Syuting Pengabdi Setan 2 Dilakukan di Rusun yang Tak Dihuni 15 Tahun

17 Juni 2022 8:31 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Joko Anwar umumkan tanggal rilis film Pengabdi Setan 2: Communion di bioskop. Foto: Instagram/@jokoanwar
zoom-in-whitePerbesar
Joko Anwar umumkan tanggal rilis film Pengabdi Setan 2: Communion di bioskop. Foto: Instagram/@jokoanwar
ADVERTISEMENT
Film Pengabdi Setan 2: Communion berlatar di sebuah rumah susun (rusun). Joko Anwar selaku sutradara mengatakan pemilihan rusun sebagai latar karena ada kaitannya dengan film Pengabdi Setan yang pertama.
ADVERTISEMENT
“Di Pengabdi Setan pertama mereka, kan, lari dari rumah dan pergi ke rumah susun," kata Joko Anwar dalam konferensi pers di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (16/6).
Ketika memutuskan untuk menggarap film Pengabdi Setan 2: Communion, Joko Anwar memikirkan tantangan yang akan mereka dapatkan. Karena itu, ia berusaha mengeksplorasi banyak hal, termasuk menawarkan terobosan baru dari segi cerita.
“Makanya, akhirnya kita gunain rumah susun yang kita eksplorasi ke berbagai hal, termasuk estetikanya dan art di lapangan," tutur Joko
Konferensi pers Pengabdi Setan 2: Communion. Foto: Alexander Vito Edward Kukuh/kumparan

Syuting Film Pengabdi Setan 2: Communion Dilakukan di Rusun yang Terbengkalai Belasan Tahun

Tara Basro, yang kembali memerankan tokoh Rini, mengatakan bahwa set rusun membuat suasana syuting Pengabdi Setan 2: Communion berbeda dari film pertama. Ia pun membeberkan fakta menarik mengenai rusun yang menjadi lokasi syuting film itu.
ADVERTISEMENT
"Kami syuting di rumah susun yang sudah tidak ditinggalin selama 15 tahun. Kita sampai set itu kayak, 'Ini beneran syuting di sini? 'Ternyata bener," ucap Tara.
Lantas, seperti apa keseruan syuting di rumah susun tersebut? Apakah menurut Tara lokasi syuting kali ini lebih menantang?
"Di rusun ini banyak yang bisa di eksplor. Soalnya, kayaknya, tuh, ada setan di mana-mana gitu," ujarnya seraya tertawa.
Adegan dalam film Pengabdi Setan 2: Communion. Foto: YouTube/Rapi Films
Joko menambahkan, pihaknya cukup kesulitan untuk menemukan rusun yang layak digunakan sebagai lokasi syuting film Pengabdi Setan 2: Communion. Mereka melakukan pencarian selama empat bulan. Untuk menemukan lokasi yang sesuai keinginan, mereka keliling Jakarta hingga pergi ke Bandung.
“Karena memang sulit mencari lokasi. Karena kita tidak cari lokasi yang biasa. Buat kita lokasi syuting ini juga karakter. Jadi, saat mencari itu kita kayak audisi pemain," kata Joko.
ADVERTISEMENT
Karena kesulitan mencari lokasi, Joko akhirnya meminta bantuan kepada para pengikutnya di media sosial. Mereka dimintai tolong untuk mencarikan lokasi syuting film Pengabdi Setan 2: Communion. Akhirnya, ada satu pengikutnya yang menemukan lokasi yang sesuai.
Joko memberikan apresiasi kepada pengikutnya tersebut dengan cara memasukkan namanya di bagian kredit film. “Di credits juga dia kita kasih special thanks,” ucapnya.
Film Pengabdi Setan 2: Communion. Foto: Instagram/@jokoanwar
Setelah itu, Joko mendatangi rusun yang direkomendasikan oleh salah satu pengikutnya tersebut. Sebelum memulai proses syuting, ia melakukan asesmen untuk mengetahui apakah rusun itu layak digunakan atau tidak. “Ternyata memungkinkan [untuk dipakai syuting], dan kita langsung bangun set,” tuturnya.
Joko menyatakan aura di rusun tersebut sangat sesuai dengan suasana yang ingin ia bangun di film Pengabdi Setan 2: Communion. Ia mengungkapkan ada satu lantai di rusun tersebut yang tidak boleh dimasuki oleh orang.
ADVERTISEMENT
“Tempat itu sudah rusun pengabdi setan banget. Ada tempat yang kata penjaga jangan dimasukin di lantai 7, itu terlarang. Pernah ada yang masuk dan sesuatu yang tak diinginkan terjadi. Tapi, kita enggak mau ceritain itu biar enggak kontroversi," ujar Joko.
Film Pengabdi Setan 2: Communion akan tayang di bioskop pada 4 Agustus 2022. Selain Tara Basro, film ini dibintangi oleh Bront Palarae, Endy Arfian, Nasar Anuz, Ratu Felisha, Jourdy Pranata, dan Muzakki Ramdhan.
Pengabdi Setan 2: Communion diproduseri oleh Sunil Samtani, Gope T. Samtani, dan Tia Hasibuan. Ical Tanjung menjadi sinematografer. Untuk musik dalam film itu digarap oleh Aghi Narottama, Bemby Gusti, dan Tony Merle.