Prihatin Lihat Pedagang Terdampak PPKM, Tantri Kotak: Ada yang Bikin Saya Sesak

16 Juli 2021 8:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vokalis Kotak, Tantri saat menghadiri acara pemilihan bakat karaoke Superstar di Grand Indonesia, Jakarta, Selasa, (6/8). Foto: Ronny
zoom-in-whitePerbesar
Vokalis Kotak, Tantri saat menghadiri acara pemilihan bakat karaoke Superstar di Grand Indonesia, Jakarta, Selasa, (6/8). Foto: Ronny
ADVERTISEMENT
Tantri Syalindri Ichlasari alias Tantri Kotak prihatin terhadap nasib para pedagang, khususnya pedagang kaki lima, yang terdampak PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat. Terlebih, perempuan berusia 31 tahun itu pernah merasakan beratnya menjadi pedagang.
ADVERTISEMENT
Mengenai itu dibeberkan Tantri Kotak melalui unggahan Instagram. Ia awalnya berkisah mengenai keluarganya yang dulu menggantungkan hidup pada hasil berdagang.
"PPKM vs #RamaikanKQ5. Saya pernah ada di posisi mereka, dan saya tau sulit sekali rasanya, dulu waktu SMA, saya jualan p*p ice untuk bisa dapetin uang jajan tanpa minta orang tua, ibu saya jualan nasi uduk paginya siang ke sore jualan sayur. Itu setelah kondisi ayah saya yang kena struk ringan dan harus pensiun dini. Jadilah kami mencoba berdagang untuk bisa dapat uang minimal untuk harian," tulis Tantri Kotak di kolom caption unggahan, Kamis (15/7).
Tantri Kotak Band Foto: Munady
Lebih lanjut, diceritakan Tantri Kotak, saat telah sukses di kancah musik, ia sempat merintis bisnis kuliner. Namun, nyatanya berdagang tetap bukan perkara mudah, sekalipun untuk orang yang sudah punya nama besar dan modal cukup seperti dirinya.
ADVERTISEMENT
"Bagi sebagian orang pasti mikir amanlah artis pasti gampang jualannya, ya memang dari segi promo lebih dimudahkan tapi kan ga selalu ramai pasti ada saat sepinya, apalagi saya pernah merasakan di-complain tanpa sebab yang jelas. Akhirnya nasib depot harus saya tutup karena ga bisa handle dengan alasan kesibukan saya yang harus manggung keluar kota," tulisnya.
Tahu persis sulitnya berbisnis, Tantri Kotak pun tak bisa hanya diam melihat nasib para pedagang yang terdampak PPKM Darurat.
"Saya ngerasain banget susahnya jadi pedagang, pendapatan yang fluktuatif, buang makanan sisa kalau ga laku, dan pernah buntung daripada untung. Melihat kondisi saat ini yang berjuang untuk dapat upah harian tapi harus menutup dagangan mereka di jam malam, di mana banyak orang yang suka makan malam, rasanya kurang pas," tulis Tantri Kotak.
ADVERTISEMENT
"Saya jarang bersuara untuk hal ini, tapi saya tergelitik untuk mengungkapkan perasaan saya, yang salah bukan dagangannya, mereka berjuang mencari nafkah untuk keluarga, hanya tinggal mengedukasi orang yang beli tanpa harus makan di tempat mungkin lebih tepat dibanding harus menutup dagangan karena terlihat ada kerumunan. Take away, ojek online bisa membantu dagangan mereka bahkan tetap bisa membantu ekonomi para ojol," sambungnya.
Ada suatu kejadian yang membuat Tantri Kotak merasa sesak terkait hal ini. Kemarin malam, ia mengaku menyaksikan sendiri pedagang kaki lima terpaksa menutup dagangan lantaran adanya PPKM Darurat.
"Semalam jam 20.45 saya cari bubur ayam favorit, mereka tergesa-gesa mau nutup dagangannya padahal buburnya masih BANYAK BANGET! Ada kalimat yang bikin saya sesak, 'Maaf Mbak saya harus tutup takut diambil gerobaknya saya ga bisa jualan besok.' Duuhhhh!" tulisnya.
ADVERTISEMENT
"Semoga para aparat yang juga bekerja di lapangan untuk mendisiplinkan punya cara yang lebih elegan karena kita sama-sama berjuang. Semangat para pencari rezeki," pungkas Tantri Kotak.