Orang Tua Positif COVID-19, Tantri Kotak Sempat Kesulitan Cari RS
ADVERTISEMENT
“Akhirnya saya paham dan melewati perasaan gusar ini.” Itulah yang diucapkan Tantri Kotak kala mengetahui orang tua dan adiknya dinyatakan positif COVID-19 .
ADVERTISEMENT
Selama hampir dua tahun, Tantri hanya melihat pemberitaan tentang COVID-19 lewat media sosial. Usai pandemi, berita tentang jumlah kasus positif COVID-19 mewarnai kehidupan kita sehari-hari. Begitu juga dengan berita duka yang datang silih berganti.
“Akhirnya saya ada di posisi ini, merasakan bagaimana paniknya ketika mendengar papa, mama, dan adik saya positif,” tulis Tantri dalam unggahan di Instagram, Minggu (18/7).
Seiring meningkatnya jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia, membuat warga kesulitan untuk mencari rumah sakit (RS) rujukan. Hal itu pula yang dirasakan oleh Tantri Kotak .
Namun, bantuan datang kepada Tantri dari orang-orang yang tidak mungkin ia sebutkan namanya satu persatu. Mereka memberikan informasi mengenai RS, tim medis, dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Hal itu amat berarti buat Tantri. Rasa kalut mulai hilang. Laksana matahari yang muncul usai kegelapan, istri Arda NAFF itu bisa berpikir jernih kembali.
“Di saat saya kebingungan mencari RS, ada banyak telepon masuk yang memberikan info ketersediaan RS. Terima kasih teman-teman, saudara yang sudah banyak membantu,” tulis Tantri.
Jika selama ini hanya mengetahui dari pemberitaan, perempuan 31 tahun itu kini melihat dengan mata kepalanya sendiri perjuangan para tenaga kesehatan di tengah pandemi COVID-19.
Dalam unggahan di akun Instagramnya, Tantri membagikan video ketika orang tuanya menjalani perawatan di Rumah Sakit Budi Asih, Cawang, Jakarta Timur.
“Kesulitan mencari RS, melihat sendiri para nakes yang kelelahan mengatur banyaknya antrean pasien. Astaghfirullah,” tulis Tantri.
ADVERTISEMENT
Orang Tua Tantri Kotak Isolasi Mandiri Usai Kena COVID-19
Dari hasil pemeriksaan, mulai dari cek thorax hingga saturasi oksigen, orang tua Tantri masuk dalam kategori ringan. Tantri menyatakan orang tuanya sebetulnya memiliki penyakit bawaan.
Namun, mereka akhirnya menjalani isolasi mandiri. Itu berdasarkan keputusan dari pihak keluarga. “Dengan alasan menjaga fisik dan juga psikis mereka,” tulis Tantri.
Meski menjalani isolasi mandiri, Tantri mengatakan, ada dokter yang memantau orang tuanya lewat video call. Dokter pun secara berkala akan menemui mereka.
Tantri juga menyewa jasa suster paruh waktu karena orang tuanya hanya tinggal berdua di rumah. Itu dilakukannya semata-mata untuk berjaga-jaga.
“COVID ini bukan hanya menyerang fisik, namun psikis, apalagi orang tua, akan mudah down ketika mereka melihat banyaknya yang gugur di RS, berita yang berlebihan,” tulis Tantri.
ADVERTISEMENT
“Saran saya ketika kalian isoman, isolasi dari banyak hal termasuk berita dan juga WhatsApp group yang kadang muncul berita duka cita. Agar mental tetap terjaga,” lanjutnya.
Berbeda dengan orang tuanya, Tantri mengatakan, adiknya kini berada di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta. Hal itu lantaran sang adik sempat mengalami demam.
Dalam unggahannya, Tantri juga memberikan dukungan kepada para tenaga kesehatan. “Untuk para nakes garda terdepan tetap semangat ya, saya tahu kalian sangat lelah sekali, semoga kesehatan selalu ada untuk kalian,” tulisnya.