, lho, Mas.’ Dia bilang, ‘Masa ke Gus sama dengan yang lain? Enggak mungkin,’” ungkapnya sambil menirukan ucapan Didi Kempot.
ADVERTISEMENT
Bukan tanpa alasan Didi Kempot melakukan hal tersebut. Menurut Gus Miftah, itu cara almarhum untuk menghargai hubungan persahabatan mereka.
Didi Kempot saat manggung. Foto: Dok. BeliAlbumFisik
“Ya, karena di panggung pun, ketika tampil bareng, beliau bilang ‘Saya, kan, Gus yang mendoakan.’ Artinya, secara personal, saya cukup dekat sama beliau, sangat dekat,” ucap Gus Miftah.
Menutup perbincangan, Gus Miftah mengatakan dirinya benar-benar merasa kehilangan. Ia juga mengaku tak dapat mengantarkan Didi Kempot ke peristirahatan terakhirnya.
“Saya shock, ya. Kebetulan saya di Yogyakarta, jadi enggak bisa melayat. Saya pagi ini ps begitu bangun sudah penuh notifikasi handphone saya,” pungkasnya.
Didi Kempot mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Kasih Ibu Solo, Surakarta, Selasa (5/5) pukul 07.30 WIB. Ia meninggal dunia di usia 53 tahun karena serangan jantung.
ADVERTISEMENT