Respons KPI Usai Disentil soal Aturan Pemakaian Masker di Talkshow dan Sinetron

15 Februari 2021 14:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deddy Corbuzier di Menara BCA Grand Indonesia, Jakarta, Kamis (7/11). 
 Foto:  Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Deddy Corbuzier di Menara BCA Grand Indonesia, Jakarta, Kamis (7/11). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Beberapa waktu lalu Deddy Corbuzier sempat menyentil Komisi Penyiaran (KPI) soal aturan para figur publik harus memakai masker pada saat tampil di televisi.
ADVERTISEMENT
Deddy Corbuzier mengungkapkan talkshow yang ia pandu sudah menjalani protokol kesehatan, seperti menjaga jarak dan tidak bersentuhan.
Deddy Corbuzier kemudian membandingkan soal aturan penggunaan masker bagi para figur publik saat tampil di talkshow dengan para artis yang terlibat dalam sinetron.
“Tapi, sinetron boleh tidak pakai masker, mantap. Apakah mungkin kalian berpikir bahwa protokol kesehatan mereka lebih baik dibandingkan kita? Saya enggak tahu. Atau protokolnya lebih mahal? Saya juga enggak tahu. Atau mungkin beda universe?” ucap pria 44 tahun ini.

Respons KPI Terkait Kebijakan Protokol Kesehatan di TV

Mengetahui banyaknya kritik serta masukan dari masyarakat, KPI pun memberikan respons. Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Agung Suprio, mengatakan kebijakan yang diambil KPI merupakan bentuk dukungan atas usaha pemerintah dalam menanggulangi pandemi di negeri ini.
ADVERTISEMENT
"Kebijakan KPI dalam melibatkan lembaga penyiaran dalam kampanye penanggulangan laju Covid-19 melalui penerapan protokol Kesehatan, sejak awal telah menuai pro dan kontra," ujarnya dalam keterangan resmi yang dimuat di situs KPI.
Ilustrasi KPI Foto: kumparan
Namun, Agung melanjutkan, KPI dan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 menyadari posisi lembaga penyiaran yang sangat vital sebagai media pencegahan. Pertama karena alasan jangkauan siaran televisi dan radio yang hampir ke seluruh wilayah Indonesia. Kedua, karena sosok figur publik yang menjadi pengisi acara di televisi dan radio.
"Satgas Covid-19 dan KPI sangat menyadari betul, popularitas dan kekuatan para pesohor pada para pengikutnya. Maka dari merekalah pesan protokol itu diharapkan dapat tersampaikan, sekaligus memberi contoh bagi publik atas ketaatan mereka mematuhi protokol kesehatan. KPI juga menyadari ada kesulitan yang dirasakan dalam implementasi kebijakan ini. Termasuk adanya kesan bias atas kebijakan tersebut pada program-program yang lain," beber Agung.
ADVERTISEMENT

Kata KPI Terkait Protokol Kesehatan di Sinetron

Di satu sisi, untuk produksi sinetron, KPI katanya telah meminta agar dilakukan penyesuaian dalam pembuatan adegan. Agung mengatakan ada otoritas satgas COVID-19 yang lebih memahami kondisi terkini dan darurat yang harus ditanggulangi.
"Penggunaan masker misalnya, adalah sebuah kebijakan yang didasari pada kajian dari Satgas Covid-19. Masker ini tidak dapat digantikan dengan hanya menggunakan face shield sebagai pelindung wajah belaka. Jika memang hendak mengenakan face shield, harus dilengkapi dengan pemakaian masker," tuturnya.
Ilustrasi masker kain. Foto: REUTERS/Andreas Gebert
Agung, menambahkan selain usaha mengurangi penyebaran virus pada lokasi pengambilan gambar, juga menjadi bentuk edukasi kepada publik untuk tetap disiplin mengenakan masker saat berinteraksi dengan orang lain.
"Saat pengetatan dan pembatasan sosial kembali ditingkatkan lewat aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tentu tidak ada alasan untuk mengendorkannya pada tampilan televisi," katanya.
ADVERTISEMENT
Agung menegaskan, KPI tentu sangat terbuka dengan adanya masukan dan kritik dari masyarakat ini. Termasuk juga tuntutan perlakuan yang adil pada seluruh program siaran di televisi dan radio.
“Kami menyadari, di tengah imbauan masyarakat untuk beraktivitas dari rumah, siaran televisi menjadi salah satu alternatif hiburan banyak dinikmati masyarakat. Tayangan berkualitas harus terjaga bahkan harus ditingkatkan dan terus meminimalisir kemungkinan dampak negatif yang timbul," ungkapnya.
Agung Suprio. Foto: Twitter/@suprioagung
"KPI juga terus mencari solusi terbaik dan adil untuk mengutamakan protokol kesehatan di televisi. Ketika tayangan TV terlihat mengabaikan protokol kesehatan tentu KPI dituding melakukan pembiaran, namun saat melakukan penegakan kebijakan protokol kesehatan KPI juga mendapatkan kritikan, tambahnya.
Sebagai lembaga yang merupakan representasi publik, tentunya KPI sangat siap dan menjadikan kritik sebagai masukan sambil mencari solusi yang baik.
ADVERTISEMENT
"KPI akan segera berkoordinasi dengan segenap pemangku kepentingan penyiaran serta Satgas Covid-19, untuk mengambil langkah paling baik,” pungkasnya.