Pengakuan Polo soal Pesta Narkoba di Lapas: Saya Pakai Tiap Hari

14 September 2018 11:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelawak Polo di kawasan Tendean, Jakarta Selatan (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Pelawak Polo di kawasan Tendean, Jakarta Selatan (Foto: Munady Widjaja)
ADVERTISEMENT
Berita soal pesta narkoba di dalam penjara kini tengah menjadi sorotan. Najwa Shihab melalui tayangan 'Mata Najwa' membongkar bisnis haram, termasuk pesta narkoba yang terjadi di dalam Rutan Salemba.
ADVERTISEMENT
Hal ini rupanya membuat salah satu pelawak, Polo, yang juga merupakan mantan napi buka suara dan menceritakan pengalamannya saat menjalani hukuman di Lapas Cipinang. Dalam acara 'Pagi-pagi Pasti Happy' Polo membenarkan kalau ada kegiatan pesta narkoba dan dugem di dalam penjara. Ia juga mengungkapkan kalau dirinya masih memakai narkoba saat di dalam.
"Ini tanpa menyudutkan siapapun ya. Saya hanya cerita pengalaman saya. Iya, saya (waktu itu) masih pakai (narkoba) setiap hari. Wong saya punya duit. Kalau duit kan bisa dibawa sama kita. Cuma konsekuensinya tinggi kalau ketangkap di dalam," ungkap Polo dalam tayangan tersebut, Jumat (14/9).
"Kalau di Cipinang kegiatan membuat narkoba enggak ada, tapi pesta narkoba dan dugem ada. Masalahnya gini, orang itu ketika tersudut dan kepepet justru kreativitasnya muncul jadi yang di dalam LP pada kreatif dan tempat dugem itu diperuntukkan untuk siapa saja yang mau," tambahnya.
Lapas Cipinang  (Foto: Google Maps)
zoom-in-whitePerbesar
Lapas Cipinang (Foto: Google Maps)
"Iya, dulu di Rutan Pondok Bambu juga ada tapi bukan dugem. Kayak dengerin musik gitu, soalnya kan pada stres jadi buat menenangkan diri," timpal Nikita Mirzani sebagai host, yang juga pernah dibui.
ADVERTISEMENT
Namun, menurut Polo, untuk pesta narkoba itu tidak dilakukan di ruangan yang sama untuk dugem. Justru katanya ada ruangan khusus, tempat berlangsungnya pesta narkoba.
"Ada ruangan khusus berjeruji. Orang lewat juga bisa lihat. Tapi ya gitu kan masing-masing orang punya sikap sendiri ya. Bukan cuek sih, tapi mereka mikir 'kita aja punya masalah, ngapain urus masalah orang'," beber Polo.
Pelawak berusia 51 tahun ini menjelaskan kalau dulu, saat ia menjalani hukuman, bangunan Lapas Cipinang belum seperti sekarang. Lapas masih berupa blok-blok. Sementara sekarang sudah diperketat dengan pengamanan sekuriti maksimal. Hanya saja di beberapa LP memang diakui Polo masih memiliki petugas yang terbatas.
Polo, saat ditemui awak media di Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Jumat (14/9/2018) (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Polo, saat ditemui awak media di Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Jumat (14/9/2018) (Foto: Munady Widjaja)
"Dengan penjaga kurang 100 orang dan harus menjaga lebih dari empat ribu. Jadi itu (pesta narkoba) bisa terjadi karena keterbatasan keamanan juga," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Namun, Polo tak memungkiri kalau hal ini bisa terjadi juga karena ada oknum-oknum yang memanfaatkan kesempatan itu. Hanya saja ia tak mau menyebut oknum napi atau sipir penjara yang melakukan hal tersebut.
"Di banyak hal orang harus jadi jatuh dan lemah. Tapi kita jangan bicara sipir atau petugas, ini oknum. Narkoba kan enggak jalan sendiri, itu dia ada oknumnya," ungkapnya kembali.
Polo, saat ditemui awak media di Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Jumat (14/9/2018) (Foto: Munady Widjaja)
zoom-in-whitePerbesar
Polo, saat ditemui awak media di Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Jumat (14/9/2018) (Foto: Munady Widjaja)
Saat disinggung mengenai apakah Kepala Lapas tidak mengetahui kegiatan pesta narkoba tersebut, Polo menduga informasi tersebut tidak sampai di telinga yang bersangkutan. Bahkan, Polo juga menduga banyak oknum yang selalu membocorkan aksi sidak yang dilakukan di dalam Lapas.
"Dalam lapas kan sering sidak HP dan senjata tajam, tapi ya kadang (informasi soal sidak) bocor," akunya.
ADVERTISEMENT
Lantas bagaimana kalau ada napi yang menolak untuk ikut berpesta narkoba?
"Kalau berani komitmen itu pilihan dengan konsekuensinya. Ya konsekuensinya, saat kita tidak mengikuti arus kita akan dikucilkan dan dibully. Jadi, biasanya kalau enggak mau dibully terpaksa ikut pesta narkoba," tutup Polo.