Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya
Toko Ibunya Tutup Imbas Pandemi, Ernest Prakasa Sedih Sekaligus Lega
ADVERTISEMENT
Setelah 36 tahun beroperasi, toko milik ibu Ernest Prakasa harus tutup imbas pandemi COVID-19. Kabar ini disampaikan oleh Ernest dalam unggahan di akun Instagramnya.
ADVERTISEMENT
Ernest Prakasa mengatakan penutupan toko milik ibunya tentu menjadi kabar yang menyedihkan. Namun di sisi lain, dia merasa lega.
“Ini menyedihkan, tapi di satu sisi kayak lega, kayak terbebas. Gue selalu berusaha untuk melihat dari sisi positif. Kalau enggak ada COVID, mungkin nyokap gue belum akan bisa terbebas dari toko ini,” kata Ernest Prakasa , Selasa (14/9).
“Ini, kan terbebasnya terpaksa. Tokonya sepi juga anyway, mau ngapain,” lanjut Ernest.
Ernest mengatakan, selama bertahun-tahun mengurus toko, ibundanya jarang sekali bisa menikmati liburan.
Ibundanya, kata pria 39 tahun itu, hanya bisa libur pada hari Minggu, dan baru bisa merasakan liburan yang sesungguhnya ketika Lebaran.
Ernest menuturkan karyawan dan sebagian besar pelanggan toko ibundanya tentu mudik ke kampung halaman masing-masing pada saat Lebaran.
ADVERTISEMENT
“Jadi, buka toko percuma karena sepi, kan. Itulah masanya nyokap gue bisa liburan. Di satu sisi, toko ini jadi yang menafkahi keluarga, di sisi lain ini jadi sesuatu yang menyandera, terutama buat nyokap gue,” tutur Ernest.
Selama mengurusi toko, Ernest menyatakan, ibundanya jarang menikmati waktu istirahat. Ibundanya, kata Ernest, memulai harinya dari pagi hari sekitar pukul enam.
“Toko itu sudah bikin nyokap gue jadi benar-benar enggak bisa ke mana-mana, enggak bisa istirahat, enggak bisa bangun siang,” ucap Ernest.
Setelah toko tutup, Ernest mengatakan, ibundanya bisa menikmati waktu untuk istirahat maupun liburan tanpa menunggu hingga Lebaran.
“Jadi, ya sudahlah, sekarang bisa bangun siang. Kalau sudah enggak pandemi bisa liburan,” ujar Ernest.
ADVERTISEMENT
Ernest Prakasa Ungkap Alasan Ibunya Tidak Beralih Jualan secara Online Setelah Toko Tutup
Ernest mengungkapkan sempat ada yang menanyakan mengapa ibunya tidak beralih jualan secara online. Menurut dia, bukanlah sesuatu yang mudah untuk mengubah kebiasaan.
Hal itu, kata Ernest, tidak hanya berlaku bagi ibunya. Ia juga merasakan kondisi serupa.
“Lo bayangin, nyokap gue sudah umur berapa. Adaptasi kebiasaan baru enggak gampanglah. Orang makin berumur susah beradaptasi sama hal baru. Gue saja sudah susah adaptasi sama socmed baru, musik baru,” ucap Ernest.
Ernest juga menyampaikan terima kasih kepada orang-orang yang sudah memberikan dukungan pada ibunya dan karyawan toko.
Ernest mengatakan banyak yang menawarkan pekerjaan untuk karyawan toko ibundanya. Namun, menurut dia, mereka memilih untuk kembali ke kampung halaman masing-masing.
ADVERTISEMENT
“Mereka sebagian besar ingin mudik, pulang kampung, bertani, buka warung,” ujar Ernest.
Selain itu, Ernest juga memberikan dukungan kepada orang-orang yang berdagang dan memiliki toko. Tentu kondisi saat ini tidak mudah bagi mereka.
Oleh karena itu, Ernest berharap pandemi COVID-19 bisa segera berlalu. “Mari optimis,” kata Ernest.