news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Paviliun Indonesia 'Lost Verses' di Venice Biennale 2019 Dibuka 11 Mei

13 Mei 2019 9:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana peresmian Paviliun Indonesia 'Lost Verses' di Venice Biennale 2019. Foto: Dok. Bekraf
zoom-in-whitePerbesar
Suasana peresmian Paviliun Indonesia 'Lost Verses' di Venice Biennale 2019. Foto: Dok. Bekraf
ADVERTISEMENT
Indonesia kembali berpartisipasi dalam ajang seni dunia. Kali ini, Indonesia ikut serta dalam ajang seni rupa tertua dan terbesar di dunia, Venice Biennale atau La Biennale, di Venesia.
ADVERTISEMENT
Paviliun Indonesia yang bertemakan 'Lost Verses: Akal Tak Sekali Datang, Runding Tak Sekali Tiba' ini adalah hasil kolaborasi tim artistik yang terdiri dari Asmujo Jono Irianto (curator), Yacobus Ari Respati (co-curator), Syagini Ratna Wulan, dan Handiwirman Saputra (seniman).
Menurut keterangan pers yang diterima kumparan baru-baru ini, Paviliun Indonesia resmi dibuka pada Rabu (8/5) lalu pukul 15.00 waktu setempat.
Peresmian tersebut dibuka dengan pemotongan tumpeng dan sambutan dari Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, Triawan Munaf.
Suasana peresmian Paviliun Indonesia 'Lost Verses' di Venice Biennale 2019. Foto: Dok. Bekraf
Triawan mengatakan dia bangga akan kehadiran wacana seni rupa kontemporer Indonesia melalui Paviliun Indonesia di Venice Biennale yang ke-58 ini.
Menurutnya, Paviliun Indonesia merupakan representasi dari ciri khas bangsa Indonesia yang mengutamakan kebersamaan dalam keragaman, yakni Bhinneka Tunggal Ika.
ADVERTISEMENT
“Paviliun tidak lagi menonjolkan sosok individu sebagaimana partisipasi kami sebelumnya, melainkan merupakan akumulasi dari buah pikir banyak kepala di dalam satu kelompok kerja yang bernegosiasi di tengah kebhinekaan,” jelas Triawan Munaf di hadapan para undangan yang berasal dari berbagai negara.
Suasana peresmian Paviliun Indonesia 'Lost Verses' di Venice Biennale 2019. Foto: Dok. Bekraf
Tema 'Akal Tak Sekali Datang, Runding Tak Sekali Tiba' berasal dari peribahasa asal Minang yang diadaptasi tim artistik menjadi serangkaian instalasi. Instalasi tersebut terdiri dari lima komponen karya, yakni 'Meja Runding', 'Buaian', 'Susunan Kabinet', 'Ruang Merokok', dan 'Mesin Narasi'.
Lima komponen karya ini mengisi area seluas 500 m2 di Ruang 340, Isolotto, The Arsenale. Area tersebut merupakan bekas gudang persenjataan tertua di Venesia.
Nantinya, para pengunjung Paviliun Indonesia dapat menikmati karya layaknya permainan atau labirin pemikiran melalui obyek-obyek yang ditampilkan, representasi tim artistik akan representasi makna menjadi Indonesia, dan persilangannya dengan seni rupa kontemporer dunia.
ADVERTISEMENT
Hal ini selaras dengan tema besar Venice Biennale 2019, yaitu 'May You Live in Interesting Time'.
Suasana peresmian Paviliun Indonesia 'Lost Verses' di Venice Biennale 2019. Foto: Dok. Bekraf
Selain itu, kehadiran Paviliun Indonesia ini merupakan satu dari ragam bentuk upaya Bekraf untuk mendorong keberlangsungan ekosistem ekonomi kreatif, salah satunya subsektor seni rupa di Indonesia.
Selain itu, adanya Paviliun Indonesia ini juga sejalan dengan spirit diplomasi Indonesia dengan Italia yang memasuki usia ke-70.
“Paviliun Indonesia ini tidak hanya hadir sebagai ekspresi untuk membicarakan respons terhadap keadaan di masyarakat, melainkan sebuah ruang dialog antarbangsa di tengah kondisi global saat ini,” ucap Triawan.
Paviliun Indonesia di Venice Biennale 2019 ini digelar oleh Bekraf bersama Yayasan Design+Art Indonesia. Paviliun Indonesia terbuka untuk publik mulai 11 Mei hingga 24 November mendatang. Kabar terbaru dari Venice Biennale 2019, Italia.
ADVERTISEMENT