news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sejumlah Universitas di Amerika Serikat Akan Gelar Nobar Film Liam dan Laila

19 Mei 2020 22:07 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Poster Screening Film Liam and Laila. 
 Foto: Dok: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Poster Screening Film Liam and Laila. Foto: Dok: Istimewa
ADVERTISEMENT
Pandemi virus corona yang melanda sejumlah kota di Amerika Serikat, tak menghalangi masyarakat untuk tetap mengenal seni budaya dari bangsa lain. Terutama bagi mahasiswa yang tertarik dengan seni budaya dari Indonesia.
ADVERTISEMENT
Yale University yang berada di Connecticut, Amerika Serikat, bekerja sama dengan Acha Productions dan Mahakarya Pictures, mempersembahkan Indonesia Digital Film Streaming Event (IDFSE).
Salah kegiatannya yaitu dengan memutar film bernuansa perbedaan budaya barat dan timur, Liam dan Laila, karya penulis dan sutradara Arief Malinmudo.
Konferensi Pers Film Liam dan Laila. Foto: Giovanni/kumparan
Rencananya, film Liam dan Laila akan diputar pada lebaran hari kedua pada 25 Mei mendatang, sekitar pukul 19.30 waktu bagian timur Amerika dan Canada, atau 26 Mei, pukul 06.30 Waktu Indonesia Barat.
Pemutaran film ini akan ditujukan kepada para mahasiswa Amerika di kampus-kampus seperti Yale University, University of Michigan, John Hopkins University, UCLA, Cornell University dan University of Hawaii.
Selain itu, ditujukan juga kepada Indonesianis serta Diaspora Indonesia yang tersebar di seluruh Amerika. Pemutaran akan dilakukan secara online dengan kapasitas terbatas.
ADVERTISEMENT
Setelah acara nonton bareng, akan diadakan diskusi dengan pemeran film Liam dan Laila, yaitu aktris Nirina Zubir, aktor asal Prancis Jonatan Cerrada, juga Sutradara dan Penulis Skenario Arief Malinmudo serta produser Dendi Reynando.
Bagi Senior Lecture Yale Council on Southeast Asian Studies, Indriyo Sukmono, film dan bahasa merupakan produk budaya yang mencerminkan nilai, norma, gagasan, pandangan, pesan, perilaku, sikap, adat dan masyarakat.
"Lalu, tujuan pemutaran film ini untuk memberikan visualisasi yang dapat membangkitkan keingintahuan mahasiswa Amerika, dengan mendalami keanekaragaman Indonesia ," jelas Indriyo dalam keterangan yang diterima kumparan, Selasa (19/5).
Sementara itu, Eksekutif Produser sekaligus CEO Mahakarya Pictures, Dendi Reynando, sangat mengapresiasi rencana pemutaran film tersebut.
Menurutnya, film Liam dan Laila dapat menjadi jembatan untuk mengetahui lebih detail tentang budaya Minangkabau.
ADVERTISEMENT
"Selain itu, cerita dalam film ini banyak terjadi di belahan bumi manapun. Semoga bisa membawa Inspirasi positif buat mahasiswa di Yale University dan kampus-kampus lain yang ikut menyaksikan," kata Dendi Reynando.
Sedangkan Arief Malimundo selaku sutradara dan penulis skenario mengaku bangga, karyanya bisa ditonton oleh akademisi yang berada di Amerika Serikat.
"Jika film kami sebelumnya banyak dijadikan kajian pada skripsi, tesis dan jurnal, kali ini oleh teman-teman mahasiswa di Amerika dari beragam disiplin ilmu. Tentu ini akan menambah pengetahuan baru bagi saya berdiskusi dan mendengar pandangan langsung dari teman-teman baru," ungkap Arief Malinmudo.
Film produksi Mahakarya Pictures ini bercerita tentang kisah percintaan antara Liam dari Prancis, dan Laila dari Sumatera Barat, yang terbentur oleh norma-norma agama dan adat tradisi Minangkabau.
ADVERTISEMENT
Film Liam dan Laila juga menampilkan perilaku masyarakat Indonesia yang tetap mempertahankan nilai-nilai tradisi leluhur, dari generasi ke generasi di tengah arus kehidupan digital dan modernisasi.
Program Indonesia Digital Film Streaming Event (IDFSE) ini, didukung oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) New York, Consortium For The Teaching of Indonesian (COTI), Fullbright Language Teaching Assistant (FLTA) dan Southeast Asia Studies (SEA) Yale University.