Transformasi Coldplay Sejak Era '90-an Hingga Kini

1 Maret 2019 16:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Before and After: Coldplay Foto: Instagram
zoom-in-whitePerbesar
Before and After: Coldplay Foto: Instagram
ADVERTISEMENT
Coldplay adalah musisi era '90-an asal Inggris yang bisa membuktikan eksistensinya hingga kini. Mereka bak bunglon, bahkan menyatu dengan baik dengan industri musik.
ADVERTISEMENT
Mari melihat perjalanan karier Coldplay sejak awal hingga kini. Lihat pula transformasi para personelnya, Chris Martin, Jonny Buckland, Guy Berryman, dan Will Champion.
1. Era '90-an
Empat sahabat yang berkuliah di University College London, Inggris, yakni Chris Martin (vokal), Jonny Buckland (gitar), Guy Berryman (bas gitar), dan Will Champion (drum), mulai sering bermusik bersama sejak 1996. Mereka pun terus berganti nama, mulai dari Pectoralz hingga Starfish, sebelum akhirnya memutuskan untuk mengenakan nama Coldplay pada 1997.
Satu tahum berselang, Coldplay merilis single 'Ode to Deodorant' (1998) dan dua EP, 'Safety' (1998) dan 'The Blue Room' (1999). Mereka bergabung dengan label Parlophone setelah meluncurkan 'The Blue Room'. Setahun kemudian, Colplay merilis album 'Parachutes', yakni pada tahun 2000.
ADVERTISEMENT
Penampilan Coldplay di awal karier jauh berbeda dari saat ini. Kala itu, Chris Martin terlihat masih sangat kurus dan rambut keritingnya dibiarkan panjang mengembang.
Will Champion dan Jonny Buckland yang kini botak dan berjanggut dahulu masih memiliki rambut. Hanya Guy Berryman saja yang sepertinya tidak pernah berubah dan terus terlihat kurus dengan rambut hitam yang dipangkas pendek.
2. Album perdana dan Grammy
Coldplay 2002. Foto: Instagram/@coldplay_fansunite
Coldplay memperoleh ketenaran lewat album 'Parachutes'. Single 'Yellow' adalah single yang paling populer dan hingga saat ini masih sering diputar di berbagai media.
Berkat album tersebut, Coldplay langsung memperoleh tiga nominasi di Grammy Awards 2002 dan mereka pun memenangkan salah satunya, yakni 'Best Alternative Music Album'.
Setelah menang Grammy, Coldplay langsung menelurkan album 'A Rush of Blood to the Head' dengan hit singles seperti 'Clocks', 'The Scientist', dan 'In My Place'. Lagi-lagi, mereka memenangkan Grammy Awards berupa penghargaan 'Best Alternative Album' dan 'Best Rock Performance by a Duo or Group with Vocal'.
Coldplay 2003. Foto: Instagram/@coldplayismagic
Ketika baru menelurkan album, gaya penampilan para personel Coldplay masih sama seperti era 90an. Namun, Chris Martin sempat cukur botak pada 2003 dan para personel lain pun terlihat memendekkan rambutnya.
ADVERTISEMENT
3. Viva la Vida
Coldplay 'Viva la Vida or Death and His Friends'. Foto: Instagram/@42ndcoldplayer
Pada 2005, Coldplay merilis album 'X&Y' dengan hit single 'Fix You'. Meski lagu itu masih terkenal hingga kini, Coldplay kala itu tak berhasil menang Grammy Awards meski memperoleh lima nominasi.
Seolah ingin berprestasi lagi, Coldplay membuat album terkonsep yang bertajuk 'Viva la Vida or Death and His Friends' pada 2008. Musik Coldplay semakin kaya warna dengan memadukan pop rock dengan nuansa-nuansa baroque era '60-an.
Bukan cuma musik, Coldplay pun mulai memperhatikan gaya berpakaian. Chris Martin kala itu kerap mengenakan jaket yang diberi patch warna-warni, Jonny Buckland selalu tampil mengenakan topi, Guy Berryman terlihat macho dengan rambut pendek serta janggut hitam, dan Will Champion memangkas habis rambutnya.
ADVERTISEMENT
Coldplay juga berinovasi kala membuat video klip 'Life in Technicolor', salah satu single di album 'Viva la Vida or Death and His Friends'. Video klip itu membuat Coldplay didaulat sebagai salah satu grup musik Inggris yang punya sensibilitas tinggi terhadap karya visual.
4. Memasuki era 2010-an
Coldplay era 2010an. Foto: Instagram/@coldplay_fansunite
Memasuki era 2010-an, para personel Coldplay yang mulai menua seolah tidak mau dikalahkan oleh musisi-musisi muda. Chris, Jonny, Guy, dan Will nampak tidak ragu untuk mengenakan kostum penuh warna kala mempromosikan album 'Mylo Xyloto' (2011).
Selang tiga tahun, Coldplay juga memperbaharui musik mereka dan berkolaborasi dengan mendiang Avicii dalam menggarap album 'Ghost Stories'. Album ini terasa sangat kekinian dengan perpaduan pop rock Coldplay dan EDM khas Avicii. Meski demikian, album ini disebut-sebut sebagai album tergalau Coldplay.
ADVERTISEMENT
Meski pada mulanya banyak fans tidak suka dengan perubahan Coldplay di album 'Ghost Stories', lagu-lagu di album itu seperti 'A Sky Full of Stars' dan 'Magic' masih terus populer hingga kini. Artinya, perubahan drastis di musik Coldplay bisa diterima dengan baik oleh kaum milenial.
5. Penampilan saat ini
Coldplay Foto: Facebook @coldplay
Pada 2015, Coldplay menelurkan album 'A Head Full of Dreams'. Mereka pun mulai semakin senang bereksperimen dengan teknologi, baik untuk menggarap musik atau video klip.
Salah satu single di album itu, 'Advanture of a Lifetime', bahkan digarap secara serius menggunakan CGI. Para personel Coldplay yang tampan diubah menjadi simpanse.
Coldplay video clip 'Advanture of a Lifetime'. Foto: Youtube/Coldplay
Meski belum menelurkan album baru, nama Coldplay terus populer di era milenial. Meski kerap tampil dengan busana santai di atas panggung, para personel Coldplay membuktikan bahwa mereka tidak ketinggalan zaman.
ADVERTISEMENT